MALANG POSCO MEDIA-Arema FC menahbiskan diri sebagai rajanya Piala Presiden. Pasalnya, dari enam kali turnamen pramusim ini digelar, empat di antaranya dijuarai oleh tim pujaan Aremania tersebut. Terbaru, Borneo FC menjadi korban dalam laga yang berlangsung di Stadion Manahan Solo, Minggu (4/8) tadi malam. Triple kill Pesut Etam dari Tim Singo Edan.
Arema FC menang setelah melalui drama adu penalti. Mencatat skor sama kuat 1-1 dalam waktu normal, laga dilanjutkan dengan adu penalti.
Kedua tim langsung tampil agresif di laga final. Ambisi untuk menjadi juara membuat dua tim menerapkan permainan cepat dan jual beli serangan. Sayangnya, tak ada gol tercipta di babak pertama.
Di babak kedua, Arema FC langsung mendominasi sejak awal. Hasilnya, Arema FC mampu membuka keunggulan atas Borneo FC di awal babak kedua. Wiliam Marcilio yang sukses mencetak gol ke gawang Nadeo Argawinata pada menit ke-50.
Borneo FC tidak tinggal diam saja setelah tertinggal dari Arema FC. Mereka mampu mencetak gol lewat Leonardo Gaucho pada menit ke-62. Skor pun imbang menjadi 1-1.
Pada menit ke-86, Borneo FC harus bermain dengan 10 orang saja. Penyebabnya, Stefano Lilipaly diganjar kartu merah. Kartu kuningnya berubah jadi kartu merah setelah pengecekan VAR.
Pada akhir babak kedua, Tim asuhan Joel Cornelli ini dapat membobol gawang tim lawan. Namun, gol itu dibatalkan wasit setelah melihat tayangan ulang lewat Video Assistant Referee (VAR) setelah terdapat protes dari pemain Borneo FC karena menilai ada pelanggaran lebih dahulu. Skor pun berakhir 1-1.
Saat adu penalti, Lucas Frigeri menjadi bintangnya. Dia berhasil menepis penendang kedua Borneo FC Ronaldo Rodrigues. Kemudian, saat empat penendang lainnya dari Arema FC yakni berturut-turut Charles Lokoli, Wiliam Marcilio, Julian Guevara, Dalberto berhasil, di penendang kelima, Frigeri memutuskan mengeksekusi sendiri. Hasilnya ia sukses mengecoh Nadeo dan menyudahi adu penalti 4-5 (aggregat 5-6).
Penggawa Arema FC pun bersorak-sorai. Mereka yang di luar lapangan berhamburan ke dalam untuk merayakan juara Piala Presiden 2024. Juara ke empat kalinya bagi Singo Edan.
Juara tersebut sekaligus menjadi titik awal kebangkitan Arema FC. Setelah terpuruk dua musim terakhir, puncaknya musim lalu nyaris terdegradasi, gelar ini menjadi bekal untuk bahkan membidik gelar di kompetisi.
“Ini turnamen yang sangat sulit, apalagi melihat kami musim lalu. Di awal, kami hanya mau lebih percaya diri. Setelah percaya diri, bicara keinginan tim, lalu berlanjut organisasi atau taktikal tim,” kata Pelatih Arema FC Joel Cornelli.
Menurut dia, timnya datang ke turnamen dengan target bertahap. Game by game. Menangi laga satu, membidik laga berikutnya dengan lebih percaya diri dan semakin kuat.
Dia memastikan, hasil juara ini adalah bekal penting untuk memasuki Liga 1. “Ini adalah persiapan terbaik dengan turnamen. Karena latihan lebih fokus menuju Liga, apalagi kami mencapai final dan menjadi juara,” terangnya.
Selain itu, dia menambahkan, gelar ini berarti baginya. Ia optimis, akan mengubah banyak hal. Misalnya suporter semakin dekat, apalagi nantinya ketika main di kandang.
Sementara itu, dalam turnamen ini, dua pemain Arema FC mendapatkan gelar individual. Arkhan Fikri menjadi pemain muda terbaik, sedangkan Charles Lokoli Ngoy sebagai pemain terbaik. (ley/van)