spot_img
Wednesday, February 5, 2025
spot_img

Ada Misi Sosial, Punya Gaya Unik Make Over Orang Random Kenalkan Buah Tangannya

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Claudino Dasilva,
Berinovasi Melalui Jaket Batik

Dari sebuah ide warisan  budaya modern, membawa produksi batik go international. Claudino Dasilva, yang akrab disapa Dino itu, membuktikan bahwa dari batik ia bisa mengenalkan batik ke kalangan lebih luas hingga memberdayakan ibu-ibu eks pekerja garmen di Singosari Kabupaten Malang.

MALANG POSCO MEDIA – Melalui sentuhan inovasi, Dino menciptakan jaket batik modern yang tak hanya digemari di Indonesia. Namun  juga merambah pasar internasional. Pria 33 tahun itu, menghabiskan banyak pengalaman dan pendidikan dasarnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebelum menyelesaikan studi di Universitas Brawijaya, Malang, pada 2015.

-Advertisement-

“Awalnya, jadi reseller (baju batik) saja. Kemudian mulai bekerjasama dengan pengrajin kain batik dan awalnya itu cuma satu pekerja saja untuk menjahit. Kemudian mulai membuat jaket sekitar tahun 2022,” terangnya.

Awal ia memproduksi batik, sempat berulang kali menghadapi tantangan. Mulai penempatan motif sering kali kurang menarik, terutama di bagian lengan dan badan. “Tapi kami terus belajar dan bereksperimen untuk menciptakan desain yang lebih elegan dan premium,” ungkap Dino.

Ide sederhana yang mengubah batik dari sekadar kemeja formal, menjadi sebuah ide brilian. Produknya membuat jaket modern yang fleksibel dan menarik perhatian lintas generasi.

Dia memperkenalkan jaket bomber batik dengan motif-motif eksklusif. Produknya terbatas hanya 50 hingga 250 potong per desain, menjadikannya produk yang premium dan bernilai tinggi di mata pelanggan.

Luar biasanya, produksi dilakukan secara mandiri di Singosari. Melibatkan pengrajin lokal, yang merupakan mantan karyawan pabrik garmen di Malang yang menutup pabriknya.

“Jadi awalnya hanya satu orang yang kenal. Karena permintaan terus bertambah, akhirnya semakin banyak perempuan yang tenaganya terserap. Bahkan kini kapasitas produksi bisa mencapai 12 buah jaket, setiap harinya atau sebulan bisa sekitar 300 buah,” lanjut Dino.

Ia tetap menjaga kualitas produksi dengan bekerja sama erat bersama para penjahit dan kepala produksi, yang kebanyakan adalah ibu-ibu yang sebelumnya terkena PHK.

“Kami ingin memberdayakan mereka agar tetap produktif dan mandiri,” ujarnya.

Selain memenuhi kebutuhan domestik, jaket batik karya alumnus SMPN 4 Kupang Timur ini juga telah melanglang buana ke luar negeri. Mulai dari Polandia, Malaysia, Jepang, Korea dan Singapura.

Hingga kini, lebih dari 100 motif berbeda telah diekspor. Tak sedikit dari pelanggan juga meminta desain berbeda atau bahan kain batik yang dibawanya sendiri. Hasil karyanya juga terpajang pada House of Dasilva yang berada di Jalan Simpang Teluk Grajakan 3 Kota Malang.

“Jadi banyak permintaan dengan sistem custom, untuk dijadikan seperti produk jaket batik kami. Kemudian ada juga yang pesan produk kami, dan menginformasikan kalau dia merencanakan untuk diberikan kepada Jay Idzes, pesepakbola Timnas Indonesia,” sebutnya.

Dino dan timnya tidak hanya menjual produk, mereka juga membawa misi sosial melalui teknik pemasaran yang unik. Pada pertengahan 2024, ia memperkenalkan program Make Over.

Melalui program ini, mereka mendandani tukang becak, petugas kebersihan, dan pensiunan sopir truk dengan jaket batik, lengkap dengan makeover rambut dan gaya.

“Kami ingin menunjukkan bahwa siapa saja bisa tampil keren dengan batik. Salah satu video make over kami bahkan mendapat enam juta views di Instagram,” kata Dino dengan bangga.

Dino percaya bahwa jaket batik bukan sekadar produk mode, tetapi juga simbol budaya yang bisa diterima masyarakat luas, dari pasar lokal hingga internasional. Dengan desain khas seperti Mandala, Phoenix, dan Caraka, Dino terus berusaha mempertahankan keaslian sekaligus memperbarui gaya agar tetap relevan.

“Batik punya potensi besar untuk berkembang, apalagi jika dikemas dengan cara yang tepat. Kami ingin membawa jaket batik ke lebih banyak negara dan membuatnya menjadi ikon mode Indonesia,” kata Dino.

Dari inovasi hingga misi sosial, Claudino Dasilva membuktikan bahwa batik adalah warisan budaya yang hidup dan dinamis, siap menyapa dunia dengan wajah baru. (rex/van)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img