spot_img
Thursday, June 26, 2025
spot_img

Anwar Mbatu, Penggerak Kebangkitan Budaya dan Sosial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

“Dari Perjuangan, Menuju Kebangkitan”

Di setiap sudut negeri, selalu ada tokoh-tokoh lokal yang menyalakan api perubahan untuk kebangkitan. Mereka bukan hanya bekerja dalam senyap, tetapi juga menanam harapan di tanah yang mereka pijak. Mereka adalah simbol bahwa kebangkitan tidak hanya milik panggung nasional, tapi juga lahir dari lorong-lorong kampung, dari tangan-tangan yang tak pernah lelah membangun.

Hari Kebangkitan Nasional bukan hanya tentang masa lalu. Tapi tentang mereka yang terus menyalakan nyala hari ini, agar esok tak lagi gelap. Selamat Hari Kebangkitan Nasional. (aim)

MALANG POSCO MEDIA – Sosok Muhammad Anwar, atau yang akrab disapa Anwar Mbatu, bukanlah nama asing di lingkaran aktivis sosial, pelaku ekonomi kreatif, dan penggerak budaya di Malang Raya. Lahir di Malang pada 5 Februari 1985, Anwar telah menorehkan rekam jejak panjang dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan kebangkitan pemajuan kampung melalui pendekatan kreatif dan berkelanjutan.

Sebagai pendiri Jelajah Kampung – Beyond Tourism, Anwar memelopori program-program seperti Optimasi Kampung yang mengintegrasikan sektor pariwisata, agribisnis, dan digitalisasi berbasis potensi lokal. Pendekatannya mengedepankan partisipasi masyarakat dan keberlanjutan, menjadikan kampung tidak hanya sebagai destinasi wisata, melainkan sebagai pusat inovasi sosial dan budaya.

Perjalanan kariernya dimulai sejak remaja. Usai lulus dari SMA Negeri 1 Batu, ia merantau ke Jakarta dan memulai karier profesional pertamanya sebagai manajer proyek sirkuit go-kart di sebuah mal besar di Jakarta Utara saat berusia 18 tahun. Ia kemudian menekuni dunia ritel modern sebagai Advisor Marketing.

Namun pada medio 2006–2012, Anwar memilih kembali ke kampung halamannya di Kota Batu. Niat awal untuk melanjutkan pendidikan tinggi berubah ketika ia aktif dalam berbagai organisasi sosial, seni budaya, dan lingkungan hidup. Di sinilah kemampuannya dalam manajemen organisasi bertemu dengan semangat aktivisme.

“Dari situ saya menyadari pentingnya meningkatkan kapasitas komunitas lokal. Maka lahirlah gagasan Kampoeng Institute, gerakan independen untuk memberdayakan pemuda di kampung-kampung dan pedesaan melalui pelatihan dan penguatan kapasitas,” jelas Anwar kepada Malang Posco Media.

Ia juga menjadi bagian dari gerakan pelestarian seni tradisi lewat festival tahunan Bantengan Nuswantara (2008–2012), serta aktif dalam advokasi lingkungan bersama WALHI.

Portofolio sosialnya yang kuat membuka jalan kembali ke Jakarta, di mana Anwar dipercaya bergabung dengan Ramako Group, sebuah jaringan media radio nasional, dan kemudian menjadi Manajer Bisnis di Sang Akar Creative, perusahaan rintisan di bidang industri kreatif. Di sana, ia memprakarsai program Musik Berbagi, ruang diskusi dan workshop musik independen yang melibatkan berbagai pelaku industri musik nasional.

“Dari program itu, saya berkesempatan mengelola band legendaris seperti Grass Rock, band folk Barong Nusantaraya, dan band pop rock era 2000-an TIC Band. Dari sinilah wawasan dan jaringan saya dalam dunia ekonomi kreatif semakin berkembang,” tutur Anwar.

Meski sibuk berkarir pada sektor industri kreatif di Jakarta, semangat kerelawanan sosial pada isu pendidikan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia tak pernah surut. Bersama alumni relawan kemanusiaan bencana letusan gunung Merapi, mencetuskan gerakan Sekolah Raya, sebuah jejaring pendidikan berbasis alam dan budaya yang menggelar Jambore Pembakti Sekolah Raya setiap dua tahunan. Tujuannya memperkuat pendidikan alternatif berbasis komunitas se Indonesia.

Meski kariernya mapan di Jakarta, pada 2016 Anwar memilih kembali ke Batu demi mendampingi kelahiran anak pertamanya. Ia pun kembali membangun dari nol, bergabung dalam bisnis keluarga di sektor agribisnis, serta menjadi motor penggerak berbagai forum komunitas, termasuk Batu Creative Hub yang terhubung dengan jejaring nasional ICCN (Indonesia Creative Cities Network).

Di Kota Batu, ia aktif sebagai pengurus harian Dewan Kesenian Kota Batu, terlibat dalam Komite Ekonomi Kreatif, dan dipercaya memimpin berbagai program hibah, CSR, hingga pengembangan wirausaha sosial dari lembaga pemerintah dan swasta skala nasional maupun internasional.

Salah satu kiprah nyata Anwar adalah dalam pengembangan Pusat Olahan Susu Pukid, di mana ia bertindak sebagai manajer bisnis, sekaligus penggerak inisiatif desa wisata Pujon Kidul. Ia juga terlibat dalam penanganan pasca-Tragedi Kanjuruhan 2022 sebagai Presidium Aremania Utas, dengan fokus pada transformasi budaya komunitas suporter ke arah yang lebih modern dan beradab.

“Dalam Presidium Aremania Utas kami konsentrasi pada pemulihan pascatragedi, sekaligus mentransformasi fanatisme menjadi gerakan yang produktif dan bermartabat,” tegasnya.

Kini, Anwar tetap aktif sebagai manajer band, promotor budaya, mentor agribisnis, dan penggerak kebudayaan melalui komunitas Mandala Kreatif Nusantara. Atas kontribusinya di berbagai sektor, ia dinobatkan sebagai salah satu dari 100 Inovator Sosial Indonesia 2024 oleh Roemah Inspirit, lembaga nirlaba yang fokus pada pengembangan komunikasi dan kolaborasi perubahan sosial.

“Jelajah Kampung adalah bentuk nyata dari semangat Beyond Tourism. Kita mengangkat kampung sebagai pusat inovasi sosial, budaya, dan ekonomi yang melampaui paradigma pariwisata tradisional,” ujarnya menutup. (eri/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img