.
Friday, November 8, 2024

Angkat Kejayaan Bantengan, Pamerkan Kepala Banteng Terberat dan Tertua

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mengusung misi mengembalikan kejayaan seni bantengan, Paguyuban Banteng Sukun Budoyo menggelar pameran dan pertunjukan bantengan di Gedung DKM, Sabtu (19/3). Ada beberapa kepala banteng dengan tanduk asli yang dipamerkan secara terbuka untuk masyarakat umum.

- Advertisement -

Ketua Paguyuban Banteng Sukun Budoyo, Esty Woro mengatakan, pameran ini bertujuan untuk mengangkat kembali seni budaya yang menjadi identitas Kota Malang.

“Ini untuk mengenalkan ke masyarakat Malang bahwa bantengan itu kesenian yang berasal dari Malang. Ada jaranan juga tapi sekarang bantengan sudah mulai tenggelam toh, sekarang bersama-sama untuk menggugah lagi, supaya kesenian bantengan tidak mati,” jelasnya kepada Malang Posco Media.

Diantara puluhan kepala banteng, ada yang menarik perhatian. Diantaranya ada kepala banteng yang dinamakan Mbah Pon, yang menjadi kepala banteng terberat. Berat kosong kepalanya mencapai 21 kilogram. Bahkan kepala banteng itu pernah ditawar seharga mobil.

Selain itu juga ada kepala banteng tertua, yakni bernama Mbah Jati Gembol dengan berat kosong sekitar 10 kilogram. Kepala banteng itu masih asli buatan sekitar tahun 1945.

“Yang ada putihnya di kepala itu dari tahun 1945. Di Malang ini mungkin juga ada beberapa banteng kuno atau tua lain, tapi perlu mengumpulkan seniman,” sebutnya.

Dalam pameran itu, ada ratusan seniman bantengan yang terlibat. Banyaknya seniman itu merupakan keseriusan untuk mengangkat kembali seni bantengan menjadi populer lagi.

“Sekarang tidak begitu popupler, kapan hari itu makanya kita ingin menggugah bahwa memang Malang ini khasnya memang bantengan. Sekarang tidak tahu kenapa tiba-tiba tenggelam,” lanjutnya.

Tidak dapat dipungkiri ada beberapa tantangan untuk melestarikan seni bantengan. Misal salah satunya adalah sulitnya pasokan kepala banteng, dimana tiap tahunnya belum tentu ada. Kalaupun ada, mungkin hanya satu kepala dengan harga paling murah Rp 3 juta.

“Selain itu biaya juga, karena kita murni dengan pembiayaan dengan kesepakatan bersama,” tutupnya. (ian/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img