MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Mengenaskan! Hanya kata itulah yang tepat diucapkan dalam peristiwa berdarah di Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Jumat (21/7) pagi.
Akila Putri, 3 tahun, ditemukan meninggal di kamar tidur, dalam kondisi luka sayat di nadi tangan kanannya.
Sedangkan Mujiati, 33 tahun, ibunya, tergantung di ruang dapur rumah kontrakan yang mereka huni. Peristiwa ini, tak urung membuat warga sekitar heboh. Hingga berita ini dimuat, tim penyidik Satreskrim Polres Malang dan Polsek Karangploso masih bekerja keras untuk mengungkap tragedi itu.
Mereka masih mencari keberadaan Muh Anton, 35 tahun, suami Mujiati. Sebab hingga pukul 15.45 WIB kemarin tanpa ada kabar.
Bahkan, penelusuran polisi dan warga, pria ini juga tidak muncul di tempat kerjanya, sebuah bengkel motor di Kawasan Tlogomas (baca juga berita dan foto peristiwa terkait di halaman Turn Back Crime).
Informasi yang dihimpun, kejadian ini terungkap setelah warga melihat rumah yang dihuni Muh Anton bersama anak istrinya dalam kondisi tertutup sejak seminggu ini. Ini dikatakan Kepala Dusun Karangan, Suryono. “Warga berinisiatif untuk mendobrak pintu rumah karena sudah seminggu ini, rumah dalam kondisi tertutup,” ujarnya.
Setelah pintu terbuka, lanjutnya, Riko, salah satu remaja yang tinggal di sekitar TKP, disuruh masuk ke dalam rumah untuk mencari keberadaan keluarga ini. Namun hanya beberapa detik kemudian, Riko lari keluar rumah sambil berteriak histeris. Dia nampak syok. “Riko melihat Akila sudah meninggal di kamar. Banyak darah di kamar,” ungkapnya.
Dia juga melihat, Mujiati sudah tergantung di dapur. “Warga yang mendengar pengakuannya ini kaget. Kami pun memilih untuk segera melapor ke Polsek Karangploso,” terang Suryono. Tim Satreskrim Polres Malang dan Polsek Karangploso yang melakukan penyelidikan di TKP, melihat Anton, suami Mujiati tidak ada di sana.
Kasatreskrim Polres Malang, AKP Wahyu Rizky Saputro yang terjun ke TKP menerangkan, ada dugaan bila Akila dibunuh oleh ibunya, sebelum Mujiati bunuh diri. “Dari analisa, ada dugaan Mujiati menyayat nadi anaknya dulu dengan pisau dapur. Lalu, berusaha menyayat nadi tangan kirinya sendiri, tapi kesusahan,” katanya.
“Kemungkinan karena kesakitan, dia lalu gantung diri. Naik ke atas lemari es untuk mengikat selendang ke atap kayu, lalu turun lagi. Setelah itu, naik kursi plastik dan memasang selendang ke lehernya. Tapi untuk memastikan, menunggu hasil otopsi yang dilakukan dokter IKF RSSA Malang,” paparnya siang kemarin.
Tim identifikasi Satreskrim Polres Malang yang melakukan pemeriksaan, tidak menemukan barang yang hilang dari rumah itu. “Barang-barang berharga juga tidak ada yang hilang. Ada HP hingga BPKB kendaraan. Semua aman. Pintu dan jendela tidak ada kerusakan. Pintu juga terkunci dari dalam,” sambung Rizky, sapaannya.
Yang menarik, tegas Kasatreskrim ini, ditemukan buku catatan utang yang nilainya sekitar Rp 8 juta. “Beberapa warga memberikan informasi bila keluarga ini sering didatangi penagih utang. Namun untuk memastikan motifnya apakah karena utang atau masalah lain, diperlukan pemeriksaan saksi-saksi,” tegas dia.
Mulai dari Anton yang kini tercium polisi berada di rumah asalnya, Probolinggo, keluarga dan warga. “Belum bisa diambil kesimpulan apakah juga karena masalah keluarga. Kami masih melakukan penyelidikan. Saat ini, keluarga juga fokus memulangkan jenazah ke tempat tinggal asalnya, Dusun Selobrojo, Desa Banjarejo, Ngantang,” tutup Rizky. (den/tyo/mar/van)