MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Angka kemiskinan di Kota Malang kembali menunjukkan tren penurunan pada tahun 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, jumlah penduduk miskin tercatat turun meski tipis, yakni sebesar 0,06 persen secara year on year (YoY).
Persentase penduduk miskin di Kota Malang menurun dari 3,91 persen pada Maret 2024 menjadi 3,85 persen pada Maret 2025. Secara jumlah, penduduk miskin (yakni penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) mencapai 34,41 ribu jiwa, turun sekitar 0,43 ribu jiwa dibanding Maret 2024 yang tercatat 34,84 ribu jiwa.
Kepala BPS Kota Malang Umar Sjaifudin mengatakan, secara umum tren kemiskinan di Kota Malang terus membaik dalam kurun waktu 2010–2025. Meski sempat naik pada periode Maret 2020–Maret 2021 akibat pandemi Covid-19, grafiknya kembali menurun dalam beberapa tahun terakhir.
“Kenaikan pada saat pandemi merupakan dampak langsung dari kondisi ekonomi global. Namun setelah itu, tren menurun kembali dan kini berhasil turun menjadi 3,85 persen,” terang Umar, Senin (13/10) kemarin.
Umar menegaskan, penurunan tersebut merupakan capaian positif meski secara jumlah, 34 ribuan penduduk miskin masih tergolong besar. Ia juga menilai, penduduk miskin yang tersisa sebagian besar kini termasuk kategori kemiskinan kronis, yang memerlukan penanganan lebih komprehensif.
“Ketika jumlahnya makin sedikit, umumnya yang tersisa adalah kelompok dengan kondisi kemiskinan kronis. Artinya, perlu strategi yang lebih spesifik dan berkelanjutan,” jelasnya.
Menurut Umar, sejumlah faktor turut berpengaruh terhadap penurunan kemiskinan sepanjang Maret 2024–Maret 2025. Di antaranya, intervensi kemiskinan yang lebih tepat sasaran berkat pembaruan basis data, serta geliat ekonomi lokal yang terus membaik. Ia menyebut, jumlah UMKM di Kota Malang tumbuh pesat hingga mencapai 21.270 usaha.
Selain itu, Pemkot Malang dinilai berhasil mengendalikan harga komoditas pemicu inflasi. Program seperti Kios Pangan Murah, Pasar Murah, dan Warung Tekan Inflasi disebut berperan besar membantu masyarakat miskin memperoleh kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau.
“Pada periode pendataan, Kota Malang bahkan mencatat deflasi year on year sebesar 0,22 persen pada Februari 2025. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pun meningkat 5,49 persen pada triwulan I 2025,” urainya.
Faktor lain yang ikut memperkuat penurunan kemiskinan adalah menurunnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 0,70 persen poin, dari 6,80 persen pada Agustus 2023 menjadi 6,10 persen pada Agustus 2024.
“Semua indikator itu menunjukkan arah ekonomi Kota Malang semakin sehat dan inklusif,” pungkas Umar. (ley/aim)