.
Saturday, December 14, 2024

Aksi di Kandang Singa Ricuh

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Kaca Pecah, Tiga Orang Luka, 107 Saksi Dimintai Keterangan

MALANG POSCO MEDIA- Aksi massa yang mengatasnamakan Arek Malang di Kantor Arema FC alias Kandang Singa di Jalan DI Panjaitan Kota Malang, Minggu (29/1) kemarin ricuh. Tiga orang luka. Hingga pukul 20.30 WIB tadi malam, petugas Polresta Malang Kota memeriksa 107 orang.

Mulanya massa yang datang di Kandang Singa  beradu argumen dengan orang yang berada di markas Arema FC itu.

Ketegangan pun terjadi. Massa melemparkan bom cat, berupa plastik berisi cat. Kemudian disusul aksi lemparan batu.

Kaca  Official Store Arema FC pecah. Kendaraan yang terparkir di depan kantor juga terkena cipratan bom cat. 

Aksi terus berlanjut hingga orasi. Saat orasi, massa mengungkapkan kekecewaan terhadap manajemen Arema FC. Kekecewaan itu kemudian diungkapkan sebagai permohonan maaf, kepada berbagai pihak yang terdampak kejadian tersebut. Dalam orasinya, mereka kecewa karena menganggap Arema FC tidak serius mendukung proses usut tuntas Tragedi Kanjuruhan.

Ada beberapa tuntutan yang disampaikan Arek Malang menyusul

ketegangan yang mulai mereda. Setidaknya ada beberapa poin yang disampaikan, mulai dari permintaan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat Indonesia, atas ketidaknyamanannya menikmati hiburan sepak bola Indonesia.

Dalam orasi, mereka memohon maaf sebesar-besarnya kepada seluruh warga Malang Raya  karena telah direndahkan martabatnya, oleh tindakan nirempati dari Arema FC juga bluralitas aparat saat Tragedi Kanjuruhan. Massa juga menyampaikan permohonan maaf kepada manajemen Persebaya serta pemain dan tim Persebaya, dan seluruh pihak yang dirugikan atas tindakan intimidatif di stadion.

Selain itu, massa aksi  menyuarakan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada seluruh klub sepak bola yang berlaga di Liga 1, 2 dan 3. Karena terganggu kegiatannya dalam persepakbolaan Indonesia.

“Kami arek-arek Malang, memohon maaf sebesar-besarnya, kepada seluruh pemain dan pekerja sepak bola di seluruh Indonesia, setelah Tragedi Kanjuruhan. Kami arek-arek Malang memohon maaf sebesar-besarnya, kepada seluruh suporter di Indonesia, karena pasca Tragedi Kanjuruhan, tidak dapat atau melihat klub sepak bola kebanggaannya,” seru mereka saat orasi. 

Di akhir orasinya, sebelum membubarkan diri massa memohon maaf sebesar-besarnya, kepada seluruh korban Tragedi Kanjuruhan. Mulai dari korban meninggal dunia dan korban selamat. Karena dukungan yang saat ini diberikan belum maksimal.

Massa kemudian membubarkan diri diiringi seruan yel-yel dan ungkapan kekecewaan. Mereka bergerak mundur kembali ke titik kumpul awal, di sekitar Taman Makam Pahlawan (TMP) di Jalan Veteran Kecamatan Klojen.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto yang hadir di lokasi ricuh menyayangkan kejadian itu. “Kami dari Polresta Malang Kota menyayangkan adanya penyerangan terhadap kantor Arema FC ini. Sebelumnya memang ada pemberitahuan rencana aksi oleh teman-teman. Kami sudah komunikasi, dan kami melakukan pendekatan seperti beberapa waktu lalu, aksi serupa hanya menempelkan stiker di kantor Arema FC,” jelasnya.

Pria yang akrab disapa Buher itu mengatakan, aksi kemarin berbeda dengan sebelumnya. Pasalnya mereka langsung melakukan penyerangan.

“Kami dari Polresta Malang Kota evakuasi korban yang mengalami luka-luka. Sementara ini, ada tiga yang terdeteksi mengalami luka dan sudah ditangani medis. Informasinya, dua dari pihak Arema FC dan satu dari warga sekitar,” bebernya.

Saat ini pihaknya telah mengerahkan anggotanya untuk mengamankan pelaku. Sebab ricuh di Kandang Singa itu sudah masuk dalam ranah hukum pidana. Yakni tindakan pengerusakan dan penganiayaan.

“Kami akan melakukan penangkapan, atau upaya paksa terhadap para pelaku tindakan kekerasan dan pengerusakan yang ada di wilayah Kota Malang ini,” tandas Buher.

Hingga pukul 20.30 WIB tadi malam kata Buher, pihaknya mengamankan 107 orang untuk dimintai keterangan. Mereka diperiksa sebagai saksi.

Di sisi lain, Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (PT AABBI)  Tatang Dwi Arifianto mengatakan manajemen selalu terbuka untuk berdialog, “Kantor selalu membuka diri, kami juga menerima keluh kesah Aremania. Bahkan beberapa waktu lalu Arema FC juga membuka crisis center, kami terbuka untuk berdialog. Bukan dengan cara perusakan rumah kami,” ungkapnya.

Tatang berusaha menahan diri dari provokasi yang dilakukan meskipun harus merelakan official store rusak. Seperti halnya saat bus Arema FC diserang oknum usai melakoni pertandingan tandang melawan PSS Sleman beberapa waktu lalu.

“Sebelumnya rombongan bus juga diserang oleh oknum tertentu, kami berusaha untuk menahan diri agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Menyikapi terjadinya perusakan tersebut, Arema FC menyerahkan sepenuhnya pengusutan kepada pihak kepolisian. “Bagi oknum pelaku yang melakukan pengrusakan dan anarkisme agar tidak timbul fitnah untuk bisa diungkap. Anarkisme dan pengerusakan bukan karakternya Arema,” kata dia.

Tatang menyebutkan  aspirasi seharusnya disampaikan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. “Mari kepada semua pihak, hal-hal terkait Arema kita tempuh bersama melalui jalur musyawarah, berdialog untuk mencapai mufakat,” tegas Tatang.

Sedangkan Manajer Arema FC Wiebie Dwi Andriyas yang sejatinya sudah bersiap menerima kedatangan pendemo mengaku kaget. Apa yang terjadi diakuinya di luar nalar.

“Kemarin dari pentolannya kan sudah saya hubungi, sudah komunikasi, ayo duduk bareng. Kalau terjadi seperti ini, chaos, kan tidak tahu. Di luar nalar,” kata dia.

Wiebie yang mengakui sempat terkena lemparan botol mengatakan, pihaknya ingin berkomunikasi. Bila ada permasalahan, termasuk kekecewaan pada manajemen, tidak dengan langsung penyerangan.

“Intinya ingin komunikasi, jangan langsung (menyerang),” tambah dia.

Wiebie tidak membayangkan bila sampai terjadi hal seperti kemarin. Apalagi, sesama orang Malang dan bahkan tak sedikit pihak yang saling kenal.

“Saya tidak bisa bayangkan, sesama orang Malang, sama-sama kenal. Saya inginnya kan ayo duduk bareng. Ini kan sama-sama Malang gitu lho. Ayo duduk bareng. Saya kan baru, tidak tahu kalau intinya sampai begini. Secara pribadi kami ke keluarga korban kan sudah,” jelas Wiebie.

Ia  menyebutkan, akibat kejadian tersebut, tiga petugas keamanan Arema FC mengalami luka-luka. Bahkan salah satunya, atas nama Robert harus mendapatkan jahitan di kepala. Sedangkan dua lainnya atas nama Farid dan Sando.

Sedangakan pemilik saham mayoritas Arema FC Iwan Budianto ketika dikonfirmasi Malang Posco Media belum memberikan jawaban. Pesan yang dikirim sudah terkirim namun sesuai notifikasi tampak belum dibaca. (rex/ley/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img