MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ali Rifki telah resmi menanggalkan jabatan manajer tim Arema FC. Sebelum digantikan Wiebie Dwi Andriyas, direksi tim Singo Edan telah menerima pengunduran diri Ali Rifki yang sejatinya sudah berpamitan seiring dengan pengunduran diri Gilang Widya Pramana sebagai presiden klub. “Sebetulnya mundurnya saya bukan hari ini (kemarin, red). Sudah sejak waktu pagi bareng preskonnya Mas Gilang itu (29 Oktober),” ujar Ali Rifki ketika dikonfirmasi Malang Posco Media.
Ali Rifki menyebutkan, tidak mau membuat pemain semakin ‘galau’ setelah ditinggalkan presiden klub. Apalagi, sebelumnya tim juga dalam tahap pemulihan psikis dan mental usai terjadinya Tragedi Kanjuruhan. “Ini juga demi pemain, kalau gak punya manajer kan seperti kebingungan,” tambahnya.
Menurut Ali Rifki, saat itu dia pun membatalkan berpamitan. Termasuk kepada para pemain. Diakui pengusaha konstruksi ini bila dirinya baru berpamitan kepada Alfarizi cs kemarin. Begitu pula pernyataan resminya yang dia unggah di media sosial pribadinya.
Dia mengatakan, ada faktor kuat yang membuatnya memilih mundur. Pertama, adalah mundurnya Gilang, yang membawanya masuk ke Arema FC. Menurutnya, bila Gilang mundur, dia pun harus mundur.
“Bagaimanapun saya yang membawa kan Mas Gilang, yang ngajak dia, bagaimanapun satu paket. Meskipun berat hati, satu paket ya gak bisa (tidak mundur). Sedih sih, semua pas saya ikut pamitan. Waktu itu sampai ini beberapa kali diyakinkan untuk bertahan,” kata Ali Rifki.
Namun, selain satu paket, dia merasa memiliki trauma yang mendalam pula. Ia mengakui belum kuat untuk masuk kembali ke stadion mendampingi tim. “Tapi saya masih trauma mendalam kalau mau masuk stadion, masih trauma kalau mendampingi tim,” imbuh dia.
Lebih lanjut Ali Rifki mengakui mendukung pilihan direksi, Wiebie Dwi Andriyas sebagai manajer baru. “Dan juga titip, bahwa manajer baru ini manajer tim, jadi beban manajer tim itu sebetulnya mengurusi, mempersiapkan sebaik mungkin tim untuk berlaga,” tegas dia yang mengakui belum sempat berkomunikasi dengan Wiebie.
Selain itu, dia berharap Arema FC kembali ke trek kemenangan. Karena Arema FC segera kembali berkompetisi, ia mau ada lagi senyum di tubuh tim yang dia idolakan. “Saya, suka duka selama jadi manajer 1,5 tahun. Kalau menang kita suka, kalah duka. Tragedi kemarin memang membuat duka mendalam, sampai bikin trauma. Tapi saya bangga ikut serta jadi bagian kehebatan Arema FC. Mohon maaf. Liga 1 main saya pasti nonton di televisi. Tinggal nunggu kapan siap datang ke stadion, baru kembali. Kan tetep saya juga Aremania. Saya pesan agar Arema cepat bangkit, kuat dan menangan. Jangan lupa menang,” pungkasnya. (ley/bua)