.
Saturday, December 14, 2024

Alun Alun Tugu, Menguatkan Spirit Sebagai Kota Taman

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Rampungnya revitalisasi Alun Alun Tugu menarik perhatian salah satu pemerhati sejarah Kota Malang, Dwi Cahyono. Menurut Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang (UM) ini, terlepas dari plus minusnya, salah satu unsur penting yakni dihilangkannya pagar di sekeliling Alun Alun Tugu ini memunculkan kembali spirit Kota Malang pada zaman dahulu.

Sebab, sejak awal dibangun pada 1920-an hingga pada sekitar 1980-an, Alun Alun Tugu memang aslinya tidak dipagari. Sepenuhnya terbuka sehingga bisa dinikmati secara menyeluruh . 

Dwi Cahyono

“Ini mengembalikan Alun Alun Tugu sebagai ‘plan’, ‘park’ atau taman yang terbuka tidak tersekat pagar keliling setelah empat dasawarsa dibangun pagar yang cukup tinggi dan masif. Malang sejak masa kolonial, di-set sebagai kota taman. Oleh karena itu spirit revitalisasi Alun Alun Bundar ini menguatkan spirit sebagai kota taman itu. Ini lerlu dikuatkan lagi dengan dikuatkan ya boulevar boulevard sekaligus park yang lain,” kata Dwi kepada Malang Posco Media.

Ia pun menceritakan kembali bahwa Alun Alun Tugu mempunyai sejarah panjang. Sejak dulu dibangun hingga saat ini, ada tiga kali penyebutan istilah untuk taman tugu tersebut.

Pada awal dibangun 1920an taman itu disebut Jan Pieterszoon Coen Plan (JP Coen Plan) yang berarti taman untuk JP Coen sebagai gubernur jenderal VOC saat era Hindia Belanda. Taman itu masuk dalam rencana pengembangan Bouwplan 2 di masa pemerintahan Gementee atau Pemerintah Kota Praja Malang. Hanya bergeser sedikit ke selatan dari pengembangan Bouwplan 1 yang kini dikenal sebagai kawasan jalan-jalan dengan nama pahlawan.

Taman JP Coen Plan itu dibangun di area kosong atau semak belukar. Karena saat itu memang di kawasan tersebut lebih banyak pepohonan atau hutan, meski berada di dekat pusat pemerintahan Bupati atau Alun Alun Merdeka. Saat itu taman JP Coen Plan hanya berupa tanah lapang dengan aneka ragam bunga tanpa ada kolam dan tugu.

Beberapa tahun kemudian, masyarakat banyak menyebut taman itu sebagai Alun Alun Bundar. Karena bentuknya bundar dan sangat ikonik berada di depan gedung pemerintahan atau saat ini balaikota.

“Baru pada 1953 pasca kunjungan Soekarno ke Malang, yang dipakai nama Alun Alun Tugu. Karena Malang dinilai kota perjuangan dan alun alun sekitarnya merupakan palagan dan situs pra kemerdekaan, maka di tengah kolam didirikan tugu. Sejak adanya tugu maka sebutannya Alun Alun Tugu hingga saat ini,” terang Dwi.

Dengan sejarah yang panjang ini, tidak berlebihan Pemkot Malang kini memberi perhatian lebih dengan dilakukan revitalisasi. Bagi Dwi, revitalisasi ini seakan menandai 1 abad perjalanan Alun Alun Tugu. Sejak dibangun pada 1920an dan direvitalisasi pada 2023.

Namun Dwi juga tidak memungkiri ada beberapa hal yang bagi dia kurang pas menurut seleranya. Misalnya seperti lampu dekorasi yang dikatakan Dwi terlalu menor atau berlebihan. Menurut Dwi, hal ini juga terjadi di sejumlah daerah lain, tidak hanya di Kota Malang saja.

“Di Madiun pun sama lampunya berlebihan kayak Kayutangan, terlalu terang. Tapi ini semangat berdandan. Menurut saya, ini boleh lah dengan revitalisasi. Yang penting bagi saya, tampak menjadikan areal ini menjadi areal open atau terbuka,” sebutnya.

Meski demikian, ia mengapresiasi dengan adanya lampu itu ternyata jadi daya tarik sendiri dan lampu dekorasi itu terus dikembangkan ke daerah lain, seperti di Jalan Ijen dan nantinya juga di Jalan Veteran. Hal ini pun nanti akan menjadi pemecah keramaian untuk wisatawan yang berkunjung ke Malang.

Terlepas dari plus minusnya, Dwi pun berharap, setelah Alun Alun Tugu ini selesai direvitalisasi, seyogyanya pemerintah bisa menghadirkan kembali cerita sejarah Alun Alun Tugu.

“Yang belum terlihat adalah narasi. Paling tidak ada di empat penjuru itu ada tertulis (sejarahnya) atau dengan videografi. Mestinya ada narasi yang dihadirkan sehingga bisa jadi ajang pembelajaran juga,” tutup Dwi. (ian/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img