MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Karya-karya hebat terus bermunculan dari siswa Sekolah Islam Sabilillah Malang (SISMA). Kali ini dari SD Islam Sabilillah (SDIS). Akhir pekan lalu ada kegiatan My Assembly Project, yang menjadi bagian dari Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Melalui kegiatan tersebut, siswa memamerkan sekaligus mempresentasikan karya inovasinya kepada orang tua. Momen ini juga menjadi kesempatan siswa untuk melaporkan hasil belajarnya kepada orang tua masing-masing.
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SDIS Malang, Diyah Rutin Waliah,S.Pd mengatakan, tahapan My Assembly Project sudah dimulai sejak September lalu. Ada lima tahapan yang dilakukan. Yakni Presenting, Analyzing, Planning, Executing dan Reporting.
Sabtu (12/11) lalu, adalah tahap reporting. Dengan bangga siswa mempresentasikan karyanya. Karya inovasi itu telah mereka buat dengan pemikiran tingkat tinggi.
SDIS telah mendesain pembelajaran My Assembly Project dengan konsep keterampilan abad 21. Yang lebih dikenal dengan 4C itu. Atau dijabarkan menjadi Critical Thinking, Communication, Creative Thinking, dan Collaboration.
“Pelaksanaan kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan kompetensi 4C siswa. Sehingga harapannya setelah siswa lulus, kompetensi yang dimiliki dapat berguna di masa depan,” ucap Diyah kepada Malang Posco Media, Selasa (15/11).
Assembly My Project sendiri merupakan unjuk karya dari siswa SDIS Malang mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Proyek tersebut sebelumnya telah melalui tahapan demi tahapan hingga mencapai tahap yang terakhir yakni reporting.
Di reporting ini, orang tua juga berkesempatan untuk bertanya langsung kepada siswa mengenai produk yang mereka buat. Siswa pin dapat menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan tanpa ada yang mengajari. Jadi benar-benar secara alami murni hasil jawaban mereka,” ungkapnya.
Diyah memaparkan bahwasanya siswa mempresentasikan karyanya di depan orang tua wali murid, guru serta teman-teman siswa lainnya. Kegiatan Assembly memiliki kesamaan dengan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Kegiatan ini sudah dilaksanakan sejak tiga tahun yang lalu. Sebelumnya bernama Project Based Learning, sekarang menjadi My Project. Jadi kami tidak terlalu kesulitan mengimplementasikan program P5, karena memang prinsipnya hampir sama,” terangnya.
Melalui kegiatan tersebut, siswa dilatih untuk dapat peka terhadap isu-isu baru yang ada. Sehingga dapat melatih berpikir kritis dari siswa. Diantara tema-tema yang dibahas adalah mengenai cinta dan peduli terhadap sesama, kegiatan sehari-hari, hemat energi untuk masa depan, makanan sehat dan tema-tema lainnya yang telah dikembangkan sesuai dengan kemajuan era.
“Disini yang kita inginkan adalah proses dari anak-anak, bagaimana mereka mengkomunikasikan dengan sesama, mampu menanggapi dengan kritis dan lain sebagainya. Tidak diharuskan ada produk jadi yang dipresentasikan, bahkan rancangan atau model pun kami apresiasi,” lanjutnya,
Kegiatan Assembly May Project dilakukan sebanyak dua kali selama satu semester, sedangkan untuk kegiatan kali ini masih ditujukan untuk siswa di kelas 2 sampai kelas 5.
“Untuk kelas 1, dewan guru masih berfokus mengenai literasi numeriknya. Kalau kelas 6 mungkin semester depan, karena mereka masih fokus dengan beberapa kegiatan penunjang seperti persiapan ujian sekolah, Uji Kompetensi Dasar (UKD) dan pemantapan pembelajaran lainnya,” papar Diyah. (mp1/imm/sir/bua)