.
Sunday, December 15, 2024

Alhamdulillah, Hari Ini Puasa Bersamaan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal puasa atau 1 Ramadan 1444 Hijriah/2023 Masehi jatuh pada Kamis (23/3) hari ini, usai diputuskan melalui sidang isbat di Gedung Kemenag RI, Jakarta, Rabu (22/3) kemarin. Sehingga puasa bersamaan.

“Sidang Isbat menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada hari Kamis,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, saat memimpin konferensi pers penetapan sidang Isbat.

Dengan penetapan itu maka pada Rabu (22/3) tadi malam umat Islam di Indonesia dapat melaksanakan salat tarawih. Sidang isbat ini diikuti sejumlah perwakilan organisasi keagamaan, ahli astronomi, serta tamu undangan lainnya.

Berbeda dengan penetapan saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, kini sidang isbat digelar tanpa ada pembatasan peserta.

Pengumuman penetapan dilakukan secara daring dan luring. Dengan demikian, masyarakat sama-sama bisa langsung menyaksikannya melalui tayangan di laman media sosial resmi Kemenag.

Sidang isbat sendiri digelar, Rabu sejak pukul 17.00 WIB sampai ditutup dengan penetapan awal puasa tahun. Kegiatan diawali paparan secara terbuka mengenai posisi bulan sabit baru (hilal) berdasarkan data astronomi oleh para pakar.

Sidang Isbat mempertimbangkan informasi awal berdasarkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan hasil konfirmasi lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal. Kegiatan dilanjutkan dengan salat Maghrib berjamaah kemudian dilakukan sidang tertutup. Setelahnya, sidang isbat diumumkan melalui konferensi pers.

Ketua PD Muhammadiyah Kota Malang Abdul Haris mengaku, kesamaan waktu ibadah di bulan Ramadan ini tentu menjadi kebahagian tersendiri. “Kalau bareng ya tambah senang. Sama (waktu puasanya) ya malah bagus, artinya kan lebih nyaman. Tapi kalau toh berbeda pun, sebenarnya tidak masalah. Karena berbeda itu biasa. Ya sebenarnya masalah ijtihad saja, ketika sudah memahami dasarnya ya tidak ada masalah. Ini momen untuk saling merekatkan persaudaraan umat Islam,” katanya.

Untuk pelaksanaan salat tarawih di masjid-masjid Muhammadiyah, pihaknya juga tidak mengeluarkan aturan pembatasan seperti pelaksanaan tarawih tahun lalu ketika pandemi Covid-19 lalu. Sehingga ibadah salat bisa berjalan normal seperti biasa.

Terlepas dari itu, Abdul Haris berpesan agar para jemaah untuk makin memaksimalkan ibadah selama bulan suci Ramadan. Menurutnya, bulan Ramadan ini bisa menjadi momen untuk melatih keimanan diri masing masing.

“Pertama, dihayati apa arti puasa di bulan Ramadan. Yaitu utamanya untuk meningkatkan kualitas iman dan membangun relasi sosial yang baik. Karena intinya juga bagaimana membangun relasi sosial, apalagi ini tahun politik. Dengan adanya puasa, maka bisa menahan hawa nafsu, menahan diri dari menyakiti orang lain baik perkataan maupun perbuatan,” tandasnya.

Sementara di Kabupaten Malang, rukyatul hilal yang dilaksanakan di lantai 9 Kantor Bupati Malang Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Rabu (22/3) petang kemarin, Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang menyatakan tidak dapat melihat hilal. Namun demikian Kepala Kantor Kemenag  Kabupaten Malang Sahid selaku ketua tim Rukyat memastikan 1 Ramadan 1444 H/2023 jatuh pada Kamis hari ini.

Kepastian itu disampaikan Sahid seiring dengan ketinggian bulan sesuai data dari BMKG sudah melebihi 6 derajat di atas ufuk. “Alhamdulillah rukyatul hilal dilaksanakan hari ini. Memang  tidak berhasil untuk melihat bulan, karena memang Malang ini adalah cuacanya setiap detik berubah. Tahun ini memang tidak kelihatan. Namun dipastikan, tahun ini awal Ramadan 1444 H/2023 Masehi. Alhamdulillah serentak di Indonesia bersaman. Yaitu jatuh pada hari, Kamis 23 Maret 2023,” kata Sahid kemarin.

Sahid mengatakan rukyatul hilal merupakan salah satu penentu 1 Ramadan, 1 Syawal maupun 1 Dzulhijah. “Ada dua metode untuk menentukan awal Ramadan, awal Syawal dan Dzulhijah. Yaitu hisab melalui penghitungan dan melalui rukyat yaitu melihat. Rukyat sendiri merupakan perintah agama sehingga wajib dilaksanakan, untuk memastikan, ” tambah Sahid.

Aktivitas rukyatul hilal kemarin mulai dilakukan pukul 16.30.  Diikuti oleh kepala Kantor Kemenag Kabupaten Malang dan staf, Kepala Kantor Kemenag Kota Batu dan staf, Kepala Kantor Stasiun Geofisika Malang (BMKG Karangkates) dan Staf, Ketua MUI Kabupaten Malang, Pegawai Pemkab Malang, dan perwakilan organisasi Islam Kabupaten Malang. Menggunakan teropong yang dihubungkan, para petugas melihat hilal.

“Untuk melihat hilal mulai pukul 17.40 – 18.14 WIB. Namun karena cuaca, yaitu bulan tertutup awan sehingga hilal tidak dapat terlihat, ” kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Stasiun Geofisika Malang Ahmad Zarkoni.

Dia mengatakan jika kondisi cuaca cerah, hilal bisa dipastikan dapat terlihat. “Waktunya hanya 30 menit melihat bulan di atas ufuk. Tadi di mulai puku 17.40 sampai dengan pukul 18.14. Karena tertutup awan sehingga tidak dapat terlihat, ” ungkapnya.(ntr/ira/ian/lim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img