Selain Nyanyi Juga Punya Kreasi Kerajinan Daur Ulang
Kelompok anak-anak bernyanyi pengukir prestasi asal Kota Malang Miben Voice semakin dikenal. Mereka baru saja diumumkan masuk tiga besar Nominasi Festival Literasi Nasional Tahun 2024. Kelompok ini mewakiili Kota Malang pada 27 sampai 28 April mendatang di Kota Solo.
Sebelumnya Miben Voice sempat meraih Juara Harapan III Surabaya Got Talent di tahun 2023 lalu. Kemudian juga menyapu habis Juara I, II, III di ajang Lomba Nusantara Bernyanyi tahun 2023 yang diselenggarakan Museum Musik Indonesia (MMI).
Juga sebelumnya pernah menjadi bintang tamu DDKids di Museum Musik Dunia. Dan masih banyak prestasi lainnya yang membanggakan.
Meski begitu belum banyak yang tahu bahwa Miben Voice memiliki kisah lahir yang insipiratif. Puluhan anak-anak ini adalah anak-anak Supit Urang. Tepatnya anak-anak yang tumbuh besar di lingkungan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang. Sebuah kawasan yang identik dengan sampah dan limbah tercemar.
Namun mereka membuktikan kemampuan diajang prestasi. Lahirnya grup vokal Miben Voice tak terlepas dari peran Yukhe Oktaf Fery Krisdiawan dan sang anak, Ryu Aliester.
Ayah dan anak ini memiliki kegemaran bernyanyi. Sang ayah, Yukhe sapaannya suka mengajari sang anak untuk beraktivitas vokal di kediamannya di Jalan Rawi Sari RT 3 RW 5 Kelurahan Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang. Wilayah yang bertetangga dengan TPA Supit Urang.
Awalnya, Yukhe khawatir dengan anaknya yang seharian hanya bermainan gadget dan gawai saja. Tidak memiliki aktivitas bermanfaat. Akhirnya ia pun mengajari Ryu, anaknya bernyanyi. Kegiatan ini kerap dilakukan dan mengundang perhatian teman-teman dan warga sekitar.
“Banyak juga orang tua khawatir karena selain anak-anak ini sukanya main gadget saja, mereka juga main di sungai yang kebanayakan sudah tercemar limbah TPA kan. Nah ini makanya saya sama anak, ngajakin teman-teman. Dan banyak yang mau ikut nyanyi,” cerita Yukhe kepada Malang Posco Media, Kamis (18/4) kemarin,
Kegiatan ini dimulai dari enam orang. Seiring waktu banyak warga yang mengetahui tentang aktivitas tersebut.
Kemudian banyak orang tua yang ingin anak-anaknya bergabung. Termasuk dari lingkungan SD di sekitar TPA Supit Urang.
Sampai kemudian anggota Miben Voice kini berjumlah 95 orang. Anak-anak yang bergabung berlatih vokal juga tidak hanya berasal dari wilayah Kelurahan Mulyorejo saja.
“Nah ini sekolah-sekolah yang di Dau dan Jedong juga ikut. Jadinya memang semakin banyak sampai 95-an anak sekarang. Mereka nyanyi dan latih vokal saya yang mengajari. Sambil saya buatkan lagu-lagu original sendiri. Lalu kami ya itu mulai ikut-ikut lomba dan bisa juara,” ungkap Yukhe.
Sebelumnya Miben Voice mendapat perhatian dari Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Usai diundang unjuk kebolehan saat prpgram “Ngombe” (Ngobrol Mbois Ilakes) di Kecamatan Sukun diadakan beberapa waktu lalu.
Wahyu Hidayat kagum terhadap kebolehan vokal anak-anak Supit Urang ini. Kemudian meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) memfasilitasi Miben Voice dalam kesempatan-kesempatan penampilan budaya lainnya.
“Ya bagus kalau memang sekarang semakin dikenal. Tapi Miben Voice ini memang murni niat ingin memberi ruang kreasi kepada anak-anak Supit Urang. Miben Voice artinya Miber Sendiri. Jadi ya apa-apa sendiri tidak ada bantuan apa-apa sejak awal,” kata pria yang sehari-hari berkebun dan berwiraswasta itu.
Dan kini Miben Voice sudah memiliki 14 lagu orisinal karya sendiri. Hasil ciptaan Yukhe dan juga beberapa anak yang ikut mengaransemen lagu. Hasil karya lagu original ini bisa dinikmati di Spotify dan Platform media sosial Miben Voice lainnya.
Salah satu yang terbaru, diciptakan Miben Voice berjudul “Nuwus”. Menggunakan Bahasa Walikan Khas Malang. Diciptakan dan diluncurkan pada 1 April lalu, sebagai Kado HUT ke 110 Kota Malang.
“Kami sedang persiapan untuk kompetisi tiga besar di Solo. Anak-anak latihan setiap Hari Sabtu di rumah Rajasawi. Kadang-kadang kalau ramai kami izin ke kepala desa untuk pakai balai desa. Mereka semua bantu,” kata Yukhe.
Ia menambahkan, tidak hanya diajarkan olah vokal, anak-anak Miben Voice juga aktif membuat kreasi kerajinan dari bahan daur ulang atau sampah. Beberapa pernak pernik yang digunakan untuk tampil seperti replika wayang-wayangan dan juga alat musik berasal dari bahan daur ulang.
Yakni dari sampah plastik, kaleng hingga sepatu dan tas bekas. Yukhe menegaskan anak-anak Miben Voice selau bersemangat mencoba hal-hal baru yang bermanfaat.
“Dan semoga grup ini semakin baik dan berkembang. Kami ingin anak-anak Supit Urang juga bisa maju dan berprestasi tidak dipandang sebelah mata,” pungkas Yukhe. (sisca angelina/van)