MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pembauran budaya (akulturasi) yang beragam di Lasem Jawa Tengah menjadi semangat bagi seorang fotografer, Peter Wang dalam menghasilkan karya fotografinya. Banyak jejak, peninggalan di Lasem hingga tempat yang bisa dipotret dan hasilnya indah untuk dinikmati.
Berbagai foto dokumentasi itu diangkat dalam pameran tunggal yang digelar di Dialectic Gallery Jalan Sumbing Kota Malang, Selasa (14/2) kemarin. Kepada Malang Posco Media, Peter Wang menjelaskan, cerita tentang Lasem dinilai masih unik dan cukup bersejarah. Begitu juga dengan kondisi pemukimannya yang indah. Total 36 potret foto tentang Lasem ditampilkan dalam pameran tunggal tersebut.
“Dulu juga dipercayai bahwa orang China pertama kali mendarat di pulau Jawa itu di Lasem pada abad ke 11 sebelumnya Cheng Ho. Jadi, saat saya meninjau ke sana ternyata memang Lasem ini sangat indah, sangat eksotik. Rumah-rumah dari kayu masih sangat orisinal,” terang Peter.
Disebutkan Peter, puluhan foto yang dipamerkan itu hasil perburuan selama beberapa tahun. Awalnya dimulai sekitar 2005 lalu, dan disambung lagi pada sekitar 2014. Ia mendokumentasikannya bersama tim tersendiri yang terdiri 8 orang. Total foto yang dihasilkan sampai 10 ribu frame.
“Ini hanya 36 foto yang dipamerkan. Itu memang rencana awal kami inginnya menerbitkan itu sebagai buku. Cuma, untuk pameran ini kami kerucutkan hanya di persilangan budayanya saja,” jelas Peter.
Dari puluhan foto yang dipamerkan, Peter menaruh kesan tersendiri pada beberapa foto. Misalnya foto seorang tokoh pembauran budaya sekaligus pembatik setempat yang dipotret dengan papan tulis.
“Di galeri ini juga ada 1 foto lagi, itu Raden Panji yang disembayangkan di Klenteng. Nah, itu betul-betul adalah seorang pejuang Lasem, orang Jawa yang memang diagungkan. Akhirnya disembayangkan disana,” ungkapnya.
Peter mengatakan, kondisi Lasem saat ini tentu sudah berbeda dibanding 10 tahun lalu, ketika foto itu diambil. Apalagi Lasem kini juga sudah bergerak menjadi kota turis. Namun demikian, setidaknya dengan pameran ini masyarakat luas khususnya Malang bisa mengetahui indahnya akulturasi budaya yang terjadi di Lasem.
“Dan sebetulnya harapan saya dari awal waktu melakukan dokumentasi ini semua adalah untuk menjadikan buku, supaya orang-orang itu tahu Kota Lasem seperti apa. Dan Lasem ini menjadi kota wisata. Sebenarnya saya punya ide untuk menjadikan Lasem sebagai salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah,” tutupnya. (ian/aim)