.
Friday, November 22, 2024

Anak-anak Korban Banjir Jalani Trauma Healing

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG-Banjir yang menerjang Kecamatan Pakis, Senin (14/3) lalu menyidakan trauma bagi warga. Terutama anak-anak dari korban yang terdampak, sekitar delapan jam lamanya rumah mereka terendam setinggi 1-1,5 meter. Agar tidak terlalu larut mereka mulai menjalani trauma healing sejak sehari pasca banjir. Trauma Healing diberikan oleh para personel Polres Malang.

Kepala Bagian Sumber Daya Manusia Polres Malang, Kompol Achmad Sueb mengatakan sejumlah personel Polwan diturunkan untuk memberikan trauma healing bagi anak-anak. Anak-anak korban terdampak banjir dinilai sangat rawan traumatis, terlebih bencana banjir kali ini dinilai yang terparah dalam sepuluh tahun terakhir.

“Anak-anak rawan trauma, agar dapat mengembalikan kondisi mental mereka maka diberikan trauma healing,” ujar Sueb, Rabu (16/3).

Para personel Polwan Malang itu diterjunkan di Desa Mangliawan Pakis. Tepatnya di Dusun Lowoksuruh yang merupakan titik terparah dengan rumah terendam paling banyak. Trauma Healing diberikan pula untuk memulihkan stres anak anak dan lansia.

Seperti diberitakan Malang Posco Media, sedikitnya 217 bangunan yang terdiri dari rumah warga, musala dan fasum di empat desa terendam. Di antaranya di Dusun Lowoksuruh Desa Mangliawan sebanyak 157 rumah, 18 fasum dan satu musala. Di Desa Saptorenggo terdapat 18 rumah terdampak, sementara di Ariskaton ada 14 rumah. Terakhir di Ampeldento sebanyak sembilan rumah tergenang.

Usai bencana itu Pemkab Mapang berencana memaksimalkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) dalam penanganan banjir. Meskipun kerusakan yang diakibatkan banjir itu belum terinventarisir secara utuh, sementara ini perbaikan masih akan difokuskan pada fasilitas umum (fasum) yang terdampak atau bahkan rusak. Pemkab Malang akan menggunakan anggaran BTT (belanja tidak terduga) untuk memperbaiki fasum jika kondisi dan ketentuannya memenuhi syarat.

Sementara, kerusakan di rumah warga didominasi perabotan dalam. Warga sempat dievakuasi di gereja dan masjid. Termasuk anak-anak. Mereka baru bida kembali ke rumah pada pagi hari.

“Anak-anak diberikan semangat dan dihibur melalui berbagai Metode, bermain dan belajar,” tambahnya. Para Srikandi Polres Malang dibagi dalam beberapa tim bergerak menuju rumah-rumah lokasi terdampak banjir.

“Agar dalam pasca Banjir Bandang ini mereka tetap semangat beraktivitas dan menjaga kesehatan serta menggugah mental-mental mereka untuk tetap menjalani kehidupan ini dalam menggapai cita-citanya kelak,” tutup Sueb.(tyo/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img