MALANG POSCO MEDIA- Ribuan warga Desa Oro-Oro Ombo Kecamatan Batu Kota Batu tumplek blek di sepanjang Jalan Raya Oro-Oro Ombo, Rabu (12/7) kemarin. Mereka saling berjubel meramaikan dan melihat langsung Pawai Budaya dalam rangka Bersih Desa ke 110 tahun.
Dengan mengusung tema “Budaya Nusantara” tiap perwakilan RW ikut andil dalam kegiatan tersebut. Para peserta mengenakan baju adat dari berbagai daerah, mempersembahkan berbagai tari kreasi, mengarak hasil bumi dan juga hasil kreasi replika berbentuk binatang.
Pawai Budaya dalam rangka bersih desa Oro-Oro Ombo yang ke 110 tahun tersebut diikuti sekitar 1.000 orang peserta. Mereka terdiri dari pegawai Desa Oro-Oro Ombo, kelembagaan, beberapa sekolah dan 13 Rukun Warga (RW) yang ada di desa Oro-Oro Ombo.
“Melalui karnaval ini kami ingin mengangkat dan mengembangkan potensi lokal yang ada di Desa Oro-Oro Ombo. Mulai dari kesenian dan budaya yang berbasis kearifan lokal yang ada di Desa Oro-Oro Ombo,” ujar Kepala Desa Oro-Oro Ombo, Wiweko kepada Malang Posco Media.
Selain itu, pawai budaya diharapkan menjadi komitmen bersama dalam memajukan kebudayaan di Kota Batu, khususnya di Desa Oro-Oro Ombo. Sehingga warga desa tetap mempertahankan kelestarian seni dan budaya atau nguri-uri budaya.
Wiweko sangat mengapresiasi upaya seluruh warganya yang berpartisipasi memeriahkan Pawai Budaya. Itu menunjukkan bahwa masyarakat Desa Oro-Oro Ombo memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi karena mengangkat segala potensi yang ada.
“Ini sekaligus menunjukkan bahwa perekonomian warga mulai membaik kembali setelah pandemi Covid-19. Terlebih selama tiga tahun belakang ini kami tidak menggelar pawai budaya akibat pandemi,” ungkapnya.
Lebih dari itu melalui rangkaian kegiatan bersih desa, secara tidak langsung ikut mempromosikan potensi di segala sektor yang ada di Oro-Oro Ombo. Pihaknya berharap seluruh warga memiliki daya saing tinggi sebagai penggerak kemajuan daerah. Diketahui bahwa Desa Oro-Oro Ombo sendiri telah berstatus desa mandiri.
“Kami juga berharap Oro-Oro Ombo menjadi desa unggulan Kota Wisata Batu, juga di Provinsi Jawa Timur hingga nasional. Sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi kreatif yang berbasis keunggulan potensi budaya lokal dan berdampak pada pergerakan perekonomian daerah. Dengan begitu bisa dikatakan sebagai Desa Berdaya,” ungkapnya.
Sementara itu Sesepuh Desa Oro-Oro Ombo, Arifin menambahkan bersih desa yang digelar setiap tahun memiliki makna sebagai raya syukur masyarakat atas berkah atau hasil bumi yang telah diberikan tuhan selama ini.
“Ini merupakan bagian dari ritual sedekah bumi dari masyarakat setelah menikmati hasil panen mereka. Melalui rangkaian kegiatan ini, kami memohon berkah kepada yang kuasa semoga masyarakat diberi keselamatan, kemakmuran dan dijauhkan dari hal yang buruk atau musibah,” harapnya.
Selain itu, berbagai kegiatan yang digelar mulai dari majlis talim, ziarah makam leluhur atau bedah kerawang, pagelaran wayang kulit, kirab budaya hingga puncaknya penampihan seni dan hiburan serta bazar sebagai wujud untuk tetap mempertahankan adat istiadat budaya yang ada sejak nenek moyang. (eri/van)