Debat Terakhir Paslon Wali Kota Malang
MALANG POSCO MEDIA – Debat Publik Ke-3 atau debat terakhir, Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, Rabu (20/11) tadi malam menjadi ajang adu argumentasi mengenai penyelarasan program pembangunan Kota Malang dengan program pemerintah provinsi maupun pusat.
Dalam debat tadi malam, strategi masing-masing paslon untuk menguatkan sinergi program pemerintah daerah dengan pemerintah diadu. Dalam segmen pertama, pemaparan visi misi, Paslon Nomor Urut 2, Heri Cahyono-Ganis Rumpoko memaparkan arah kebijakan penguatan ekonomi kreatif, ekologi dan kebudayaan.
“Kami akan menguatkan sinergi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk sama-sama menguatkan komitmen kolaborasi penguatan ekonomi kreatif, ekologi, dan kebudayaan juga harus di sinergikan dengan Malang Raya. Hari ini juga kami kuatkan komitmen ini dengan meluncurkan aplikasi Lapor Sam sebagai bentuk layanan publik kami dengan sinergi bersama masyarakat,” jelas Heri Cahyono, Cawali Paslon Nomor Urut 2 yang mendapat kesempatan pertama memaparkan visi misi.
Sementara itu, Paslon Nomot Urut Nomor 3, H Anton- Dimyati Ayatullah memunculkan program pengentasan masalah kemacetan dan banjir. Yang akan menjadi prioritas sinergitas pemerintah Kota Malang dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
Anton, menjelaskan komitmen menyinergikan program pembangunan pengentasan masalah publik ini dirasa sangat penting untuk diwujudkan.
“Komitmen kami menyinergikan program daerah dengan provinsi dan pusat akan dikuatkan. Tidak hanya itu pelayanan publik dan kebudayaan lokal juga menjadi perhatian pembangunan daerah kami kedepan,” jelas Anton yang mendapat kesempatan kedua memaparkan visi misinya.
Paslon Nomor Urut 1, Wahyu Hidayat- Ali Muthohirin mengungkapkan dalam visi misinya, segala hal yang dilakukan di Kota Malang juga akan memberi dampak besar bagi pertumbuhan skala nasional. Maka dari itu ia meyakini, sinergi Pemkot Malang dengan pemerintah provinsi dan pusat akan selaras.
Wahyu menyampaikan pengembangan ekonomi kreatif di Kota Malang memiliki potensi besar pada skala nasional. Dengan potensi yang besar, akan sangat dimungkinkan kolaborasi dan sinergi bersama pemerintah provinsi dan nasional dilakukan dengan mudah.
“Selama tiga bulan kami turun ke bawah, berkegiatan dan berdiskusi dengan warga kami memandang ekonomi kreatif memang harus dibangun terus. Karena ekonomi kreatif yang dibangun di Kota Malang pasti akan memajukan ekonomi Indonesia. Dan daerah tidak bisa jalan sendiri, maka kolaborasi dan sinergi dengan komunikasi efektif dengan pemerintah provinsi dan pusat jadi tekad kami,” tegas Wahyu.
Sementara itu dalam segmen kedua, para calon Wali Kota Malang mendapat pertanyaan dari panelis, pendalaman visi misi menjadi lebih kuat. Di sini ketiga paslon menggali lebih dalam pemahaman masing-masing dalam arah pembangunan Kota Malang lima tahun ke depan.
Cawali Nomor Urut 3, Moch Anton mendapatkan pertanyaan mengenai strategi pengelolaan dampak pencemaran lingkungan dan sinergi seperti apa yang akan di laksanakan dengan pemerintah provinsi maupun pusat.
“Pemerintah Kota Malang sudah memiliki Perda RTRW (Rencana Tata Ruang Ruang Wilayah). Dengan perencanaan yang dilakukan dengan sinergis dan kuat. Kenyamanan daerah dan kota bisa mudah diseleraskan sehingga juga bisa berdampak pada investasi,” papar Anton.
Sementara itu Cawali Nomor Urut 1, Wahyu Hidayat mendapat pertanyaan mengenai langkah konkrit tentang peningkatan budaya dan kesenian di tengah arus globalisasi khususnya bagi anak-anak muda. Wahyu menjabarkan strategi pendekatan dengan masyarakat sendiri.
Wahyu menyampaikan selama terjun langsung ke masyarakat, banyak potensi budaya dan kesenian yang belum tersentuh. Padahal sangat besar potensinya.
“Dan prioritas membangkitkan potensi seni dan budaya ini sangat menjadi perhatian. Kami punya program 1.000 event. Ini adalah cara kami mewujudkan itu, yang akan kami lakukan adalah melibatkan seniman-seniman lokal untuk program yang bisa disinergikan dengan provinsi dan nasional,” papar Wahyu.
Terakhir, pertanyaan panelis diberikan pada Cawali Nomor Urut 2, Heri Cahyono. Ia mendapatkan pertanyaan mengenai strategi penyerapan tenaga kerja dan strategi sinergitas peningkatan ekonomi daerah dan pusat.
Heri mengungkapkan bahwa strategi yang akan dilakukannya adalah meningkatkan sistem pelayanan publik dan program melalui basis digitalisasi. Dengan itu akses pasar dan tenaga kerja bisa lebih luas dan ditingkatkan.
“Lalu dengan akses yang lebih terbuka itu, singeritas dengan pemerintah provinsi bahkan dengan Kabupaten Malang saja pasti lebih mudah. Kabupaten Malang punya KEK Singhasari. Kota Malang juga punya MCC ini yang akan disinergikan ke pemerintah provinsi dan pusat. Kami juga memiliki program Usaha Lancar Jaya dan Gampang Kerjoan yang bisa dikolaborasikan,” tutur Heri.
Sementara di segmen berikutnya, giliran calon-calon wakil wali kota (cawawali) yang beradu argumen. Beberapa isu yang diangkat juga menggali lebih dalam pengetahuan paslon untuk mengangkat potensi daerah ke tingkat provinsi dan nasional.
Cawawali Nomor Urut 1, Ali Muthohirin misalnya, menjelaskan strategi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan pemberdayaan UMKM lokal Malang serta wisata heritage yang sudah ada. Juga mengenalkan kembali program 1.000 event yang digaungkan sebagai langkah strategis peningkatan potensi ekraf dan budaya yang potensial.
“Kami akan memperkuat potensi ekonomi lokal, dengan selaras meningkatan infrastruktur penunjang yang ada,” tegas Ali.
Cawawali Nomor Urut 2, Ganis Rumpoko mengangkat isu pemberdayaan seniman-seniman lokal. Dengan memberikan insentif dan memberikan lebih banyak program kesejahteraan kepada kelompok masyarakat yang berkontribusi positif bagi perkembangan daerah secara nyata.
Ganis mengungkapkan bahwa Kota Malang pun sudah digadang-gadang menjadi Kota Kreatif Dunia. Hal ini menjadi kesempatan emas yang harus dambil.
“Caranya dengan gencar meningkatkan potensi yang ada. Mencari celah dan terus berkomunikasi dengan program pemerintah provinsi dan nasional yang bisa disinergikan. Ini akan menjadi komitmen dan fondasi penting,” jelas Ganis.
Sementara cawawali nomor urut 3, Dimyati Ayatullah mengungkapkan sinergi pemerintah Kota Malang dengan pemerintah provinsi dan pusat dalam isu lingkungan juga cukup vital dan penting. Dimyati menjelaskan beberapa program lingkungan yang bisa disinergikan dengan pemerintah provinsi dan nasional.
Dijelaskannya rencana pembentukan Mud Trap hingga pembangunan aplikasi digital pemilahan sampah bisa jadi salah satu upaya yang bisa dilakukan.
“Dan itu semua bisa dikolaborasikan dengan menggalang dana dari provinsi dan nasional. Karena tentu anggaran daerah saja tidak akan cukup. Juga bisa dilanjutkan program yang dulu Abah (Moh Anton) canangkan, dimana satu mahasiswa membawa satu pohon. Ini menjadi upaya kolaborasi dan sinergi dengan stakeholder lain,” urai Dimyati.
Debat semalam juga berisikan sesi saling melempar pertanyaan antar paslon. Debat publik semalam menjadi debat terakhir paslon-paslon Pilkada Kota Malang Tahun 2024.
Ketua Komisi Pemilhan Umum (KPU) Kota Malang M Toyib memberikan pesan khusus kepada masyarakat Kota Malang yang akan memilih.
Dia menegaskan bahwa apa yang tersampaikan dalam debat publik ini dapat diserap dan dijadikan pedoman oleh masyarakat pemilih di Kota Malang. “Sebagai debat terakhir menjelang pemungutan suara saya mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak. Mari dipahami dengan hati terbuka agar bisa membuat kesempatan yang tepat untuk memilih calon pemimpin kedepan,” kata Toyib. (ica/van)