spot_img
Thursday, October 10, 2024
spot_img

Akhlak Kepemimpinan Nabi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM
Anggota DPRD Jawa Timur
Presiden Nusantara Gilang Gemilang

Membicarakan Rasulullah memang tidak ada habisnya, manusia yang oleh Michael H. Hart ini disebut-sebut sebagai manusia yang paling berpengaruh sejagad dalam risetnya ini memang sempurna dalam segala halnya. Michael H.Hart menempatkan pada urutan pertama dalam jajaran 100 tokoh paling berpengaruh dalam bukunya yang cukup fenomenal. Alasannya cukup sederhana, Rasulullah menurutnya bisa meluaskan pengaruhnya yakni ajaran Islam dalam waktu yang tidak terlalu lama sampai ke seluruh belahan dunia.

- Advertisement -

Kalau kita perdalam tentang akhlak Rasulullah sebagai Pemimpin memang sangat luar biasa dan sangat layak dijadikan rujukan dan teladan. Bahkan dari beberapa literatur banyak para ilmuwan kekinian yang menjadikan beliau sebagai model dalam segala hal termasuk Cara beliau dan Potret beliau sebagai seorang leader.

Sebut saja para jajaran penentang beliau ini seperti Abu Sufyan, abu sufyan ini kurang apa ?, dia saudara sepersusuan Rasulullah, dia juga sepupu Rasulullah saudara dekat sekali. Tapi sedari awal risalah kenabian itu turun ke Nabi, maka sejak saat itu pula Abu Sufyan habis-habisan menentang Rasulullah.

Perang badar, perang uhud, perang khandaq dan sederet embargo serta pengucilan terhadap Rasulullah, Abu Sufyan lah aktor utama penentangnya, dialah orang nomer satu yang melakukan perlawanan.

Tapi yang menarik adalah bagaimana sikap Rasulullah terhadap Abu Sufyan ini,  bukan balasan untuk membunuh, bukan pula keinginan untuk menghabisi, akan tetapi upaya untuk merangkul, memahamkan dan mengajak kepada ajaran yang lurus san suci lah yang dilakukan oleh Beliau sang Nabi.

Singkat cerita pasca terjadinya perjanjian gencatan senjata Hudaibiyah dan sebelum terjadinya Fathu Mekkah Abu Sufyan memutuskan untuk berikrar ber Islam. Dan benar saja sebagaimana insting leadership Rasulullah, Abu Sufyan justru menjadi orang yang menunjukan karakter terbaiknya dalam membela Islam.

Ada sebuah ungkapan dari Presiden Amerika Serikat ke 6 John Quincy Adams “If Your action inspire others, to dream more, learn more, do more and become more you are a Leader”. Menjadi pemimpin yang menginspirasi orang disekitarnya untuk belajar lebih baik dan menjadi lebih baik serta menemukan jalan kehidupan terbaiknya adalah akhlak kepemimpinan yang telah divisualisasikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Keluruhan pekerti dan kesolehan sosial yang beliau tampilkan menjadi perwujudan akan kualitas keimanan dan kepribadian. Ketinggian karakter yang beliau miliki diamini oleh seluruh kaum baik pendukung beliau ataupun musuhnya sekaligun, sebagai ketinggian adab kepemimpinan yang pernah ada.

Tentu Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki harapan yang tinggi untuk bisa mengimplementasi akhlak kepemimpinan Nabi ini menjadi bingkai bagi seluruh pemimpin diseluruh level di bangsa ini, agar memiliki kualitas pekerti dan kesolehan sosial serta ketinggian karakter sebagaimana yang diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW.

Perjalanan kepemimpinan bangsa sejak 79 tahun bangsa ini merdeka tentu diwarnai dengan berbagai macam dinamika. Regulasi-regulasi baru yang mendukung penguatan otonomi daerah dan penguatan penyelenggaraan pemerintahan sampai level desa setidaknya telah membuka ruang peran baru bagi banyak “local leader” dan “local hero” untuk mendedikasikan dirinya bagi bangsa.

Namun berbagai fakta yang terjadi mengiri perjalanan demokrasi bangsa ini, setidaknya 26 tahun perjalanan reformasi masih menyisakan banyak pekerjaan rumah dalam sudut pandang “kebagusan akhlak” yang selazimnya di tampilkan dalam penyelenggaraan negara.

Korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) yang menjadi isu central terjadinya reformasi 26 tahun yang lalu, faktanya hari ini masih banyak kita saksikan perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme disekitar kita yang tersiar kabarkan lewat berbagai media masa.

Pilkada serentak yang akan digelar 27 november 2024 mendatang sebagai pungkasan dari tahun politik di tahun 2024 ini, seyogyanya menjadi momentum untuk melahirkan para pemimpin di level nasional atau daerah yang memiliki kualitas kepemimpinan terbaik, akhlak terbaik, karakter terbaik dan kualitas kinerja terbaik.

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momentum berharga untuk merenungkan teladan mulia Beliau dan memperbaharui tekad kita untuk menebar kebaikan dan cinta kasih kepada sesama. Rasullah dengan Akhlaknya telah menginspirasi orang lain, untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak dan menjadi lebih baik, dan beliau adalah sebaik-baik pemilik akhlak kepemimpinan.

- Advertisement -
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img