MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Malang mendorong peningkatan produksi kopi asal Malang. Saat ini, permintaan kopi asal Malang ini cukup tinggi ke berbagai daerah, termasuk ekspor ke berbagai negara.
Kepala DPTHP Kabupaten Malang, Aviecenna M. Sani Putera menjelaskan saat ini dibutuhkan 43 ribu ton kopi untuk diekspor. Sedangkan hasil produksi kopi Malang hanya 13 ribu ton.
“Baru 30 persen yang dapat dipenuhi untuk ekspor. Yang lain dari kopi asal Lampung, Aceh, Sulawesi dan NTT,” beber Avi kepada Malang Posco Media, beberapa waktu lalu.
“Masih banyak peluang produksi kopi Malang. Belum lagi produk turunannya. Kalau saya melihatnya setidaknya produksi kopi Malang ini bisa jadi tuan rumah dulu di Malang Raya,” sambungnya.
Sebab, Lanjut Avi, beberapa kedai kopi yang ada di Malang pernah dikunjunginya. Jarang sekali menggunakan kopi asal Malang. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk mengupayakan agar kopi Malang menjadi tuan rumah dan dapat diekspor, DTPHP Kabupaten Malang memiliki program kerjasama dengan pihak lain.
“Program Yess kolaborasi kami dengan Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Malang, di Lawang. Ini membina petani kopi muda. Tidak hanya dilatih budidaya, tapi juga bisnis, buat proposal, pengolahan hingga sampai menjadi barista,” jelas pria berkacamata tersebut.
Dalam program tersebut kurang lebih 9.000 orang mengikuti sejak tahun 2021. Avi berharap kepada anak muda untuk tertarik mengembangkan perihal kopi di Malang Raya.
“Kita ingin produksi di lahan kopi ini semakin baik. Baik kualitas maupun kuantitas. Sambil kita promosi branding kopi Malang bisa digunakan oleh pebisnis kedai kopi,” lanjutnya.
Avi menambahkan bila kelompok tani kopi sudah berbadan hukum. Mereka juga dibina hingga terus didorong dapat bersaing di ranah provinsi maupun internasional.
“Dan setiap tahun ada ajang lomba kelompok tani berprestasi untuk menyemangati mereka yang bergerak pada bidang kopi sehingga tetap semangat,” pungkasnya. (den/aim)