spot_img
Tuesday, April 30, 2024
spot_img

Arus Balik Mulai Melandai

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Arus balik libur lebaran mulai menurun, Senin (15/4) kemarin. Itu seiring dengan akan berakhirnya libur lebaran. 

Pantauan arus lalu lintas (lalin) di jalan raya mulai menunjukkan tren penurunan. Tercatat angka keluar wilayah Malang melalui beberapa gerbang tol lebih tinggi, dibandingkan arus sebaliknya.

“Untuk yang masuk tol atau keluar wilayah Malang dari Gerbang Tol Singosari (Karanglo), Pakis dan Malang (Madyopuro) tercatat  sekitar 12 ribu kendaraan. Sementara yang keluar dari tol atau masuk ke Malang, berada di angka 9 ribu kendaraan,” ungkap Kasatlantas Polresta Malang Kota, Kompol Aristianto Budi Sutrisno.

Tren penurunan volume kendaraan yang beraktivitas di tol Malang Raya, juga berdampak pada kepadatan lalin di dalam Kota Malang. Terlihat beberapa ruas jalan terdapat ramai kendaraan, tapi tidak sampai terjadi kemacetan.

“Memang puncak kendaraan masuk ke wilayah Malang terjadi  hari Sabtu (13/4) lalu dan tidak berbeda jauh dihari berikutnya. Namun, di wilayah Kota Malang sendiri, kami berhasil mengatasi sehingga semua roda tetap berputar, tidak sampai berhenti karena macet meskipun jalanan padat,” lanjutnya.

Menurut dia kemacetan terjadi karena ada kendaraan yang bermanuver di U-Turn saat arus lalin ramai. 

“Memang kemarin kami mendapati kepadatan di Malang Utara, karena ada beberapa kendaraan yang bermanuver. Ketika arus ditutup, maka kendaraan yang mengantre ini mengular. Alhamdulillah, bisa teratasi dengan Tim Urai Mahameru,” jelas Kompol Aris.

Selain itu, kepadatan juga terjadi di Simpang Tiga Kacuk. Penyebab  kemacetan ini, karena kendaraan yang melintas dari Kota Malang ke Kabupaten Malang atau sebaliknya, tidak mengalir dengan lancar. Karena kendaraan yang menyeberang jalan dari timur ke utara, atau dari selatan ke timur, bertumpuk di persimpangan.

“Saat terpantau ada kepadatan di Kacuk melalui Mahameru Quick Response (MQR), kami langsung terjun mengurai secara manual. Memang karena volume meningkat, sementara kendaraan saling mendahului di persimpangan,” terangnya.

Saat ini, kondisi arus lalu lintas tergolong ramai lancar dengan pemantauan intensif yang dilakukan oleh petugas.

“Kami selalu siaga melalui Pos Mobile K3I, MQR dan pantauan dari Pospam dan Posyan di Kota Malang. Apabila muncul titik kemacetan, kami akan langsung melakukan penguraian oleh Tim Urai Mahameru,” kata dia.

Sementara itu kemarin jumlah penumpang kereta api (KA) berkisar di angka 2000-an. Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menjelaskan, tercatat sebanyak 2.808 penumpang  yang berangkat dari Stasiun Malang. Sementara itu, terdapat 5.272 yang turun di stasiun tersebut, hingga seluruh rute perjalanan selesai.

“Data ini masih akan terus bertambah, karena penjualan tiket masih berlangsung selama masih tersedia,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, selama libur lebaran kali ini, hingga H+10 lebaran mendatang, pihaknya sudah menjual 23.562 tiket keberangkatan dari Stasiun Malang.  Sementara, untuk pelanggan yang memesan tiket tujuan Stasiun Malang dari luar kota sudah menyentuh angka 35.984 orang.

Wilayah Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Jember dan Banyuwangi masih mendominasi tujuan keberangkatan penumpang KA dari Malang. Beberapa pemudik yang kembali ke kampung halaman, memang banyak yang memanfaatkan moda transportasi KA di lebaran tahun 2024 ini.

“Jenis KA paling favorit dari Stasiun Malang ini yakni KA Jayabaya relasi Malang-Surabaya-Pasarsenen, KA Tawangalun relasi Malang Kotalama-Ketapang dan KA Malabar relasi Malang-Bandung,” beber Luqman.

KAI Daop 8 Surabaya mengoperasikan 12 perjalanan KA jarak jauh keberangkatan Stasiun Malang. Ia mengatakan, setiap harinya  menyediakan 6.333 tempat duduk.

Menghadapi tingginya penumpang,  pihaknya mengimbau selalu waspada selama berpergian. Selain itu, ia mengingatkan untuk memastikan tidak membawa barang bawaan lebih dari 20 kilogram per orangnya. 

“Barang bawaan agar diperhatikan kembali, dengan batas maksimal 20 kg, dengan dimensi maksimal 70 x 48 x 30 cm, dan sebanyak-banyaknya terdiri dari 4 koli (item bagasi). Apabila melebihi maka akan dikenakan bea sebesar Rp10.000/kg untuk kelas eksekutif, Rp 6.000/kg untuk kelas bisnis, dan Rp 2.000/kg untuk kelas ekonomi,” kata  Luqman Arif.

Sementara itu di Stasiun Kepanjen mulai Senin (15/4) kemarin terjadi penurunan jumlah penumpang. 

Kepala Stasiun Kepanjen, Anam menguraikan pada puncak arus balik mudik Sabtu (13/4) lalu, jumlah yang naik dari Stasiun Kepanjen 1.066 penumpang. Sedangkan yang turun 1.143 penumpang. Pada hari Minggu yang naik dari Stasiun Kepanjen 1.091 penumpang. Sedangkan yang turun 1.021 penumpang.

“Untuk hari ini (Senin kemarin) penumpang mulai mengalami penurunan tidak seperti hari sebelumnya,” urainya kepada Malang Posco Media, kemarin.

Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di ruang tunggu pada masa arus balik mudik, lanjut Anam, pihaknya mempercepat pola boarding tiket untuk menghindari terjadi penumpukan di Zona Tiga. Kondisinya, disebut pria usia 44 tahun ini aman dan terkendali.

“Untuk kedatangan dan keberangkatan kereta api ada 13 KA. Rata-rata penumpang meninggalkan Malang campur seluruh lintas Jawa Timur. Lokal paling banyak,” sambung pria asal Sidoardjo ini.

Anam menambahkan,  tiket lintas lokal sudah habis hingga  Kamis (18 /4). Para penumpang yang naik dari Stasiun Kepanjen sudah memesan tiket jauh-jauh hari sebelum keberangkatan.

“KA lokal sudah habis sampai tanggal 18 April. Sesuai aturan tiket KA bisa dipesan tujuh hari sebelum keberangkatan. Sedangkan untuk tiket jarak jauh masih tersedia. Ketersediaan jumlahnya masih belum saya update. Nanti saya infokan lagi,” tandas Anam. (rex/den/van)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img