MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Anak muda tidak harus menunggu lowongan kerja dibuka untuk bisa menghasilkan uang. Cuan bisa didapatkan hanya lewat TikTok jika dimanfaatkan secara kreatif dan tepat. Hal ini dibahas dalam Diskusi Milenial Job Center bersama Rosyida Rahmah SE, mentor sekaligus praktisi affiliate marketing, yang digelar di Co-Working Space East Java Super Corridor (EJSC) Bakorwil Malang, Senin (19/5) kemarin.
Kegiatan ini digagas oleh Milenial Job Center EJSC Bakorwil Malang dengan mengundang peserta dari kalangan muda yang tertarik menekuni dunia affiliate e-commerce TikTok atau sedang merintis usaha melalui platform digital.
Advisor EJSC Bakorwil III Malang, Andhi Prasetyo, mengatakan bahwa diskusi ini muncul dari keprihatinan terhadap kebiasaan anak muda yang hanya rebahan dan berselancar di media sosial tanpa arah produktif.
“Kami memandang kebiasaan anak sekarang rebahan dan scroll TikTok, ada keranjang kuning tiba-tiba belanja. Lalu kami diskusi, kalau kebiasaan suka dengan medsos seperti ini harusnya bisa menjadi cuan. Ya lewat affiliate marketing,” tegas Andhi.
Ia menambahkan, menjadi affiliate memberi peluang bagi anak-anak muda yang melek teknologi dan media sosial untuk menjadi pemasar produk e-commerce, dan memperoleh komisi dari sana.
Namun, lanjutnya, kesuksesan tidak datang begitu saja. Kreativitas dalam membuat konten sangat diperlukan agar menarik perhatian pengguna media sosial.
“Ya jadi dari situ lah kami adakan ini. Kami undang mentor affiliate yang sudah berpengalaman dan memberi trik dan tips menjadi affiliate yang kreatif dan sukses. Daripada anak-anak ini scroll sosmed saja dan close order (CO), lebih baik menghasilkan cuan,” tambahnya.
EJSC sendiri membuka peluang lanjutan bagi peserta atau pemuda yang ingin mendalami dunia affiliate marketing melalui kelas intensif berdurasi dua hari, masing-masing 4 jam per sesi, dengan biaya terjangkau.
Sementara itu, mentor diskusi, Rosyida Rahmah SE, membagikan pengalamannya saat pertama kali terjun sebagai affiliate. Tantangan tentu ada, namun dengan ketekunan dan strategi yang tepat, semua bisa dilalui.
“Berani ambil risiko. Dan buatlah konten yang bagus, konsisten dan mau sering-sering live streaming. Harus sabar sampai menarik perhatian followers dan kemudian seller untuk bisa gabung menjadi affiliate,” papar Rosyida.
Perempuan yang akrab disapa Oci itu menjelaskan bahwa affiliate marketing sangat erat kaitannya dengan ekosistem e-commerce. Di dalamnya, seller atau penjual dipertemukan dengan kreator konten sebagai affiliator. Seller mendapatkan promosi, sedangkan affiliator memperoleh komisi. “Kunci kesuksesan, tegas Oci, adalah konsistensi dalam membuat konten. Tanpa itu, sulit bagi affiliate bertahan dan berkembang,” tandasnya. (ica/aim)