spot_img
Friday, July 4, 2025
spot_img

SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Ajarkan Entrepreneur Sejak Dini, Sesuai Sunnah Nabi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Penerapan Projek Penguatan Profil PelajarĀ  Pancasila (P5) butuh inovasi. Supaya mudah dimengerti dan dipahami peserta didik. Selain itu, juga diharapkan pendidikan dan pengajaran tersaji dengan cara yang menarik. Seperti yang terlihat di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Selasa (20/12) lalu.

Ada pemandangan tak biasa di halaman sekolah tersebut. Biasanya halaman itu kosong, hanya tempat parkir motor guru-guru.  Tapi saat itu ada stand-stand kuliner tradisional. Seragam siswa pun tidak biasa. Mereka mengenakan pakaian adat daerah Nusantara, begitupun dengan guru-gurunya. Antara lain ada Sulawesi, Riau, Jawa, Kalimantan selamat, Lampung, DKI Jakarta, dan sebagainya.

Kepala SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Putri Haryun Aroeboesman, S.Pd., S.Pd, mengatakan bahwa saat itu anak didiknya dengan mengimplementasikan nilai-nilai P5. Melalui sebuah kegiatan jual beli sesuai tuntunan Rasulullah. “Kami mengajarkan pada anak-anak etika berdagang yang baik. Sesuai ajaran Rasulullah,” kata Puput, sapaan akrabnya.

Malang Posco Media
MENARIK: Para siswa terlihat semangat mengunjungi miniatur seni dan budaya di stand komite SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah.

Kegiatan tersebut bernama Indonesian’s Traditional Food Market Day. Temanya ā€˜Menumbuhkan karakter baik dalam entrepreneur sejak dini’. Dengan kegiatan tersebut guru SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah memberikan wawasan pada siswanya tentang entrepreneurship. Siswa dilatih untuk menjadi para entrepreneur yang handal.

Lagi-lagi sesuai ajaran sunnah Nabi Muhammad SAW. Entrepreneur yang sesuai tuntunan agama. Sebagai implementasi sila pertama Pancasila yang mengajarkan tentang ketuhanan. “Karena kami mengajarkan etika dan pengayaan karakter pada anak-anak sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah,” terangnya.

Malang Posco Media
RAMAH: Dalam kegiatan Indonesian’s Traditional Food Market Day siswa melayani pengunjung dengan ramah.

Puput menerangkan, beberapa nilai yang diajarkan pada siswa dalam kegiatan jual beli di Indonesian’s Traditional Food Market Day. Antara lain tentang kejujuran, ramah, amanah, serta menggunakan bahan dan cara yang halal.

Dari sisi entrepreneur ada kriteria dalam pelaksanaan Indonesian’s Traditional food Market Day. Makanan yang dijual semuanya jenis lokal atau tradisional. Setiap stand menjual makanan yang berbeda. Tergantung daerah yang diangkat.

Misalnya Jawa Barat, ada siomay, batagor dan sebagainya. Termasuk daerah-daerah lain. Semua jajanannya ada disini. Semua bisa menikmati. Tentu dengan harga yang terjangkau. “Siswa yang tidak terlibat dalam stand diarahkan untuk menjadi pembeli atau pengunjung. Termasuk kakak-kakak SMP Al Irsyad bisa ikut membeli,” tambahnya.

Di setiap stand, siswa mendapat tugas yang berbeda. Ada yang menjaga untuk melayani pembeli, dan ada yang menjadi marketing. Tugas marketing mereka menawarkan dan mempresentasikan produk yang dijual. Mereka berdiri di depan stand untuk menggaet pengunjung supaya membeli di standnya.

Siswa yang berkunjung pun tidak hanya membeli makanan. Tetapi mereka juga melakukan observasi. Masing-masing membawa lembar observasi. Mereka menganalisa produk maupun layanan dari setiap stand yang dikunjungi. Diantaranya menilai tentang rasa, bahan, kehigienisan, keramahan maupun kemampuan marketing saat presentasi. “Setelah observasi anak-anak belajar menganalisa dalam kelompok besar,” terang Puput.

Lebih lanjut, yang terpenting menurutnya adalah nilai-nilai P5 mampu diterapkan siswa dalam kegiatan tersebut. Siswa mampu mempraktikkan kegiatan dagang yang jujur serta menyeimbangkan porsi makanan dan harga.

Puput menambahkan suksesnya kegiatan Indonesian’s Traditional Food Market Day tidak lepas dari kerjasama antara guru, orang tua, komite dan siswa. Dalam praktiknya orang tua terlibat langsung. Namun mereka hanya mengarahkan. “Guru dan orang tua hanya mengarahkan karena kami ingin anak-anak bisa mandiri dan bertanggung jawab dalam kegiatan ini,” terang Puput.

Di Indonesian’s Traditional Food Market Day, guru juga menyediakan tempat untuk siswa menikmati makanannya. Ada beberapa meja kecil yang disediakan dengan konsep lesehan. Terkait hal ini, Puput juga menerangkan bahwa guru juga ingin mengajarkan adab makan kepada peserta didiknya. “Kami sediakan tempat untuk makan. Supaya anak-anak tidak makan minum sambil berdiri atau berjalan,” tambahnya.

Selain itu, guru juga melakukan penilaian kepada setiap kelompok stand. Mereka menilai beberapa kriteria untuk menentukan yang terbaik. Diantaranya dari sisi kekompakan, dresscode, atribut, stand dan marketing terbaik. “Salah satu yang dijadikan acuannya dari hasil observasi siswa sendiri. Maka kami mengajarkan pada anak-anak untuk bersikap jujur dan objektif,” pungkasnya. (imm/sir)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img