MALANG POSCO MEDIA – Empat hari ke depan sejak Senin 1 – 4 September 2025, situasi dan suasana di Pemerintahan Daerah di Malang Raya berubah. ASN tak wajib berseragam. Ada yang memakai batik. Ada yang baju bebas. Mobil dinas juga dilarang dipakai ke kantor. Tak ada deretan mobil dinas di parkiran. Semua pejabat naik motor atau transportasi online.
Kondisi ini melaksanakan SE Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) menyikapi SE Kepala Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor: 800/5815/201.1/2025 tentang Keamanan Kerja Pegawai serta mengingat situasi dan kondisi keamanan yang kurang kondusif.
SE ini merupakan langkah antisipasi sekaligus menjaga aset-aset yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan melindungi para pejabat serta ASN di masing-masing wilayah. Namun bagi masyarakat, kebijakan itu justru menimbulkan tanda tanya besar. Apakah kebijakan itu tidak berlebihan dan justru menjadikan masyarakat sebagai musuh dan biang kerusuhan?
Karena faktanya, tak ada aksi massa besar-besaran di Malang Raya. Seruan aksi Malang Membara yang menggema di media sosial juga tak terbukti. Kemarin, memang ada demo. Hanya dua kelompok. Dan itu pun dengan massa yang tak banyak dan berlangsung damai dan tertib. Pendekatan humanis dan empatik justru lebih manjur untuk meredam aksi massa daripada tindakan-tindakan antisipatif yang justru membuat masyarakat heran dan tidak simpatik.
Para pejabat yang tak boleh memakai mobil dinas dan ASN tak wajib berseragam justru bisa jadi blunder. Karena, tanpa kerusuhan yang terjadi, apa yang dilakukan pejabat dan ASN dalam SE itulah yang diinginkan masyarakat sejak lama. Itu bentuk empati total atas kondisi masyarakat saat ini.
Tindakan itu wujud efisiensi anggaran yang sesungguhnya. Karena mobil dinas dan seragam ASN itulah yang sering membuat masyarakat gemas. Andai anggaran untuk mobil dinas dan seragam ASN untuk kebutuhan masyarakat yang lain, alangkah indahnya. Andai SE itu dijalankan lebih lama, pasti masyarakat akan riang gembira. Para pejabat naik transportasi online atau naik motor tiap hari. Tak ada lagi fasilitas mobil dinas. ASN pun tak berjarak saat melayani rakyat dengan seragamnya. Mobil dinas dan seragam ASN bisa jadi sensitif bagi rakyat.(*)
