MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Agroedu Park dan Sekolah Lapangan Konservasi Tanah dan Air Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) telah diresmikan. Selasa (22/3) kemarin, sarana belajar berupa laboratorium lapangan ini diresmikan oleh Kepala Sub Direktorat Teknik Konservasi Tanah dan Air Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Aries Kurniawan, SE., MM.
Agroedu Park Sekolah Lapangan Konservasi Tanah dan Air Unitri berdiri di lahan seluas 8 hektar. Berada di Dusun Sempukerep Desa Dalisodo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang. Bentang lahannya cukup beragam. 3 hektar berupa pertanian produktif. Dan kondisi tanahnya juga beragam dari kelas 1 sampai kelas 7.
Sehingga cocok dikembangkan untuk sekolah lapangan konservasi tanah dan air. Pembangunan Agroedu Park saat ini sudah mencapai 80 persen. Tinggal beberapa fasilitas pendukung lain untuk melengkapi.
Kepala Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Dr., Asnah., SP., MP. mengatakan, Sekolah Lapangan Agroedu Park telah dilengkapi dengan bangunan pendopo, perkantoran dan mess untuk 20 orang. Disana juga ada kandang peternakan dan area untuk pertanian. “Agroedu Park ini tidak hanya untuk kalangan akademis, tetapi juga bisa dimanfaatkan oleh para petani, pegawai atau siapa saja yang ingin belajar,” terangnya.
Direktur Sekolah Lapangan Konservasi Tanah dan Air Unitri, Ir. Bambang Siswanto. MS. menyampaikan bahwa Agroedu Park merupakan sekolah konservasi pertama dan satu-satunya di Indonesia. Karena itu sekolah lapangan ini menjadi satu terobosan besar untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. “Ini baru pertama di Indonesia. Konsepnya pun tidak biasa. Kami membangun monumen konservasi ini berbasis edukasi dan wisata,” ujarnya.
Berdirinya Agroedu Park bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman petani di Indonesia. Karena terjadinya tanah longsor dan banjir, salah satunya karena pengetahuan masyarakat petani tentang konservasi masih minim. “Karena itu akan banyak yang bisa kami sajikan dalam pendidikan dan pelatihan di Agroedu Park ini,” terang Bambang.
Peresmian dihadiri oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno. Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bina Patria Prof. Dr. Ir. Wani Hadi Utomo. Dan juga pihak Jasa Tirta, BPDASHL Brantas Sampean dan Masyarakat Konservasi Tanah Dan Air Indonesia (MKTI), serta para muspika dari Kecamatan Wagir.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Bina Patria Nusantara, Prof. Dr. Ir. Bambang Guritno mengatakan, Agroedu Park dibangun untuk peningkatan kualitas pendidikan yang ada di Unitri. Sehingga mahasiswa tidak hanya menguasai teori dan praktik laboratorium di kampus, tetapi juga terjun di lapangan. “Harapan kami lulusan Unitri tidak hanya menang teori tapi juga praktik. Dan sarana belajar ini juga untuk mendukung akreditasi nasional dan internasional,” katanya.
Sementara itu, Rektor Unitri Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc menyampaikan terimakasih atas dukungan yayasan Yayasan Bina Patria Nusantara yang telah memberikan fasilitas belajar yang bermanfaat bagi mahasiswa. Agroedu Park akan menjadi pusat laboratorium teknis dan klinik. Yang pada akhirnya untuk mendukung kompetensi mahasiswa.
Menurutnya, setiap hari lahan rusak terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah manusia. Degradasi lahan akan terus berkelanjutan. “Maka dari itu pengetahuan tentang konservasi perlu kita kembangkan. Kita akan bekerja lebih baik lagi untuk melahirkan generasi muda yang punya tanggung jawab terhadap kondisi alam,” ucapnya. (adv/imm)