MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Pengeroyokan yang menimpa salah seorang anggota Organisasi Mahasiswa Ekstra Kampus (Ormek), yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Universitas Brawijaya (UB) telah diketahui pelakunya. Bahkan pelakunya telah menyampaikan permohonan maafnya melalui sebuah video yang diterima oleh Malang Posco Media, Sabtu (19/8).
Tampak ada beberapa orang anak muda yang diketahui direkam di Mako UB. Permohonan maaf diucapkan oleh Deny, yang kemudian diketahui sebagai mahasiswa Teknik Mesin UB.
“Sehubungan dengan kejadian pemukulan terhadap rekan rekan dari organisasi eksternal, kami atas nama Deny, Majau, Amar, Ari dan Juan mewakili Himpunan Mahasiswa Mesin memohon maaf yang sebesar besarnya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Saya akan mematuhi dan tunduk terhadap hukum yang berlaku di Indonesia. Tindakan yang saya lakukan sangat berdampak dan merugikan banyak pihak,” ucap Deny.
Sebelumnya, terjadi pengeroyokan kepada anggota organisasi eksternal ketika kegiatan Sambut Maba 16 Agustus lalu. Saat itu salah satu anggota ditarik oleh sejumlah orang dan kemudian terjadi perdebatan yang berujung pada tindak kekerasan. Akibatnya salah seorang yang menjadi korban mengalami luka-luka.
Sedangkan sejumlah pelaku kemudian berhasil diamankan dan mereka diduga merupakan kelompok yang dianggap sebagai ‘anti-Ormek’. Setelah menyampaikan permohonan maaf, para pelaku kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian.
“Saya meminta permohonan maaf yang sebesar besarnya atas tindakan saya dan teman teman saya yang saya lakukan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Serta menjamin tidak akan ada tindakan persekusi pada rekan rekan mahasiswa eksternal dan saya menjamin seluruh teman teman saya tidak akan terlibat dalam hal serupa. Dan kalau hal tersebut berulang, saya akan bertanggungjawab pada hal tersebut,” lanjut Deny.
Perwakilan Aliansi Cipayung UB, M Raffy Nugraha menyampaikan, untuk kronologis peristiwanya sendiri, terjadi pada 16 Agustus lalu dan korban merupakan mahasiswa Fakultas Hukum 2019 bernama Imam Baihaki. Ketika dia mengibarkan bendera PMII tiba tiba ditarik oleh 2-3 orang.
Kemudian terjadi perdebatan dan tiba tiba dipukul wajah bagian kiri dari sisi kiri dan akhirnya terjadi pengeroyokan. Kepala dan wajah Imam banyak menerima pukulan hingga tersungkur mengenai pagar hitam.
“Saat saudara Imam tersungkur dan terpojok di pagar, yang bersangkutan lagi lagi dikeroyok dan dipukuli hingga saudara Imam diamankan oleh pihak Markas Komando Keamanan (Mako) UB dan dipisahkan dari kerumunan massa,” ceritanya
Sejumlah organisasi eksternal yang tergabung dalam Aliansi Cipayung itu pun telah menyampaikan sikap terhadap kasus tersebut. Aliansi Cipayung UB ada lima organisasi di dalamnya. Yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Raffy menyampaikan bahwa Aliansi Cipayung mengecam serangkaian tindakan kekerasan fisik maupun verbal, perusakan dan perampasan atribut organisasi hingga penyebaran tuduhan tidak berdasar. Lalu Aliansi Cipayung juga menuntut pengembalian atribut organisasi yang dirampas. Serta akan menempuh jalur hukum.
“Aliansi Cipayung UB akan membawa kasus ini pada pihak yang berwajib untuk diproses sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” tegas Raffy yang juga merupakan Ketua Umum HMI Koordinator Komisariat UB. (ian/jon)