MALANG POSCO MEDIA-Banyak cara dan beragam bentuk pimpinan Malang Posco Media (MPM) membentuk karyawannya. Tentu itu dilakukan sesuai divisi masing-masing. Saya yang bekerja di redaksi pun mengalaminya.
Salah satunya seperti saya, Vandri Battu yang mengalaminya. Yakni meningkatkan kapasitas diri. Itu melalui pengalaman berjurnalistik yang lebih berkesan. Berkesan tentunya medan liputan yang jauh lebih berat. Liputan KTT ke 42 ASEAN di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada 9-11 Mei 2023.
Awal pekan ini, saya mendapat tugas meliput forum tertinggi pimpinan negara-negara yang tergabung dalam ASEAN . Penugasan ini sudah disiapkan sejak jauh hari sebelumnya.
Mulanya, Komut MPM, Pak Juniarno D Purwanto ngobrol dengan saya tentang KTT ASEAN 2023. Obrolan itu sekitar Maret 2023 di Rumah Kita, sebutan untuk markas MPM. Topik obrolan tentang pentingnya meliput even besar tersebut.
Setelah ngobrol, saya putar otak bagaimana caranya agar bisa mendqpat akses liputan KTT ke 42 ASEAN. *Saya jadi teringat sahabat lama saya Desy Saputra yang sekarang bekerja sebagai Tim Strategi Komunikasi di Kantor Staf Presiden (KSP).
Saya lalu mengubungi Desy, sahabat lama waktu masih sama-sama liputan di Malang. Kala itu, arek Singosari ini bekerja sebagai salah satu reporter radio berita di Malang.
Bergayung sambut. Desy memberi informasi tentang tata cara meliput KTT ke 42 ASEAN. April, ia memberi saya link registrasi media.
Untuk diketahui, media yang meliput KTT ke-42 ASEAN harus registrasi. Lalu panitia pusat melakukan verifikasi. Hasil verifikasi dilanjutkan dengan pemberitahuan resmi bahwa media yang diverifikasi mendapat undangan peliputan.
MPM pun akhirnya mendapat undangan sebagai media peliput. Berangkatlah saya ke arena KTT ASEAN yang berlangsung di Labuan Bajo. Wartawan MPM menjadi salah satu dari 400-an wartawan dalam dan luar negeri yang meliput even tersebut.
Desy dan saya selalu berkomunikasi jelang keberangkatan saya ke Labuan Bajo. Ia mengingatkan agar segera memesan kamar hotel. Sebab semua hotel di Labuan Bajo nyaris penuh.
Saya mulanya sempat bayar penginapan sebelum berangkat sebagai tanda jadi.
Di saat hampir bersamaan, seorang staf Kementerian Luar Negeri menghubungi saya. Menanyakan tentang akomodasi saya. Ia pun memberitahu ada akomodasi apung alias hotel apung di KM Sinabung. Saya mendaftar melalui seorang petugas. Akhirnya menginaplah saya di kapal berasa hotel itu.
Selama liputan, saya selalu berkomunikasi dengan Desy yang bertugas sebagai Tim Komunikasi & Media KTT ASEAN demi kelancaran tugas saya lantaran selalu mendapat informasi menarik. Semua liputan beres hingga selesai KTT ke 42 ASEAN.
Lantas ada di mana cara pimpinan MPM membentuk karyawannya? Saya jadi teringat pesan Dirut MPM, Pak Sudarno. Bahwa menjaga relasi sangat penting. Relasi yang terawat merupakan kekuatan. Apalagi sebagai pekerja media. “Ayo PakCe, relasi dan narsum selalu dijaga, jaga silaturahmi,” begitu pesaannya. PakCe merupakan sapaan akrabnya untuk saya.
Begitu juga arahan Pak Komut, Pak Pur, sapaan akrab Pak Juniarno D Purwanto. Di antaranya pentingnya staf redaksi menguatkan kapasitas. Caranya melalui penugasan maupun kerja-kerja jurnalistik yang penuh tantangan. Kala menghadapi tantangan maka di situlah menemukan jalan keluar.
Tak sekadar tantangan. Pak Pur juga meminta staf redaksi menikmati liputan dengan kreativitas, enjoy dan berkesan pengalamannya.
“Berangkat saja (ke Labuan Bajo), supaya tambah pengalaman. Jaringannya tambah luas, relasi yang sudah terjalin tetap terjaga,” katanya.
Nah di sinilah pentingnya dua kekuatan berjurnalistik. Kolaborasi menjaga relasi dan bikin liputan penuh tantangan dengan skala yang lebih besar. Juga tak lupa rekreasi yang penuh petualangan. Semua pahamlah, Labuan Bajo ini surganya wisata.
Sehingga kerja menjadi lebih seimbang.
Membentuk karakter staf redaksi memang harus begitu. Mengutamakan proses . Kalau melewati proses, minimal karakter berjurnalistik terbentuk. (Vandri van Battu)