spot_img
Monday, August 11, 2025
spot_img

Arisan Bodong Turen, Korban Melapor Bertambah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Korban arisan online bertambah melaporkan warga Desa Tawangrejeni Kecamatan Turen berinisial NK dan EE ke Mapolres Malang. Dalam dugaan kasus penipuan dan penggelapan ini ratusan korban mengalami kerugian diperkirakan mencapai Rp 7 miliar.

Kini, kasus tersebut tengah berproses di Satreskrim Polres Malang untuk penyelidikan lebih lanjut, termasuk memanggil para saksi dan mengumpulkan barang bukti.

Sebelumnya, sebanyak 24 korban bergerak melapor terlebih dahulu pada Senin (4/8) lalu. Kemudian puluhan korban lainnya menyusul melapor ke Mapolres Malang, Jumat (8/8) kemarin.

Korbannya berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Malang seperti Kecamatan Turen, Bululawang, Wajak, dan Gondanglagi. Bahkan ada yang berasal dari luar pulau Jawa. Para korban dibagi dalam kelompok pada laporan polisi. Lainnya juga dijadikan saksi.

“Laporan (Yang terbit.red) ada tujuh,” ujar salah satu korban bernama Silvia saat ditemui di Mapolres Malang, Jumat (8/8) kemarin.

Silvia menjelaskan, modus terlapor dengan mengiming-iming keuntungan besar pada arisan online dalam bentuk jual beli slot arisan get melalui grup WhatsApp. Member atau anggotanya 500 orang.

“Owner arisan (NK dan EE) menawarkan slot arisan get. Misalkan get Rp 1 juta dijual Rp 500 ribu, yang beli untung Rp 500 ribu,” kata Silvia, mencontohkan.

Hal itulah yang membuat anggota, termasuk Silvia tergiur mengikuti arisan yang bernama Arisan Amanah. Pembayaran melalui transfer dan jangka waktu mendapat keuntungan kurun waktu hari, seminggu, dan sebulan.

Meski tergolong anggota baru dalam arisan, Silvia telah membeli get dengan modal Rp 40 juta dalam kurun waktu 2,5 bulan mengikuti.

“Saya rugi modal saja Rp 40 juta. Kalau labanya tidak hitung,” aku perempuan berusia 27 tahun tersebut.

Get yang ditawarkan NK dan EE bervariatif mulai dari ratusan hingga belasan juta rupiah. Para anggota arisan online ini sistemnya siapa cepat membeli get itu, dia yang dapat keuntungan.

“Get yang ditawarkan listnya banyak. Kalau get Rp 1 juta dijual Rp 500 ribu, ya modal kami yang Rp 500 ribu,” jelas Silvia. 

Para member pernah merasakan keuntungannya. Namun seiring berjalannya waktu, pencairan modal maupun keuntungan mulai macet sejak Juli 2025 lalu. Karena tak kunjung dicairkan sehingga para korban melapor ke polisi.

“Modal sampai hari ini belum ada yang dikembalikan dan ownernya juga tidak ada. Sudah kami datangi ke rumahnya,” tambah Silvia.

KBO Satreskrim Polres Malang Ipda Dicka Ermantara menjelaskan sesudah diterbitkan administrasi penyelidikan, kemudian dilaksanakan penyelidikan, baik pemanggilan saksi maupun pengumpulan bukti-bukti yang berkaitan dengan kasus tersebut.

Dicka juga mempersilahkan para korban lainnya yang ingin membuat laporan. Namun sementara ini pihaknya belum membuka hotline. “Karena dibutuhkan keterangan dari masing-masing saksi dan korban,” jelas Dicka.

Ia juga menjelaskan, teknis penyidikan ditentukan oleh penyidik untuk pelaporan dijadikan satu. Karena para korban mengalami kasus yang sama.

Untuk mengantisipasi gangguan Kamtibmas di rumah terlapor NK dan EE, Satreskrim Polres Malang akan berkoordinasi dengan jajaran Polsek Turen untuk mengamankan.

“Potensi yang bisa mengakibatkan gangguan kamtibmas di rumah terlapor, kami akan koordinasikan dengan polsek setempat untuk melakukan patroli atau pengamanan di rumah terlapor,” pungkasnya.

Diberitakan Malang Posco Media (MPM) sebelumnya, sebanyak 350 orang merasa dirugikan menjadi korban arisan online dalam bentuk jual beli slot arisan get. Akumulasi kerugian diperkirakan Rp 7 miliar. (den/jon)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img