Malang Posco Media, SURABAYA – Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemprov Jatim dipastikan akan berkurang Rp 4,2 triliun dari target penerimaan PAD Tahun 2024. Sebaliknya, penerimaan PAD kabupaten/kota justru akan mengalami kenaikan Rp 4,2 triliun.
Hal di atas diungkapkan Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono saat membuka Rapat Pembahasan Sinergitas Pemungutan Pajak Daerah dan Opsen Pajak antara Pemprov Jatim dan Pemerintah kota/kabupaten di Hotel Shangrila Surabaya, Jumat (3/5).
Meski PAD Pemprov berkurang, kita bersyukur karena PAD kota dan kabupaten se-Jatim juga akan meningkat sebesar Rp 4,2 triliun di tahun 2025,” kata Adhy
Dikatakan Adhy, turunnya penerimaan PAD Jatim terjadi karena adanya pemberlakuan opsi perubahan komposisi penerimaan dari pajak kendaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).
Selama ini Pemprov Jatim menerima 66 persen dan kabupaten/kota hanya 34 persen dari PKB dan BBNKB. Tetapi, mulai 5 Januari 2025 komposisinya akan berbalik. Pemprov Jatim hanya menerima 34 persen dan 66 persen kabupaten/kota.
Digelar selama dua hari penuh, rapat ini juga secara khusus dihadiri oleh Plh. Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Horas Maurits Panjaitan, Pj. Sekdaprov Bobby Soemiarsono, serta jajaran BPKAD dan beberapa Sekda kota/kabupaten se-Jatim.
Menurut Adhy, rapat ini cukup penting karena membahas tentang rencana pemberlakuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (HKPD). Yang mana dampaknya signifikan terhadap kondisi fiskal pemprov Jatim di tahun 2025.
“Jadi pada kesempatan ini, mari kita songsong UU nomor 1 tahun 2022 ini yang akan berlaku pada 5 Januari 2025 mendatang,” tambahnya.
Dengan adanya dampak tersebut, maka Adhy secara khusus mendorong seluruh pihak untuk berupaya keras meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Terlebih, Jatim memiliki potensi yang tinggi dalam meningkatkan PAD.
Adanya aset dan BUMD yang sehat, dinilai dapat menjadi katalisator peningkatan PAD bila dikelola dengan baik.
“Selain pajak, sebetulnya kita punya potensi agar PAD kita bisa ditingkatkan lagi. BUMD kita dapat dijadikan alat untuk mencapai itu,” katanya.
“BUMD di Jatim banyak, kita bisa lihat Bank Jatim berhasil membukukan laba sebesar Rp 420 miliar untuk pendapatan. Nah ini yang harus kita dorong, agar bisa tembus Rp 1 triliun,” tambahnya. (has)