spot_img
Sunday, September 8, 2024
spot_img

Alih Status ASN, Sabet Puluhan Penghargaan

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Memulai karir sebagai anggota TNI AD, namun sejak tahun 2015, beralih status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Itulah Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang, Drs. Yoyok Wardoyo, MM. Delapan tahun me­megang jabatan ini, ternyata pria ini malah banyak menyabet berbagai penghargaan. Apa saja kiatnya, berikut wawancaranya dengan Ira Ravika, wartawati Malang Posco Media.

MPM : “Berapa total peng­hargaan yang diterima?”
Yoyok : “Jika dihitung jumlahnya sudah puluhan. Saya tidak hafal satu persatu. Tapi diantaranya tahun 2019 kami mendapatkan penghargaan dari Kementerian Tenaga Kerja RI sebagai Dinas Ka­bupaten/Kota yang memiliki kepedulian terhadap perlindungan Pekerja Migran Indonesia”.

MPM: “Lalu apa lagi penghargaan yang berkesan?”
Yoyok : “Ya, beberapa yang lain, mendapatkan penghargaan Rakernas dari Istana Raya Nusantara atas peran serta dalam Harmony Sinergitas Kemitraan Tahun 2019. Kemudian penghargaan dari Lingkar Sosial Inclusive Award sebagai mitra pemberdayaan penyandang disabilitas sejak Tahun 2021 melalui pelatihan wirausaha, penempatan dan distribusi tenaga kerja di sektor formal tahun 2022 dan masih banyak lagi”.

MPM : “Apakah merasa ada kepuasan tersendiri?”
Yoyok : “Dalam bekerja, bukan penghargaan yang kami kejar. Penghargaan itu hanya bonus. Fokus kami adalah bekerja memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat”.

MPM : “Bagaimana ceritanya dapat bergabung menjadi ASN?”
Yoyok : “Saya memulai karir dari anggota TNI AD tahun 1991. Mulai dari staf. Tahun 1993 mengikuti kursus teritorial. Tahun 1995 Pama Kodam V/Brawijaya. Sebagai anggota TNI saya sangat serius dalam bertugas. Ada kesempatan sekolah atau kursus saya ambil. Tentunya untuk jenjang karir yang lebih tinggi. Sampai dengan tahun 2015 saya mendapat tugas sebagai Pamen Denma Mabesad. Saat itu pangkat Letkol”.

MPM : “Lalu?”
Yoyok : “Tahun itu, Bupati Malang dijabat pak Rendra Kresna. Saya diajak masuk lingkungan Pemkab Malang sebagai ASN. Setelah mengajukan alih status dan disetujui, barulah saya masuk ASN. Pertama saya bertugas sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Hukum dan Politik. Delapan bulan kemudian, menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja sampai sekarang”.

MPM : “Apakah sulit beradaptasi?”
Yoyok : “Lumayan. Saya basicnya adalah TNI, kemudian menjadi staf sipil. TNI dalam pekerjaan harus bergerak cepat. Tidak bisa santai. Saya terus berpikir, bagaimana bisa menciptakan sebuah harmoni atau mendapatkan chemistry dalam bekerja. Alhamdulillah, setelah dua tahun saya menjadi kepala dinas, chemistry itu kemudian terjalin sampai saat ini”.

MPM : “Apakah ada tips lain?”
Yoyok : “Saya mengakui bahwa menjadi pimpinan tidak bisa hanya mengandalkan sabar. Ada kalanya saya harus demokratis, ada kalanya juga saya harus otoriter. Tujuannya agar roda organisasi berjalan, semua program juga berjalan dengan baik. Karena itu janji saya. Saat alih status saya disetujui, maka saya harus mempertanggung jawabkan keputusan itu dengan bekerja dengan baik”.

MPM : “Apakah saat masuk menjadi ASN juga ingin mengejar karir?”
Yoyok : “Tidak. Di ASN, niat saya hanya satu. Yaitu bekerja tulus dan iklas. Saya tidak mengejar karir. Saya juga tidak mau berkompetitor dengan yang lain. Dari TNI menjadi ASN itu sudah sangat saya syukuri. Mungkin itu yang membuat saya diterima. Para kepala perangkat daerah tidak menganggap saya sebagai kompetitor tapi hanya rekan kerja. Saya bukan ancaman bagi ASN lainnya. Begitu juga dengan staf, saya selalu mendukung mereka untuk maju. Alhamdullillah, selama ini semuanya berjalan baik dan semua program kami juga jalan”.
MPM : “Ada program prioritas?”
Yoyok : “Di Disnaker ini ada empat bidang dan satu kesekretariatan. Empat bidang itu pertama bidang pelatihan dan produktifitastenaga kerja, kemudian ada bidang penempatan tenaga kerja, Bidang Industrial, dan Bidang Transmigrasi. Semuanya memiliki tupoksi dan prioritas”.

MPM : “Bagaimana tepatnya?”
Yoyok : “Seperti Bidang Industri, kami berusaha menciptakan hubungan aman, lancar dan kondusif dan produktif. Kami ajak perusahaan untuk bersama-sama menciptakan itu. Tujuannya jelas, yaitu meningkatkan investor. Kami bersukur, selama ini dapat membina perusahaan dengan baik, dan dapat mencipatan iklim harmonis aman dan lancar juga kondusif. Untuk pekerja kami gandeng mereka. Kami ajak bicara jika ada permasalahan. Dengan komunikasi, semuanya dapat diselesaikan”.

MPM : “Bagaimana mewujudkan program berjalan lancar?”
Yoyok : “Kami harus mengedepankan ko­la­borasi dengan perangkat daerah lain, atau pihak lain. Salah satunya saat so­sialisasi dan pelayanan KB untuk Calon Pe­kerja Migran Indonesia. Itu kegiatan dari Dinas PPKB sedangkan kami memenuhi un­tuk SDM atau Calon PMI nya. Kami ber­ko­laborasi dengan lembaga-lembaga lain­nya. Kami sadar, tanpa kolaborasi, kami tidak bisa bergerak secara maksimal. Ini ju­ga kami ajarkan kepada staf.” (ira/mar)

- Advertisement -spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img