spot_img
Monday, May 20, 2024
spot_img

Alzahna Firzalvia, Pemain Senior di Arema FC Women, Suka Bola Sejak TK, Bakatnya Ditemukan Siswantoro saat SMA

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Lima tahun sudah Alzahna Firzalvia menjadi bagian tim sepak bola putri Arema FC Women. Bisa dibilang, dia adalah sebagian kecil generasi pertama yang tersisa dari klub yang didirikan karena adanya helatan Liga 1 Putri 2019. Ketika banyak rekan-rekannya pindah, pemain berposisi gelandang ini memilih bertahan. Ia kini  senior di Tim Ongis Kodew.

Mudah untuk mencari Alzahna Firzalvia di tim Arema FC Women. Ketika banyak pemain sepak bola putri berpenampilan tomboy dan memilih rambut pendek, dia tampil berbeda. Berhijab. Kini, Zahna sapaan akrabnya, menjadi satu-satunya yang berhijab di tim. Ia tetap mengedepankan sisi anggun meski di lapangan sepak bola.

Alumnus Universitas Negeri Malang (UM) ini mencintai sepak bola meskipun dia seorang perempuan. Sejak dari SMP, dia menggeluti olahraga lapangan hijau tersebut, setelah sebelumnya sempat berolahraga bulutangkis.

“Sebenarnya dari TK suka sepak bola. Tapi dulu pas SD, saya ikut klub badminton di Tumpang antara kelas 3 sampai 6. Tapi, kalau ada teman-teman seumuran di kampung, cowok-cowok main bola ikut-ikutan,” cerita  Alzahna.

Dia mengaku tidak pernah ikut SSB. Tapi kesukaan dengan sepak bola sepertinya terbentuk sejak kecil. Sejak usia 4 tahun, ayahnya kerap mengajak Alzahna ke stadion, menyaksikan Arema.

“Mungkin dari sana saya suka sepak bola. Dari 4 tahun itu suka main di rumah,” sebutnya.

Meskipun sempat dialihkan pada olahraga bulutangkis yang lebih wajar diikuti  perempuan, namun akhirnya sepak bola kembali kepadanya. Sebab, saat SMP dia tinggal di asrama dan lagi-lagi kerap diajak bermain sepak bola. Hingga  sekolah di SMAN 1 Tumpang, bakatnya ditemukan Siswantoro, Asisten Pelatih Arema FC saat ini.

“Kan waktu SMA saya diajar Pak Siswantoro, terus dia tahu saya suka sepak bola. Selain jadi pemain bola mewakili sekolah, saya disuruh ikut Banteng Muda,” tambah perempuan kelahiran tahun 2000 tersebut.

Di Banteng Muda bakatnya kian diasah. Sampai pada 2019, ia dan sejumlah pemain diminta berlatih untuk pembentukan Arema FC Women yang hendak berkompetisi di Liga 1.

Alzahna terpilih dengan sejumlah pemain lainnya. Dia pun mengikuti kompetisi satu musim dan membawa Arema FC Women mencapai semifinal Liga 1 2019. Itu dinilai sebagai salah satu prestasinya. Bahkan setelah timnya dinilai sebagai salah satu tim favorit untuk sepak bola putri bersama Persib Bandung dan Persikabo Kartini.

“Hitungannya musim pertama, bisa ke semifinal. Kalau turnamen, banyak juara. Misal Piala Gubernur Sumsel, Piala Kajati Kalsel dan turnamen dari GSWI jadi pemain terbaik,” sebut Sarjana Pendidikan Jasmani dan Olahraga tersebut.

Dia mengakui, bisa maksimal di sepak bola karena mendapatkan dukungan dari keluarga. Ketika memutuskan bermain bola, ayah dan ibunya pun support.

“Didukung, gak pernah dilarang. Kalau gak main bola, ya futsal. Saya tergabung di tim futsal Jatim di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional dan juara 2, sempat main di Musiwaras dan Banteng Muda main di Liga Profesional Futsal Indonesia,” tambah pemain yang juga sempat bergabung dengan Maudoko FC di Timor Leste ini.

Zahna mengatakan, dari sepak bola dia belajar banyak hal. Meskipun untuk saat ini kompetisi resmi seperti Liga di Indonesia kembali mandek, tapi ia belajar bagaimana mengelola diri menjadi atlet dan belajar attitude di sepak bola.

Secara khusus, di Arema FC Women ia juga mendapatkan banyak pengalaman dan prestasi.  Selain juara, Alzahna pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik di Gelora Sepak Bola Wanita Indonesia di Bandung.

“Saya juga bisa berkompetisi sampai di Turki, lalu Timor Leste dan banyak wilayah di Indonesia,” kata perempuan asli Tumpang ini.

Di Arema FC Women, Alzahna yang kini sebagai sosok senior juga kerap berbagi pada juniornya, bagaimana menjadi pesepak bola putri, yang jelas berbeda dengan putra. Selain itu, dia juga bisa memotivasi adik-adik juniornya, tetap bertahan meskipun belum ada kompetisi atau ketika kompetisi mandek karena pandemi. Bagaimana menjadi pemain Arema, semangat menyanyikan lagu Arema sebelum bertanding, hingga menghadapi suporter yang mendukung atau kadang memberikan komentar negatif.

“Banyak pengalaman dan cerita ketika di Arema. Tidak terasa sih sudah lima tahun. Teman-teman sudah keluar masuk, tapi saya bertahan, mungkin ada yang sudah tidak main bola lagi, terpaksa berhenti dan mencari pekerjaan lain. Tapi, saya masih berharap, semoga segera ada Liga lagi, karena masih ingin main, sebelum nantinya mungkin pensiun, bekerja dan bersiap untuk berkeluarga,” pungkas Alzahna. (ley/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img