Malang Posco Media – Terus melonjaknya kasus Covid-19, akhir-akhir ini, menjadi perhatian khusus RS Saiful Anwar (RSSA) Malang. Apalagi, Malang Raya diprediksi akan menjadi tujuan wisata utama libur Natal dan Tahun Batu (Nataru) 2024.
Hal di atas diungkapkan Direktur RSSA Dr. dr. Moch. Bachtiar Budianto, Sp.B Subsp. Onk(K), FINACS, FICS dalam rilisnya yang dikirim ke Malang Posco Media (MPM), Senin pagi. ‘’Kondisi ini (peningkatan Covid-19) harus kita antisipasi bersama-sama,’’ tandas Bachtiar.
Disebutkan dia, RSSA Malang akan menyiapkan khusus layanan Covid-19 selama libur Nataru 2024. Caranya jika mendapatkan atau menerima pasien Covid-19 maka pasien bersangkutan akan dirawat tersendiri, terisolie dari pasien non Covid-19.
‘’Baik yang suspek maupun terkonfirmasi positif akan ditindaklanjuti dengan penatalaksanaan pasien sesuai standar prosedur yang berlaku. Untuk tenaga medis dan sarana prasarana juga telah disiapkan sedemikian rupa termasuk skenario ketika ada lonjakan kasus,’’ rinci Bachtiar.
Menurut dia, RSSA Malang telh memiliki pengalaman yang cukup dan mumpuni dalam menangani kasus Covid-19, sejak tiga tahun lalu. Tepatnya, ketika Indonesia memasuki masa pandemi Covid-19.
Dari pengalamam ini, kata Bachtiar, menjadikan langkah antisipastif yang lebih efektif baik dari sisi SDM (Sumber Daya Manusia). Diantaranya kesiapan dokter, perawat, sarana menyangkut ruang perawatan baik rawat jalan maupun rawat inap dan juga pelayanan pendukung lainnya seperti obat-obatan khusus Covid dan alat diagnostiq.
‘’Saat ini ruang rawat inap pasien Covid-19, ada kurang lebih 30 ruang isolasi khusus yang telah disiapkan, dan bisa bertambah sampai dengan 65 kamar jika terjadi lonjakan yang tentunya tidak kita inginkan,’’ pungkas Bachtiar.
Sementara itu berdasarkan data yang dihimpun MPM menyebutkan, kasus Covid-19 di dunia bahkan di Indonesia menjadi perhatian apalagi saat ini menjelang musim liburan Natal dan Tahun Baru. Berdasarkan data WHO, kondisi Covid-19 di dunia per 8 Desember 2023, terdapat 1.458 kasus baru dalam seminggu.
Di Indonesia tren peningkatan kasus sudah terjadi dalam beberapa pekan terakhir. Peningkatan kasus diduga karena varian EG.5. Secara umum gejalanya cenderung serupa dengan beberapa varian yang lain, yakni: demam tinggi, batuk, rhinorrhea, penurunan / kehilangan penghidu dan / atau pengecap. Tetapi masih dimungkinkan ditemukan tanpa gejala sama sekali.
Peningkatan kasus ini disebabkan karena mobilisasi yang tinggi seperti kegiatan kumpul bersama, liburan antar negara maupun kota. Fungsi vaksin yang mulai menurun serta pelonggaran protokol kesehatan juga menjadi faktor meningkatnya kasus tersebut.
Untuk itu, masyarakat tetap diminta untuk menerapkan protokol kesehatan dengan cuci tangan, menggunakan masker saat di keramaian, batasi waktu berada di ruang tertutup dan ramai, makan dengan gizi seimbang, menerapkan hidup sehat dan vaksinasi Covid-19 booster. Vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rentan yakni lansia dan punya daya tahan tubuh rendah. (has)