.
Thursday, December 12, 2024

ALLAH ITU DEKAT

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Oleh : drh. Puguh Wiji Pamungkas, MM

Kesuksesan seseorang itu merupakan buah kombinasi antara keyakinan kepada Allah SWT dengan ikhtiar maksikal yang kita kerjakan. Keyakinan kepada kebesaran dan takdir Allah SWT akan menjadi fikiran positif yang atasnya akan menjadi daya dorong bagi kita utk memiliki langkah-langkah strategis, terencana, tertata dan terukur dalam menjalankan aktifitas pekerjaan kita.

Kekuatan keyakinan akan menghantarkan kita pada sebuah pemahaman atau mindset bahwa apa yang kita kerjakan akan selalu diperjumpakan dengan kemudahan dan jalan keluar, padalah sebenarnya atas dasar mindset yang muaranya dari keyakinan tadi itu, kita tergerak untuk menjadikan diri kita selalu siap dalam segala situasi dan kondisi, sehingga ketika ada “oportunity” yang datang maka kita memiliki kemampuan untuk mengambil dan mengeksekusinya.

Salah satu intrumen penguat keyakinan dan mindset tersebut adalah “do’a”. Abu Darda’ pernah berkata, “Bersungguh-sungguhlah dalam berdoa. Karena, siapapun yang banyak mengetuk pintu, pasti akan dibukakan baginya.” (HR Ibnu Abi Syaiba).

Doa bagi kita bukan hanya sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, akan tetapi doa juga merupakan obat bagi kegundahan hati yang terkikis karena permasalahan hidup yang menghampiri, selain itu doa juga menjadi sumber harapan, karena ketika kita berdoa, maka sama saja kita sedang menggantungkan asa, harapan dan cita-cita yang kita inginkan, yang bisa jadi hal itu adalah suatu hal yang mustahil, diluar nalar atau tidak mungkin terjadi.

Pada suatu hari, salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, pesankan sesuatu kepadaku yang akan berguna bagiku dari sisi Allah.” Rasulullah menjawab, “Perbanyaklah berdoa. Sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan doamu akan terkabul.” (HR Ath-Thabrani)

Begitu dalam makna dari Hadist ini, doa itu bisa di bilang representasi dari harapan dan cita-cita. Idealnya semakin tinggi harapan dan cita-cita maka seharusnya semakin intens juga dalam kita berdoa baik kuantitas ataupun kualitasnya.

Rasulullah, Sahabat dan orang-orang sholeh telah banyak mencontohkan kepada kita, bahwa hampir semua peristiwa penting dan bersejarah itu selalu di awali dengan cita-cita, harapan, angan-angan yang besar,  berani dan imposible.

Sebut saja perang Badar, Fathu makkah, ditaklukannya andalusia, ditaklukannya konstantinopel dan cerita serta sejarah penting yang lainnya dalam Islam adalah gambaran bahwa doa dan iman merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Sebagai seorang hamba yang harus kita yakini adalah, bahwa ujung dari sebuah harapan adalah doa  dan doa adalah wujud nyata dari keimanan. Terkadang kita sendiri tidak yakin dengan harapan dan doa kita, tidak percaya, menganggapnya berlebihan dan sebagainya. Padahal pesan Nabi sudah jelas, contoh dan teladannya juga sangat gamblang tentang bagaimana sejarah dan semua peristiwa penting dalam sejarah peradaban Islam itu adalah hasil dari memadukan antara harapan, doa dan kegigihan amal.

Jangan takut untuk berdoa, jangan lelah untuk berdoa, jangan membatalkan doa-doa kita, karena sejatinya Allah sudah menjamin sebagaimana firman-Nya ; “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku Kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” QS. Al-Baqarah[2]:186

Ramadhan adalah bulan untuk berdoa, detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari yang ada di bulan Ramadhan adalah momentum berharga bagi kita untuk menguatkan tali keimanan kepada Allah SWT dengan berdoa, karena kita meyakini bahwa Allah itu dekat, dan pemilik skenario atas seluruh kehidupan kita. Perbanyaklah doa, miliki harapan yang besar, imposible dan berani karena itu adalah sebenar-benar Iman. (*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img