MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Prodi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang telah melaksanakan prosesi Angkat Sumpah. Prosesi yang digelar di Hotel Swiss Belinn, Sabtu (13/12) lalu tersebut menjadi sebuah komitmen para lulusan yang tidak lama lagi akan diwisuda dan melaksanakan tugas pengabdian di tengah masyarakat.
Predikat lulusan terbaik diraih oleh Nurheni, S.Kep., Ners. Dia lulus dengan IPK 3,65. Ia pun mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada orang tuanya yang menjadi motivasi terbesar dalam perjalanannya.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat yang luar biasa ini. Prestasi ini adalah buah dari doa dan pengorbanan orang tua saya yang bekerja keras sebagai petani. Mereka selalu mendukung saya untuk menggapai mimpi,” ujarnya.
Ia juga menceritakan tantangan yang dihadapi selama proses pendidikan, terutama dalam mengatur waktu dan menghadapi tekanan. “Namun, dengan doa, tekad kuat, dan dukungan dari teman-teman serta dosen, saya berhasil melewatinya. Saya selalu mengingat perjuangan kedua orang tua saya sebagai motivasi,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, Nurheni menekankan pentingnya empati, integritas, dan pelayanan dengan hati dalam profesi keperawatan. Menurutnya, perawat bukan hanya profesi, tetapi juga panggilan jiwa. Seorang perawat harus mampu memahami kebutuhan pasien secara holistik dan melayani dengan penuh kasih sayang.
“Saya bercita-cita menjadi perawat yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga mampu memberikan perubahan positif di masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” ujarnya penuh semangat.
Kepala Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Rachmat Chusnul Choeron, S.Kep., Ns., M.Kep dalam sambutannya menyampaikan acara sumpah profesi ini juga menjadi ajang refleksi bagi para lulusan tentang pentingnya dedikasi dalam profesi keperawatan. Para lulusan yang mengikuti sumpah profesi ini telah melalui proses pendidikan yang panjang dan penuh tantangan. Mereka telah menyelesaikan pendidikan profesi selama 48 minggu dengan beban 36 SKS.
Dan telah melalui berbagai praktik di wahana seperti rumah sakit, puskesmas, masyarakat, dan panti lansia selama 45 minggu. “Tiga minggu terakhir digunakan untuk menyelesaikan karya ilmiah akhir. Semua ini dilakukan dengan bimbingan dari Clinical Instructor (CI) dan dosen pembimbing yang tersertifikasi preceptorship,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rachmat juga mengungkapkan bahwa angkatan 2023 ini menghadapi tantangan yang lebih besar dibandingkan angkatan sebelumnya. Meskipun begitu, mereka berhasil mempertahankan angka kelulusan UKOM yang sangat baik, yaitu sebesar 94,11 persen. “Ini adalah pencapaian yang sangat membanggakan,” pungkasnya. (imm/lim)