MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Paslon Abah Anton – Dimyati (ABADI) menegaskan jika pihaknya terpilih kembali menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, bakal mengabdikan diri sepenuhnya menjadi pelayan masyarakat. Abah Anton bahkan menegaskan, bahwa menjadi seorang Wali Kota, tidak cukup hanya sekadar bekerja saja.
Sebab jika orientasinya hanya bekerja, maka ada batasan batasan tertentu seperti lazimnya orang bekerja. Sementara, Abah Anton menegaskan, dirinya bakal mengabdi sepenuhnya untuk keperluan masyarakat. Semua potensi dan kelebihan yang ia miliki bakal dicurahkan sepenuhnya kepada masyarakat.
“Saya ingin mengembalikan, bahwa saya ingin katakan Walikota itu bukan untuk mencari pekerjaan. Ini adalah benar-benar pengabdian kepada masyarakat. Karena apa? roh pada walikota adalah pelayan, bukan raja,” tegas Abah Anton kepada Malang Posco Media, Selasa (1/10).
Ia pun menegaskan bahwa dirinya tidak ada sedikitpun mempunyai ambisi memperkaya diri jika menjadi walikota. Ia yang berlatar belakang pengusaha ini merasa sudah cukup dari segi keduniawian dan kini hanya memenuhi dorongan dan harapan dari masyarakat yang dipercayakan kepadanya.
Jika orientasinya memperkaya diri, waktu lima tahun tidak sebanding dengan apa yang ia lakukan. Oleh karenanya, berkali kali ia sampaikan, dirinya maju dalam Pilkada ini hanya semata mengedepankan kepentingan yang lebih besar, karena didorong oleh tokoh masyarakat, ulama, dan masyarakat
“Secara logika hitung-hitungan bisnis, males. Coba kita lihat berapa gaji walikota? hanya Rp 6,2 juta. Bisa tidak untuk menutupi? listrik saya saja diatas Rp 20 juta perbulan,” sebutnya.
Ia pun bersyukur, pasangan yang ia pilih menjadi Calon Wakil Wali Kota Malang juga berlatar belakang pengusaha. Dari segi keduniaan, ia yakin sudah selesai dan tinggal memikirkan kepentingan yang lebih luas, yakni menjadi pelayan masyarakat.
“Urusan duniawi sudah selesai, waktunya untuk melayani masyarakat, membangun Kota Malang. Jadi sudah bukan waktunya melangit, tapi waktunya membumi. Karena kami merasa sebagai Arema Asli yang diberikan rejeki dan kami ingin mengabdikan yang kami punya untuk rakyat Malang,” tuturnya.
Sementara itu, di sisi lain, terungkap fakta yang belum banyak orang tahu bahwa Abah Anton ketika menjabat menjadi Wali Kota Malang dulu ternyata tidak pernah mengambil gajinya. Justru, gajinya tersebut, dirupakan menjadi sembako dan dibagikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Otomatis, ini membuktikan ucapannya yang benar benar ingin menjadi pelayan masyarakat. Hal tersebut, disaksikan oleh Imam Rofi’i, salah satu orang yang pernah menjadi sekpri Abah Anton dan memegang rekening Abah Anton. Gaji yang diterima Abah Anton dibiarkan menumpuk hingga ratusan juta, hingga dirinya pun proaktif menanyakan kepada Abah Anton.
“Tiap bulan tidak pernah ditanyakan oleh beliau, akan tetapi kami selalu pro aktif ketika gaji sudah di atas seratus juta baru kami sampaikan ke abah. Bagaimana bah gaji dicairkan kah? Beliau menjawab; ok cairkan saja sampean belikan sembako untuk keperluan santunan anak yatim. Itulah yang saya ketahui selama lima tahun saat kami mendampinginya,” beber Imam. (ian/jon)