spot_img
Sunday, June 30, 2024
spot_img

Akbar Dani Bikin Sekolah Skate Demi Regenerasi, Awalnya Iseng Kini Menghasilkan Atlet

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Totalitas Akbar Dani membagi skill diacungi jempol.  Warga Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang ini membuat  skate school atau sekolah skate. Ia ingin adanya regenerasi skater yang profesional.

MALANG POSCO MEDIA-  Skate school yang didirikan pria berusia 32 tahun ini diberi nama Bolang Skater School. Berbasis di Taman Merjosari. “Sudah saya dirikan sejak 2018. Untuk penerimaan murid sudah pakai registrasi, ada pendaftaran, bahkan juga ada rapor. Iya sudah enam tahun ini berjalan,” ujar Bolang, sapaan akrab Akbar Dani.

Didirikannya sekolah skate ini  tentu bukan tiba-tiba. Bolang yang sudah menggeluti olahraga skateboard sejak 2010 lalu ini awalnya melakoni skateboard  untuk sekadar hobi saja sampai sekitar tahun 2017-an.

Di tahun 2017 tersebut, mulai bermunculan di Kota Malang sarana untuk bermain skateboard atau skatepark. Diawali di Alun Alun Merdeka Kota Malang. Dari situ, Bolang kemudian bertemu dengan makin banyak skater dari berbagai daerah. Bahkan masyarakat sekitar juga akhirnya ikut antusias dan tertarik dengan olahraga skateboard.

“Jadi awalnya saya itu iseng. Pertama dibangun skatepark, itu peminatnya sebenarnya banyak tapi banyak yang malu. Lalu ada anak-anak jalanan, pengamen ingin belajar, ingin bisa skateboard. Akhirnya ya; ayo belajar bareng,” kenang Bolang.

Di masa awal-awal itu, sebenarnya banyak yang ikut belajar. Namun dikatakan Bolang hanya empat atau lima orang saja yang benar-benar niat. Beberapa di antaranya bahkan masih eksis hingga saat ini. Sesekali, Bolang bersama kawan-kawannya bahkan melakukan penggalangan dana jika salah satu anak jalanan atau pengamen tersebut ditimpa kesusahan.

Iklim yang sangat bersahabat itu pun akhirnya berlanjut dan makin diseriusi oleh Bolang. Tepat pada 2018, Bolang memutuskan  membuka Skate School di kawasan Merjosari. Ia berkomitmen membuat sebuah ruang pembelajaran yang lengkap dengan materi dan kurikulum pembelajarannya.

“Akhirnya ada biaya Rp 150 ribu per bulan tiap murid. Jadwal latihan wajib itu delapan kali pertemuan per bulan. Walaupun pada praktiknya, saya setiap hari melayani anak-anak. Mereka mau belajar lebih ya ayo. Tiap pertemuan tidak dipatok berapa jam karena tiap anak moodnya beda beda,” ungkap alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi UMM ini.

Awal dibukanya skate school itu kebanyakan muridnya berusia lima tahun dan tertua usia kuliah. Konsep pembelajarannya seperti yang diusung SMK, yakni lebih banyak praktik dibanding teori. Tiap bulan ada beberapa yang keluar masuk.

“Terkadang ada beberapa anak yang ekonominya minim, bapaknya hanya sopir dan segala macam lah, itu kelihatan banget ingin belajar skate. Ya tetap saya ajak gabung tanpa membayar. Jadi ya ada subsidi silang lah,” beber Bolang.

“Ada beberapa anak juga yang saya bilangi; sudah keluar saja main skate sana. Daripada uangnya untuk bayar skate school, mending dibuat merawat papan skateboard. Karena dia memang sudah bisa lebih cepat,” sambung pria kelahiran 8 Februari 1992 ini.

Berjalannya waktu, olahraga skateboard terus diminati oleh masyarakat. Bahkan kini kebanyakan dari pihak orang tua yang mendorong anak- anaknya untuk belajar skateboard. Tujuannya karena meminimalisir anak untuk bermain gadget.

Demikian juga Bolang Skater Schoolterus berkembang. Dari awalnya hanya diikuti oleh anak-anak dan remaja, juga banyak orang dewasa yang ikut bergabung.

“Kemarin itu malah pernah ada yang sudah ibu-ibu ikut gabung. Itu mirip seperti di Bandung, memang banyak ibu-ibu yang menyukai skate ini,” sebut Bolang.

Selain banyak bermunculan peminat skateboard dari kalangan wanita, Bolang Skater School juga telah melahirkan sejumlah atlet. Tercatat setidaknya sudah ada empat atlet skateboard yang aktif hingga saat ini.

Kedepan, alumnus SMKN 5 Malang ini berkeinginan untuk mengembangkan lagi skate school ini. Ia menginginkan manajemennya lebih tertata dan mandiri serta merangkul banyak skater atau trainer lain. Kegigihan Bolang selama enam tahun terakhir ini didasari satu tekad yang besar dalam olahraga ekstrem ini.

“Saya hanya ingin regenerasi ini agar tidak putus. Entah nanti mereka mau jadi atlet atau bikin skate art, atau skate music, yang penting ada regenerasi, bisa bermain skateboard. Kalau aku pribadi, misal masih di bawah 15 tahun, kejar saja menjadi atlet. Jangka panjang masih bagus,” tegasnya.

“Tapi kalau usia lebih, bisa berkarya saja, bisa skate art, video park, skate musik bisa. Menurut saya olahraga ini cukup menghasilkan. Bisa ada endorse yang lumayan,” sambung Bolang.

Selain membangun manajemen yang tertata, Bolang juga ingin mengulang lagi kesuksesan Skate Tour di Jakarta Bandung dan Jogja pada 2022 lalu. Seluruh anak didiknya diajak berkeliling ke kota-kota tersebut untuk bermain skateboard, sekaligus mencari dan menambah relasi. 

“Keinginan lain, saya ingin bisa dijadikan konten untuk di YouTube. Mungkin bisa vloging, pembelajaran, ada beberapa konsep lah. Ini sekaligus untuk mengangkat nama Skate School dan olahraga skate ini,” tutup pria yang gemar bermain games ini. (ian/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img