.
Saturday, December 14, 2024

Alfredo Dhilan ST Inovator Muda Olah Apel, Produksi Apel Grade B Jadi Teh Celup Beragam Varian

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Semua tahu apel identitas Kota Batu. Namun tak semua bisa melihat peluang mengolah apel menjadi luar biasa. Di tangan Alfredo Dhilan ST,  apel diolah menjadi Apel Celup. 

Alfreda membuat perusahaannya terus berkembang dengan produk ‘Apel Celup’ miliknya. Produk miliknya menyasar market hingga New Zealand. Juga ikut pameran di Jepang.

Produknya itu pun meraih Juara Wismilak Diplomat Success Challenge (DSC-X) tahun 2019 dan 50 Food Startup Indonesia 2019 (Bekraf).

Semua produk lokal yang Alfredo kerjakan berada dalam bendera CV  Dhilanmesindo. Terbaru ia tengah membangun tempat pengolahan apel. Nantinya akan dibuka untuk wisata edukasi pengolahan produk apel. Saat ini progres pembangunan berjalan 90 persen.

“Mengawali semua itu saya mencoba mengangkat potensi lokal Kota Batu yang bisa dikatakan hampir saja punah. Yaitu apel yang produksinya semakin berkurang. Harganya pun tak menentu. Dari situ saya mencoba membuat perusahaan pengolahan apel dengan menciptakan produk yang iconik, inovatif dan bernilai tinggi,” cerita  Alfredo kepada Malang Posco Media.

Sebelum   membuka usaha sendiri, alumnus S1 Teknik Pengairan Universitas Brawijaya ini mengungkapkan setelah lulus kuliah dirinya kerja di bidang konstruksi.

Ia  bahkan sempat merantau ke luar negeri. Hingga pada akhirnya memutuskan pulang ke Indonesia karena melihat potensi Indonesia. Khususnya tempat kelahirannya Kota Batu  yang sangat kaya potensi sumber daya alam. Namun sayangnya  potensi itu belum dimaksimalkan dengan baik.

Potensi itu tak lain  pertanian apel. Tapi sayangnya kondisi petani apel di Kota Batu sudah tidak seperti dulu lagi. Mulai dari hasil produksi,  unsur hara tanah yang mulai menurun, dan harga penjualannya yang tak bisa tinggi.

“Karena saya lahir di Kota Batu dan merasa ikut memiliki Kota Batu. Saya ingin membuat produk yang dapat menjadi ikon perusahaan pengolahan buah apel. Serta mampu mengangkat kembali pertanian apel di Kota Batu,” beber pria kelahiran Batu, 29 Agustus 1992 ini.

Seiring berjalannya waktu, setelah melalui riset yang panjang pada akhirnya ia launching produk dengan merk Apel Celup tiga tahun lalu. Tepatnya di bulan Desember 2017.

Ia menerangkan Apel Celup adalah minuman yang diolah seperti layaknya teh celup. Namun produk tersebut berbahan dasar 100 persen buah apel.

“Minuman seperti ini (teh buah.red) sangat jarang ditemui di Indonesia. Tapi di beberapa negara seperti Turki, teh buah sangat populer. Akhirnya saya ingin mempopulerkan minuman yang berbahan dasar apel sebagai primadona dan menjadi budaya minum teh Apel di Kota Batu,” bebernya.

Karena itu dari inovasinya,  produk apel Celup diikutkan dalam Demoday Food Startup Indonesia (FSI) 2019 yang digelar oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Hasilnya dari ratusan produk kuliner yang ikut, hanya ada 50 peserta yang lolos. Salah satunya   Apel Celup.

Begitu juga saat berkompetisi di Wismilak Diplomat Success Challenge (DSC). Produknya sebagai juara. Dari  12.500 peserta DSC, diambil tujuh orang yang menjadi winner dan dapat modal usaha.

Dalam kompetisi itu ada beberapa aspek. Yakni pelaku usaha harus paham, piawai dan persona. “Ke depan enterpreneur tak cuma dituntut menjadi pengusaha tapi didorong untuk bisa memberi dampak untuk sekitar,” imbuhnya.

Dalam DSC ia menawarkan dengan memberikan solusi untuk petani apel. Terutama apel grade B banyak yang tidak bisa terolah. Nilai jualnya rendah waktu panen.

“Karena Kota Batu sebagai kota apel harusnya punya ikon perusahan pengolahan apel. Kalau diolah jadi produk, saya yakin bisa angkat kembali apel Batu. Asalkan produknya berkualitas. Tak cuma sebatas mengenalkan bahkan kita bisa jual keluar negeri,” papar Alfredo.

Sedangkan untuk produk dan keunggulan Apel Celup adalah minuman teh celup berbahan dasar 100 persen apel. Apel yang digunakan adalah jenis apel Romebeauty dan Manalagi yang di campur dan kemudian dikeringkan. Lalu disajikan layaknya teh dalam kantong.

“Kami mendapatkan buah apel tidak hanya dari kebun sendiri. Tetapi juga memasok dari para petani lokal yang ada di sekitar kami. Produk ini tanpa bahan pengawet, dan tanpa pemanis buatan,” jelas warga   Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu ini.

Tak hanya membuat inovasi produk apel celup. Alfredo juga memanfaatkan website miliknya www.dhilanmesindo.com untuk berjualan sekaligus mempromosikan produk. Website  tersebut juga menerangkan gambaran singkat tentang jenis apel yang diolah dan proses petani apel Kota Batu yang diberdayakan olehnya.

Saat ini dari produk miliknya ada empat varian rasa. Apel Original, Apel Cinnamon, Apel Peppermint  dan Apel Lemon. Produk tersebut telah dipasarkan ke berbagai daerah. Dengan fokus pemasaran di area Malang Raya, di toko modern.

 “Produk kami juga bisa didapatkan di online juga di Shopee. Ke depan kami  ingin menjangkau pasar luar negeri,” harap Alfredo.

Untuk saat ini, ia  tengah melakukan pengembangan Apel Celup melalui platform media sosial yang digunakan tidak hanya untuk memperkenalkan produk. Tetapi juga memiliki channel-channel khusus seperti Farmer’s Diary atau channel untuk mengangkat keseharian petani apel.

Kemudian, lanjut dia, channel Explore Batu yang tujuannya  mengeksplore wisata maupun budaya yang ada di Kota Batu. Sehingga nantinya bisa menjadi referensi dan meningkatkan daya tarik Kota Batu sebagai Kota Wisata.

“Serta Celap Celup atau channel yang kami buat dengan tujuan untuk memberikan product knowledge Apel Celup dan juga cara menyajikan teh buah secara modern dan kekinian,” paparnya.

Ia juga sedang mengembangkan produk apple beer saat ini. Inovasi itu ia dapatkan beberapa waktu lalu saat tren  kopi beer diminati kalangan remaja. Saat ini produk apple beer dengan zero alkohol juga sudah ia pasarkan.

“Kami  baru saja uji coba market di New Zealand untuk produk Apel Celup. Produk yang kami kirim dalam jumlah yang tidak besar dan menguji pasar. Kami juga sempat pameran di Asian Food Show di Osaka Jepang beberapa waktu lalu,” imbuhnya.

“Terakhir sebagai Kota Apel, saya juga tengah membangun tempat pengolahan apel yang telah berjalan 90 persen.  Nantinya kami bikin tempat produksi yang layak bisa dikunjungi, orang bisa lihat cara bikin produk apel kami(hilirisasi). Lokasinya kami bikin di tengah-tengah kebun apel,” pungkasnya. (kerisdianto/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img