MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Ribuan Aremania memadati area Exit Tol Karanglo dan Jalan Raya Ampeldento, Kamis (8/12) kemarin. Mereka menggelar aksi solidaritas dan aksi diam, untuk menuntut keadilan atas Tragedi Kanjuruhan, serta mengajak masyarakat dalam ikut bela sungkawa atas seluruh korban meninggal Tragedi Kanjuruhan.
Kendaraan massa diparkir di lokasi aksi pertama di Exit Tol Karanglo, untuk memberikan tanda bahwa area tersebut sedang digunakan aksi. Selain itu aksi solidaritas ini juga mengajak pengguna jalan ikut mengenang meninggalnya 135 korban atas Tragedi Kanjuruhan sejak mereka tiba di lokasi sekitar pukul 12.30.
Mereka ikut meramaikan aksi solidaritas ini dengan melakukan aksi damai selama 135 menit. Mereka berkumpul dari berbagai penjuru Malang Raya, untuk bersama menuntut dan menyuarakan keadilan di jalanan bersama masyarakat.
Kendati melakukan penutupan akses jalan, namun massa tetap berkomitmen untuk mendahulukan kendaraan prioritas. Tampak saat ada ambulans melintas, massa langsung membuka jalan dan memberikan akses kepada kendaraan tersebut.
“Siapa pun yang bersalah wajib diadili. Entah itu nanti jatuhnya di pasal kelalaian, atau pembunuhan berencana ataupun pembunuhan. Intinya semua harus diusut tuntas. Siapa pun yang bersalah, yang melanggar keadilan, seperti kerusakan dan memang Aremania ada yang bersalah harus diadili,” ungkap Ambon, wewakili Aremania yang menggelar aksi turun jalan.
Menurutnya agenda kali ini adalah merupakan bentuk menuntut keadilan dan proses usut tuntas. Aremania tidak ingin kasus hukum dalam Tragedi Kanjuruhan berjalan setengah-setengah, terkesan tersendat-sendat dan macet seperti sekarang ini.
Ia menjelaskan bahwa di sini mereka berbicara tentang usut tuntas. Aremania menegaskan bahwa tidak ada kata setengah-setengah. “Habisi semuanya, semua yang terlibat dalam kerusuhan itu harus disikat. Nggak ada yang dipilah-pilah, Aremania tidak akan melindungi siapapun yang bersalah,” seru Ambon.
Mereka juga menganggap dimulainya kompetisi BRI Liga 1, menjadi hal yang cukup mencederai hati masyarakat Malang. Pasalnya, kejadian Tragedi Kanjuruhan yang belum berujung seolah ditutupi dengan gelaran liga.
“Ada euforia yang ditutupi dengan euforia. Tujuannya untuk menutupi kasus ini. Selama ini PSSI tidak berubah, selama tetap dipimpin oleh lokomotif lama meskipun seluruh gerbongnya diganti baru,” tegasnya saat disinggung soal liga yang sudah dimulai.
Aremania berharap semua pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan dapat dihukum sesuai dengan ketentuan yang ada. Mereka meminta agar aparat bisa bersikap adil dan objektif ketika menangani Tragedi Kanjuruhan seperti halnya saat mengusut kasus Ferdy Sambo.
Rombongan massa kemudian bergerak ke Mako Satbrimob Batalyon B Pelopor Ampeldento Polda Jatim. Agenda ini merupakan lanjutan aksi dari Exit Tol Karanglo, yang berlangsung di siang harinya. Ribuan massa aksi tiba di depan mako sekitar pukul 14.15.
Kehadiran massa disambut oleh beberapa personel Brimob dan Polsek Pakis. Selain itu juga tampak anggota TNI dari Koramil Pakis ikut menyambut kedatangan massa aksi. Di hadapan ribuan Aremania yang hadir di depan Mako Satbrimob Batalyon B Pelopor Ampeldento Polda Jatim ini, petugas meminta maaf dan menyampaikan komitmen.
Diwakili oleh Kapolsek Pakis AKP Moh. Luthfi, pihaknya mengaku bahwa proses pengusutan Tragedi Kanjuruhan masih terus berjalan. Selain itu institusi Polri juga berkomitmen akan semaksimal mungkin dalam memproses insiden dalam Tragedi Kanjuruhan tersebut secara transparan.
“Saat ini kami masih melaksanakan proses tersebut dan proses hukum kami pastikan akan terus berjalan. Selain itu, kamu juga memastikan bahwa proses hukum yang berjalan akan dilakukan secara transparan,” ujarnya di hadapan ribuan massa aksi.
Dirinya mengimbau kepada Aremania bisa menguatkan tim advokasi, agar mereka bisa mengawal proses pengusutan kasus dalam Tragedi Kanjuruhan. Karena hingga saat ini semua berkas perkara telah ditangani oleh Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Polda Jatim.
“Jadi silahkan melalui tim advokasi, bisa ikut mengawal prosesnya hingga di Dittipidum Polda Jatim. Di sana penyidik pasti akan berlaku transparana karena ini adalah instruksi langsung dari Kapolri,” tambahnya. Dia mengapresiasi aksi Aremania, yang dinilai solid dan kompak. Meskipun meneriaki dan bahkan melontarkan berbagai macam kata kepada petugas yang berada di lokasi saat itu.
Aksi solidaritas Aremania 135 menit dilanjutkan doa bersama dengan jajaran aparat kepolisian. Personel Satbrimob Batalyon B Pelopor Ampeldento Polda Jatim bersama dengan Polsek Pakis menggelar duduk bersama dengan seluruh Aremania dalam aksi tersebut.
Massa aksi mendoakan para korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia secara bersama. Ratusan massa sembari berdoa juga turut membentangkan spanduk tuntutan sebagai bentuk pengganti orasi dalam aksi solidaritas ini. Rombongan beranjak dari Mako Satbrimob Batalyon B Ampeldento Polda Jatim sekitar pukul 15.30. (rex/bua)