spot_img
Monday, June 23, 2025
spot_img

Alun Alun Tugu; Dulu Dikenal Alun Alun Bunder, Pernah Dihancurkan Belanda

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media-Alun Alun Tugu, yang sekarang menjadi salah satu ikon Kota Malang, dahulu dikenal sebagai Alun Alun Bunder. Nama ini digunakan karena bentuknya yang melingkar. Pada awalnya, taman ini bernama JP Coen Plein, sebagai penghormatan kepada Gubernur Jenderal Jaan Pieterzoen Coen, pendiri Batavia (Jakarta) pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Taman ini awalnya adalah taman terbuka yang sederhana, tanpa tugu dan pagar di sekelilingnya, serta tanpa air mancur di tengahnya seperti sekarang.

Taman ini telah menyaksikan perkembangan Kota Malang sejak masa pemerintahan Belanda, termasuk saat Malang dinyatakan sebagai Kota Madya pada tahun 1914. Pada tahun 1930-an, Balai Kota dibangun di sebelah selatan taman sebagai bagian dari rencana perluasan kota.

Pada tahun 1946, setahun setelah kemerdekaan, dimulai pembangunan Monumen Tugu di tengah Taman Jaan Pieterzoen Coen (Alun Alun Bunder). Pembangunan ini ditandai dengan penempatan batu pertama oleh Soekarno dan A.G. Suroto. Namun, pada tahun 1947, Monumen Tugu yang baru selesai 95 persen dihancurkan oleh Belanda selama Agresi Militer I sebagai tindakan balas dendam atas perlawanan yang kuat dari masyarakat Malang.

Malang Posco Media

Pada tahun 1953, Monumen Tugu dibangun kembali oleh Pemerintah Kota Malang setelah runtuh. Monumen ini kemudian diresmikan oleh Presiden Soekarno. Monumen Tugu memiliki banyak simbolik, termasuk puncak berbentuk bambu tajam yang melambangkan senjata bambu runcing yang digunakan untuk melawan penjajah. Rantai melambangkan persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia, sedangkan bintang dengan 17 pondasi dan 8 tingkat serta tangga dengan 4 dan 5 sudut menggambarkan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945. (bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img