spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

“Aging Gracefully”: Asa Populasi Menua di Indonesia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh: Sunardi Siswodiharjo
Penulis Buku Narasi Nutrisi dan Kesehatan
di Zaman Pasca-Kebenaran


          Menua dengan sehat dan bahagia merupakan harapan utama semua penduduk di Indonesia. Aging Gracefully atau menua dengan anggun serta penuh percaya diri. Sebuah proses penuaan di mana seseorang tetap sehat, aktif, serta  memiliki kualitas hidup yang baik. Selaras dengan tema peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) Tahun 2024 “Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat.”

          Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, jumlah penduduk lansia (usia lebih dari 60 tahun) di Indonesia pada 2023 mencapai 11,1 persen dari total penduduk atau sekitar 30,9 juta orang. Jumlah itu diperkirakan naik menjadi 20,5 persen pada 2045 atau setara dengan 65,8 juta orang. Penuaan populasi memerlukan langkah antisipasi yang mumpuni supaya para lansia bisa tetap sehat, produktif dan tidak menjadi beban negara.

Rentan Kesakitan dan Kematian

          Realitasnya, saat ini Indonesia telah memasuki masa penduduk menua (ageing population) yang sangat rentan terjadi kesakitan bahkan kematian. Merujuk pada data BPS (2023), di Indonesia sebagian besar (93,25 persen) penyebab kematian lansia adalah sakit dan kecelakaan. Persentase penyakit tidak menular (PTM) atau Non-Communicable Diseases (NCDs) sebagai sebab kematian lansia bahkan angkanya mencapai 90,30.

          Jika ditelusuri lebih dalam, kematian pada umur yang lebih muda (usia 15-59 tahun), penyebab kematiannya juga hampir serupa, masih didominasi oleh sakit dan kecelakaan, yaitu sebesar 94,72 persen. PTM juga masih menjadi penyumbang utama sebab kematian dengan angka sebesar 85,51 persen.

          Selain itu, terdapat hal penting lainnya yang juga harus diperhatikan pemerintah dan masyarakat, yaitu meningkatnya usia harapan hidup masyarakat yang tidak diikuti dengan peningkatan usia masyarakat yang sehat. Usia harapan hidup masyarakat sekitar 68 tahun dengan rata-rata usia hidup dengan sakit sekitar 8 tahun (2010).    Sepuluh tahun kemudian (2020), usia harapan hidup melonjak hingga 74 tahun, namun dengan rata-rata usia hidup dengan kondisi sakit juga meningkat hingga sekitar 11 tahun. Jika tidak ada tindakan yang memadai, maka beban negara untuk para lansia yang sakit-sakitan akan meningkat secara signifikan. Beban biaya kesehatan untuk lansia saat ini saja sudah mencapai sekitar 24 persen.

          Sebuah riset baru dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) dan Economic Research Institute for ASEAN and Southeast Asia/ERIA (2024) dengan tajuk ”Nutritional and Health Status, Lifestyle, Profiles, Quality of Life, and Environmental Quality from Gili Iyang and Miduana Villages 2024.”

          Penelitian dilakukan di dua tempat di Indonesia yang memiliki banyak penduduk berumur panjang, bahkan beberapa di antaranya telah berusia di atas 100 tahun, namun mereka dengan tetap sehat dan produktif. Lokasi riset tersebut yakni di Kampung Adat Miduana, Kabupaten Cianjur Selatan, Jawa Barat dan Pulau Gili Iyang di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

          Kesimpulan penting dari riset tersebut adalah berumur panjang dipengaruhi oleh gaya hidup dan aktivitas harian (aktif bertani dan berkebun), lingkungan (udara dan air bersih, tetap terhubung secara sosial, kerukunan bertetangga), nutrisi dan kesehatan (konsumsi sayur, buah, ikan) serta kondisi sosioekonomi. Tampak sekali bahwa promotif dan preventif sangat signifikan berpengaruh dalam mencapai panjang usia. Penelitian dilakukan di bawah sebuah program “Healthy Active Aging

and Longevity (HALO) Project in Indonesia.”

          Tantangan yang harus segera ditangani secara serius oleh pemerintah untuk memperbaiki kualitas hidup lansia adalah memperbaiki infrastruktur di setiap daerah, terutama di daerah terpencil. Selain itu, registrasi data lansia secara periodik dan akurat agar lansia di atas 70 tahun mendapatkan pelayanan kesehatan dan bantuan sosial yang memadai.

Bahaya Sarcopenia

          Salah satu yang menarik dari hasil riset di atas adalah fakta bahwa panjang umur didukung oleh gaya hidup aktif (bergerak). Sebuah fenomena sederhana, namun telah menjadi kesadaran yang kuat yang terus dijaga secara disiplin oleh penduduk di wilayah penelitian. Bahkan mereka melakukan hal tersebut sejak usia muda.

          Meskipun bukan termasuk olahraga atau Non-Exercise Activity Thermogenesis/NEAT namun karakter penduduk yang aktif bergerak seperti sekadar berkebun, bertani, membersihkan halaman rumah ternyata ampuh untuk menjaga massa otot mereka.

          Sarcopenia adalah kondisi medis yang ditandai dengan kehilangan massa, kekuatan, dan fungsi otot yang signifikan secara keseluruhan sebagai bagian dari proses penuaan. Musababnya adalah kombinasi faktor seperti penurunan aktivitas fisik, perubahan hormonal, kurangnya nutrisi yang memadai, dan faktor-faktor lain yang terkait dengan penuaan. Sarcopenia sangat berdampak negatif pada kualitas hidup, mobilitas, kemandirian, dan risiko cedera.

          Associate Professor Tan Thai Lian, seorang Geriatrician, Society Geriatric Medicine (Singapore), mengatakan otot-otot memiliki peran sangat signifikan untuk menjaga gerakan kita. Sejak usia 40 tahun, dalam setiap satu dekade terjadi kehilangan massa otot sebanyak delapan persen sehingga jika malas bergerak maka fungsi otot akan semakin menurun, sehingga akhirnya kita tergantung pada kursi roda atau bahkan hanya bisa berbaring lemah di tempat tidur saja (chair or bed bound).

          Kondisi seperti ini akan menjadi beban bagi orang lain. Sehingga muncul gurauan, meski pesan intinya tetaplah serius dan penting, yaitu “Mulailah latihan angkat beban (weight training) agar kelak tidak menjadi beban.” Berita bagusnya, jika aging atau penuaan tidak bisa dicegah (inevitable), maka kehilangan massa dan fungsi otot bisa ditahan, jika kita mulai melakukan aksi untuk mencegahnya, setidaknya dengan diet yang benar dan terus aktif bergerak. Life is movement, keep moving.(*)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img