.
Friday, December 6, 2024

Akuntansi Adalah Bahasa Bisnis Perusahaan dan Stakeholders

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Banyak pihak yang memiliki persepsi bahwa akuntansi itu selalu berhubungan dengan angka. Padahal dalam realitanya, tidak selalu demikian. Akuntansi terlibat juga dengan perilaku, penilaian, keputusan, respon kognitif, dan fisiologikal individu atau organisasi.

Hal itu disampaikan Prof. Ani Wilujeng Suryani, Ph.D. Hasil penelitian Guru Besar Universitas Negeri Malang (UM) ini menjelaskan, Akuntansi Keuangan mencakup peran perkembangan dan penerapan standar akuntansi dan analisis informasi keuangan.

Peran akuntansi ini menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas sesuai kode etik profesi akuntan. “Akuntansi berkontribusi pada penciptaan nilai melalui pengelolaan sumber daya secara efektif dan berkelanjutan,” katanya.

Prof. Ani Wilujeng Suryani, Ph.D Guru Besar Bidang Akuntansi Keuangan dan Keperilakuan. Menurutnya, Akuntansi Keperilakuan menganalisa persepsi pemangku kepentingan dalam mempengaruhi akuntansi dan kebijakan pengungkapannya.

Tidak terbatas pada akuntansi keuangan, corporate social responsibility, dan sustainability dalam pengambilan keputusan keuangan. ‘’Secara garis besar ada empat hal yang kami ungkapkan dalam penelitiannya,’’ ujarnya.

Pertama, persepsi terhadap akuntan dan akuntansi meliputi stereotip akuntan, preferensi karir mahasiswa akuntansi, efikasi diri akuntan, serta keberagaman dan inklusivitas profesi akuntan.

Menurutnya, stereotip terhadap profesi akuntan yang berkembang di masyarakat ialah sosok yang kaku, ribet, susah diajak berkomunikasi, dan sangat jeli. Dengan pandangan tersebut, timbul pertanyaan : apakah profesi akuntan menarik bagi khalayak umum terutama mahasiswa akuntansi?.

“Penelitian yang saya lakukan menemukan rendahnya minat mahasiswa akuntansi berkarir di kantor akuntan publik yang lumrahnya menjadi jujukan lulusan akuntansi,” tuturnya.

Kedua, penelitian menggambarkan karakter akuntan dalam media film. Analisis semiotik terhadap puluhan film box office merepresentasikan interaksi simbolik antara makna denotatif, konotatif, dan mitos atas profesi akuntan.

Seperti stereotip yang berkembang, sebagian besar akuntan diperankan oleh laki-laki. Sosok akuntan juga masih digambarkan sebagai bean counter, yang berkutat dengan angka-angka. Yang menyedihkan, akuntan digambarkan sebagai sosok introvert, individu yang menghindari komunikasi terlalu sering dengan orang lain, dan menutup diri dari keramaian.

“Akuntan berperan sebagai guardian angel, garda terdepan dalam akuntabilitas yang mengamankan keuangan perusahaan atau publik melalui opini yang dikeluarkannya,” terangnya lebih lanjut.

Ketiga, meskipun telah ada upaya berupa redefinisi akuntansi, restandarisasi, reformulasi definisi dan kode etik profesi akuntan, stereotip akuntan tidak banyak berubah. Hal ini menunjukkan adanya dramaturgical loyalty.

Dimana akuntan menjalankan “business as usual” dan menjaga penampilan untuk suatu peran dalam setting yang profesional, untuk memuaskan keinginan pemangku kepentingan. “Akuntan tetap perlu mendekonstruksi stereotip tradisional dengan menunjukkan identitas baru,’’ ungkap Ani.

Keempat, dalam mengurai peran akuntansi terhadap nilai perusahaan, dilakukan penelitian

pada media sosial (Twitter/X) perbankan. Cuitan bank dianalisa juga dengan bingkai teori manajemen kesan.

Organizational promotion merupakan kategori yang paling banyak digunakan. Meskipun tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Cuitan yang mengelompok di ingratiation menempati urutan kedua, dan variabel ini berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan.

“Dapat disimpulkan bahwa akuntansi tidak terbatas pada angka dan perhitungan semata. Accounting Beyond The Numbers. Akuntansi adalah bahasa bisnis yang menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan stakeholders,” terang Ani. (imm/has)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img