.
Saturday, December 14, 2024

Aris: Sektor Mamin Sangat Diminati Investor Asing

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Jawa Timur Masih Jadi Surga Investasi

Malang Posco Media, PASURUAN – Dalam tiga tahun terakhir, iklim investasi di Provinsi Jawa Timur tercatat tumbuh positif.

Sementara sektor utama yang paling diminati oleh Penanaman Modal Asing (PMA) adalah investasi di bidang makanan dan minuman (Mamin)

Hal di atas diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur, Aris Mukiyono dalam sebuah acara talk show bersama Komisi C DPRD Jawa Timur di Hotel Taman Dayu Pasuruan, Selasa (16/2/2022) sore.

“Dari pertumbuhan yang diminati oleh pengusaha asing, tentu ini memberikan satu optimisme bagi kita bahwa Jawa Timur masih menjadi surga investasi,” kata Aris.

Dijelaskan Aris, ketika tahun 2019, realisasi investasi di Jawa Timur mencapai 58 persen, dengan PMA Rp 13 triliun atau kurang lebih 22 persen. Kemudian tahun 2020, realisasi investasi di Jawa Timur naik menjadi 78,3 persen, dengan PMA sekitar 28 persen.

Aris Mukiyono. (Ist)

“Pada tahun 2021, Alhamdulillah tetap tumbuh. Jadi kita tembus Rp 79,5 triliun, sementara persentase PMA itu adalah 33 persen,” ungkap dia.

Hasil capaian realisasi Jawa Timur ini terdiri dari beberapa sektor. Aris mengatakan, bahwa data DPMPTSP Jawa Timur mencatat, selama tiga tahun terakhir, makanan dan minuman menduduki peringkat pertama sektor yang paling diminati PMA.

“Mungkin ini sangat lumrah ketika dua tahun yang lalu kita dihempas pandemi, maka orang butuh makan, orang butuh meningkatkan minum,” tambahnya.

Kemudian pada sektor kedua yang diminati para investor adalah bidang farmasi dan obat-obatan. Menurut Aris, sektor tersebut sangat inheren atau berhubungan erat karena dalam situasi pandemi.

“Berikutnya adalah terkait dengan logistik dan konstruksi. Logistik masih diminati karena ada hubungannya dengan makanan dan minuman,” jelasnya.

Selain itu, Aris menyebut, para pengusaha baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun PMA, juga tertarik pada sektor yang berkaitan dengan permukiman. Bahkan, masih banyak fakor-faktor lain di bidang agro yang diminati investor.

“Saya pikir itu adalah gambaran sekilas bahwa sektor-sektor strategis yang notabene nya Jatim itu adalah dominasi hampir 50 persen bisa mensuppot ekonomi nasional terhadap komoditas pangan,” papar dia.

Aris mengungkapkan sejumlah strategi yang dilakukan untuk menarik minat investor agar mau berinvestasi di Jawa Timur. Pertama adalah melihat apa saja potensi investasi di Jawa Timur yang terdiri dari 38 kabupaten/kota.

“Saya berkolaboratif dengan teman-teman kabupaten/kota. Ketika kita mau menjual sesuatu, maka harus siap dulu. Jangan hanya menjual potensi, tidak bisa itu dijual kepada investor. Maka investor harus jelas,” terangnya.

Karenanya, pihaknya memberikan pendampingan dalam menyusun Investment Project Ready to Offer (IPRO) kepada calon investor. Dengan demikian, maka project atau investasi yang ditawarkan kepada PMA maupun PMDN sudah siap dan didukung pula dengan perhitungan finansial ekonomi.

“Sehingga, ketika itu kita tawarkan, maka banyak antusiasme investor, baik PMA maupun PMDN,” tegas Aris.

Untuk strategi berikutnya adalah melalui dukungan pemerintah. Aris memastikan bahwa pihaknya akan mempermudah dan memberi dukungan dari hulu sampai hilir kepada setiap investor yang akan menanamkan modalnya di Jawa Timur.

“Dari hulu sampai hilir kita siap dampingi. Jadi, jangan investor itu ketika mau masuk malah dipersulit,” ujarnya.

Di sisi lain, kata Aris, sarana prasarana di Jawa Timur sendiri juga sangat mendukung para investor. “Kita tahu bahwa Jawa Timur, sarana prasarananya sangat mendukung. Bahkan ada Tol Jawa yang sudah dikenal para investor untuk saling terconnected (terkoneksi) antar wilayah,” imbuhnya. (has)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img