Friday, February 21, 2025

Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno: Potensi Baru Kota Batu

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Upaya Bumdesma Giri Arjuna Optimalkan Pertanian Kopi

Kota Batu dikenal sebagai daerah pertanian unggulan, namun tak banyak yang mengetahui bahwa sektor kopi juga memiliki potensi besar. Tersebar di empat desa, yakni Tulungrejo, Sumbergondo, Giripurno, dan Bulukerto, seluruhnya berada di Kecamatan Bumiaji.  

MALANG POSCO MEDIA – Pertanian kopi kini mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Batu. Pada 2023, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menetapkan kawasan tersebut sebagai Kawasan Perdesaan Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno (AKLA).

-Advertisement- Pengumuman

Harapannya, kopi dari kawasan ini dapat menembus pasar ekspor, menyusul keberhasilan kopi Jawa Timur lainnya seperti Kopi Kare dari Madiun, Kopi Wonosalam dari Jombang, dan Kopi Bondowoso. Untuk mengoptimalkan pengelolaan kopi di empat desa tersebut, dibentuklah BUMDesma Giri Arjuna. Badan usaha ini merupakan kelanjutan dari Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD), yang awalnya dibentuk sebagai respons atas banjir bandang yang melanda Kota Batu pada 2021.  Saat itu, empat desa terdampak sepakat menanam kopi sebagai upaya konservasi lahan.

Dari inisiatif inilah, BUMDesma Giri Arjuna resmi terbentuk pada akhir 2023. BUMDesma ini dikelola oleh empat pengurus: Oktavian Dwi Suhermanto (Direktur, petani kopi dari Sumbergondo), Tisya (Bendahara, dari Tulungrejo), Joko (dari Sumbergondo), dan Heri (dari Giripurno).

“Awalnya, BKAD menanam kopi sebagai upaya konservasi lahan pasca banjir bandang. Setelah panen pertama, hasilnya digunakan untuk membentuk BUMDesma, agar pengelolaan kopi lebih terstruktur,” ungkap Herman, Direktur BUMDesma Giri Arjuna.

Setelah resmi terbentuk, BUMDesma Giri Arjuna merancang strategi pengembangan dalam lima tahun ke depan, Tahun pertama: Fokus pada unit pengolahan hasil kopi. Tahun kedua: Pengembangan lahan kopi di kawasan hutan. Tahun ketiga: Peningkatan produksi dan pemasaran. Tahun keempat: Pengembangan sektor pariwisata berbasis kopi. Tahun kelima: Pendirian warung kopi atau kafe sebagai pusat promosi produk lokal.

Pada tahun pertama, BUMDesma berhasil mengolah 4 ton kopi glondong basah yang dijual dengan merek Kopi Giri Arjuna Kota Batu, dengan pasar utama di Malang Raya dan Jawa Timur.

Selain meningkatkan hasil pertanian, penanaman kopi jenis robusta juga memiliki manfaat ekologis. Akar tanaman kopi yang kuat efektif mencegah erosi, sementara tajuk batangnya yang berlapis mampu melindungi tanah dari tetesan air hujan langsung.

Agroforestri Kopi Lereng Gunung Arjuno memanfaatkan kawasan Perhutani seluas 17.000 meter persegi.Penanaman dilakukan bertahap, dengan tahap pertama mencakup 2.500 meter persegi , dan sisanya diselesaikan dalam tahap berikutnya.

Keberadaan agroforestri ini sejalan dengan program Inisiatif, Kolaboratif, dan Inovatif (IKI) yang diusung Pemprov Jatim. Program ini menekankan pada keseimbangan antara konservasi ekologi dan kesejahteraan masyarakat.

“Harapan kami, kopi bisa menjadi komoditas unggulan Kota Batu, bersanding dengan apel yang sudah menjadi ikon daerah ini. Kopi memiliki harga stabil, permintaan tinggi, serta perawatan yang relatif mudah. Ini peluang besar untuk dikembangkan,” ujar Herman.

Lebih jauh, BUMDesma Giri Arjuna juga ingin menjadikan kawasan ini sebagai destinasi wisata tematik berbasis kopi, sehingga masyarakat dapat merasakan dampak ekonomi langsung dari potensi lokal yang ada. “Kami ingin melibatkan anak muda dalam pertanian, agar mereka melihat pertanian bukan hanya sebagai profesi, tetapi juga sebagai peluang bisnis yang menjanjikan,” pungkasnya. (eri/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img