MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Alumni Magister Manajemen Universitas Islam Malang (Unisma), berhasil lolos beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Dalam Negeri. Dia adalah Masyhuri, yang akan melanjutkan pendidikan doktornya di Universitas Brawijaya, Program Studi (Prodi) Ilmu Manajemen.
Terkait keberhasilannya tersebut, dia menyampaikan komentarnya dengan gembira. “LPDP merupakan jembatan bagi kita yang memiliki mimpi untuk melanjutkan studi S2 maupun S3,” ucapnya kepada Malang Posco Media, Rabu (13/7) kemarin.
Untuk lolos program beasiswa LPDP, prosesnya tidak mudah. Masyhuri harus menyiapkan banyak dokumen sebelum mengikuti seleksi. Seperti ijazah, nilai TOEFL ITP, rekomendasi akademisi dan lain sebagainya. “Seleksinya sangat ketat karena terdapat tiga tes, yaitu tes seleksi administrasi, seleksi bakat skolastik dan tes substansi,” ungkapnya.
Untuk program doktoralnya, dia memilih UB. Karena LPDP hanya membolehkan memilih kampus dengan grade A. “UB satu-satunya kampus di Malang yang memiliki prodi Program Doktor Ilmu Manajemen yang terakreditasi A,” imbuhnya.
Ditanya tentang kiatnya mencapai sukses, Masyhuri menyampaikan untuk tetap semangat dan gigih dalam mencapai cita-cita. “Tetap semangat dalam mengejar mimpi, karena hal yang tidak mungkin menjadi mungkin jika kita berusaha dan berdoa,” tegasnya.
Untuk perolehan beasiswa LPDP, Masyhuri mengaku sudah dua kali mencoba. Sebelumnya dia telah mengikuti beasiswa tersebut di jenjang S2, tetapi tidak lolos. Sehingga, memilih Unisma jadi tempat studinya di jenjang S2.
Di Unisma pun, Masyhuri sangat dipermudah dalam menjalankan studi masternya. Dia hanya menempuh tiga semester saat menempuh pendidikan S2 di Unisma. Dengan bermodalkan jurnal yang terindeks Sienta dia dapat mempercepat masa studinya. “Ketika saya mau daftar LPDP saya dibantu oleh beberapa dosen untuk meminta surat rekomendasi. Kemudian ada salah satu SK rektor yang menyatakan bahwa di Unisma bisa lulus tanpa tesis. Saya input jurnal terindex Sienta 2 sebanyak dua artikel. Sehingga itu bisa dikonversikan menjadi nilai A untuk tesis,” jelasnya.
Jurnal pertama yang dia input yaitu tentang stres kerja karyawan Bank Syariah yang di merger dari tiga perusahaan menjadi satu perusahaan. Mulai dari konflik kerja ketika Work From Home yang nantinya dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Kedua tentang kebiasaan guru di Jawa Timur untuk melaksanakan inovasi, ketika mereka dituntut untuk mengajar dari rumah atau belajar online.
“Jadi yang saya jadikan sebagai pengganti tesis kedua jurnal itu, yang masuk di Sienta 2. Harapannya banyak jurnal yang saya hasilkan. kalau kemarin target nasional. Semoga bisa menghasilkan jurnal internasional terindex Scopus Q2 atau Q1. Sebenarnya sudah ada yang terindex Scopus dan Sienta tapi hasil kolaborasi. Total ada 7 jurnal,” jelasnya.
Sebelum mengikuti beasiswa LPDP ini ternyata Masyhuri sudah menyiapkan dengan matang. Sebab, menurutnya hal yang paling sulit saat tes Toefl dan ITp. Berkat kegigihannya belajar secara individu maupun khusus dia memperoleh nilai TOEFL® ITP 590.
“Desember 2021 saya sudah prepare di test TOEFL® ITP yang itu berstandar nasional. Kalau S3 di Brawijaya itu 530, kalau beasiswanya menyaratkan di atas 500. Harus belajar reading structure dan listening untuk LPDP dalam negeri,” ujar pria asal Lumajang itu. (imm)