MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pemerintah Kota Malang perlu melahirkan terobosan inovasi untuk membantu perekonomian warga perkampungan Kayutangan. Jika pada liburan akhir tahun banyak wisatawan yang datang, saat ini sudah tidak banyak wisatawan yang datang ke dalam Kampung Kayutangan.
Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota malang berupaya mencari cara agar wisatawan datang ke perkampungan dalam kawasan wisata heritage Kayutangan. Saat ini, kondisi Kayutangan hanya ramai di pinggir jalan atau di luar, sedangkan di kawasan dalamnya, tidak banyak wisatawan yang masuk.
Kepala Disporapar, Baihaqi menyampaikan perlu ada kegiatan di dalam perkampungan. Kegiatan itu diharapkan bisa menarik minat wisatawan datang dan masuk.
“Seperti kegiatan kebudayaan Padang Bulan,” ujar Baihaqi saat dikonfirmasi.
Dijelaskannya saat ini banyak orang memilih datang berwisata di koridor jalan Kayutangan. Hal itu menurutnya wajar karena kawasan pinggir jalan Kayutangan telah dipoles sedemikian rupa sehingga semakin indah.
“Dulu di dalam ramai karena di bagian pinggir jalan atau luar masih kumuh. Sekarang kondisinya berbeda setelah kami perbaiki. Kami juga tidak bisa menghalangi kehendak wisatawan untuk datang di kawasan yang sekarang ramai,” ujarnya.
Dia telah bertemu dengan pengurus kelompok sadar wisata di Kayutangan. Dari pertemuan itu, warga sepakat dengan pembangunan Kayutangan saat ini dan ke depannya. Saat ini, banyak kegiatan diselenggarakan di sekitaran jalan raya. Bahkan Pemkot Malang sendiri juga sering mengadakan kegiatan di tengah jalan dan harus mengubah jalur lalu lintas. Sedangkan kegiatan di dalam perkampungan, sepi dari rencana.
“Semua mendukung bahkan masyarakat minta kegiatan serupa lebih lama dilaksanakan. Mereka juga minta banyak dilibatkan para UMKM. Mereka minta ditambah tendanya untuk jualan,” kata Baihaqi.
Menghadapi kondisi saat ini, Baihaqi berharap agar warga bersabar. Pembangunan yang tengah berlangsung saat ini tidak bisa dirasakan dalam waktu cepat. Katanya, butuh waktu di atas lima tahun untuk bisa merasakan langsung dampak pembangunan kawasan Kayutangan.
“Butuh proses, bangunnya 2021, kita butuh kesabaran. Orang membangun itu tidak cukup satu sampai tiga tahun. Dapat dirasakan 5 sampai 10 tahun ke depan. Masukan dan kritikan sangat positif, tetapi semua itu butuh proses. Kami tidak bisa memuaskan semua orang. Sekarang ini yang dibutuhkan, bagaimana pembangunan yang berkelanjutan,” tegasnya.
Pada 2023, diagendakan akan ada pertunjukan musik setiap hari di pinggir jalan. Disporapar juga mengagendakan pameran yang lebih besar dari penyelenggaraan di tahun sebelumnya. (ica/aim)