MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Seekor kelinci yang sedang sakit di Sui Farm Mini Zoo yang ada di Bumiayu menjadi perhatian anak-anak TK Islam Sabilillah Malang 2. Menurut keterangan petugasnya, kelinci tersebut sudah beberapa kali diobati. Tetapi belum juga sembuh. Kondisi tersebut membuat siswa TK Islam Sabilillah Malang 2 berpikir untuk menemukan solusi.
Akhirnya, diciptakanlah alat bernama magic machine. Sebuah mesin untuk memproduksi obat. Tentu ini bukan alat sebenarnya, tetapi hanya berupa prototype. Atau hanya rancangan berupa alat dari bahan bekas. Meskipun demikian, untuk anak seusia TK tentu ini merupakan hasil dari pemikiran tingkat tinggi.
“Produk inovasi anak kami ini tercipta dari tahapan program My Project, yang dimulai sejak dua minggu lalu,” ucap Ketua Assembly TKIS 2, Siti Lailatul Maghfiroh, S. Pd kepada Malang Posco Media.
Magic Machine atau mesin ajaib itu dipresentasikan oleh siswa di hadapan orang tua mereka, Jumat (18/10) kemarin. Produk ini merupakan salah satu dari enam produk inovasi lainnya yang dihasilkan. Kegiatan ini dinamakan Assembly My Project. Siswa merangkai sendiri karyanya. Untuk bahan-bahan yang dibutuhkan sudah disiapkan guru di kelas.
“Kami siapkan bahan yang ramah anak, yang tidak membahayakan,” kata Uul, sapaan akrabnya.
Seperti, magic machine. Alat ini dirangkai menyerupai rangakaian tabung-tabung. Tabung pertama untuk mengolah atau merebus obat. Airnya mengalir ke tabung kedua untuk dicampur dengan wortel, makanan kesukaan kelinci. Proses selanjutnya, campuran itu dicetak dengan cetakan unik. Ada yang berupa wortel. Ada juga berupa lolipop.
“Semua ini hasil imajinasi anak-anak kami. Supaya kelinci yang sakit tadi tertarik untuk meminum obat. Maka obat dicampur dengan wortel, dan dicetak menyerupai wortel,” terang Uul.
Proses My Projek tentu tidak mudah. Ada proses berpikir, berdiskusi, berkolaborasi, komunikasi antar teman dan kreativitas. Memang itu tujuan utama program ini. “Melatih anak berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif,” jelasnya.
Puncak dari My Project ini adalah assembly. Siswa melaporkan hasil karyanya di hadapan orang tua. Guru pun menilai dan memberi reward kepada siswa-siswi terbaik. Terbaik komunikasinya, kolaborasinya, kreativitasnya dan presentasinya.
“Orang tua terlihat sangat antusias. Mereka sangat excited. Itulah tujuan kami mengundang mereka. Supaya mengetahui pencapaian buah hatinya. Lalu bersama kami para guru mengembangkan untuk bisa lebih baik,” ungkapnya.
Assembly My Project TKIS 2 kali ini mengangkat tema : Technology for Animals. Ada enam kelompok, masing-masing mendapat tugas membuat satu projek. Produk inovasi yang dihasilkan digunakan membantu hewan. Salah satu produknya, Magic Machine. “My Project ini dilaksanakan secara bertahap. Mulai proses presenting, analyzing, planning, executing dan reporting,” tuturnya. (imm/adv/aim)