MALANG POSCO MEDIA-Segala daya upaya terus dikerahkan atasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Arjuno dan kawasan Gunung Bromo. Apalagi kobaran api belum berhasil kendalikan.
Kebakaran masih meluas hingga beberapa wilayah. BNPB mencatat, luas wilayah terdampak kebakaran mencapai lebih dari 4.700 hektare. Dengan luasan di wilayah Kabupaten Malang sekitar 800 hektare. Sementara Karhutla di wilayah Gunung Bromo pada Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) juga masih terdeteksi titik api. Kedua lokasi tersebut dilakukan penanganan pemadaman dari jalur darat dan udara dengan water bombing.
Titik api dilaporkan meluas mulai dari wilayah administrasi Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto hingga Kota Batu dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Khusus Gunung Bromo, kawasan TNBTS masih dilanda karhutla. BNPB dan BPBD Kabupaten Malang belum dapat memperkirakan luas terdampak kebakaran di TNBTS sejauh ini. Sebab, api meluas dan belum bisa diperhitungkan.
“Hari ini mulai pemadaman menggunakan water bombing untuk TNBTS. Sebelumnya dua helikopter diterbangkan dari Bandara Abd saleh dan dikerahkan satu di TNBTS,” jelas Pranata Bencana BPBD Kabupaten Malang Wahyu Jadmiko saat dikonfirmasi Malang Posco Media, Minggu (10/9) kemarin.
“Untuk saat ini masih dalam pendataan , belum diketahui luasan wilayah yang terbakar,” sambungnya.
Water bombing, Minggu kemarin, dilakukan sebanyak 19 kali dropping air. Lokasi yang terdampak jadi sasaran water boombing adalah Lereng Gunung Bromo (Gunung Kursi/ watangan) Poncokusumo. “Waterbombing 19 kali dropping dengan kapasitas air yang dibawa 4.000 liter atau total 76.000 liter,” rincinya.
Vegetasi yang terbakar di antaranya cemara gunung, ilalang dan semak belukar. Menurut informasi, titik api di Gunung Kursi sempat terbawa pusaran angin. Medan yang cukup curam dengan akses yang tak seluruhnya bisa dilintasi kendaraan menjadi salah satu kendala tim pemadaman.
“Sampai saat ini upaya pemadaman terus dilakukan secara manual dengan mempertimbangkan keselamatan jiwa. Untuk wilayah Malang, titik api di lereng Bromo sementara belum padam,” tambah Wahyu.
Dikatakan, kondisi lapangan yg ekstrim berjurang dan berbukit serta sulit dijangkau cukup membahayakan keselamatan tim pemadam. Ditambah lagi angin kencang membuat api sulit dikendalikan dan cepat berkembang.
Di sisi lain, dampak karhutla yang terjadi pada Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di kawasan Savana Kaldera TNBTS pada 6 September 2023, lalu membuat pengelola memutuskan untuk menutup total kunjungan ke Wisata Alam Gunung Bromo.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar (BB) TNBTS, Septi Eka Wardhani mengungkapkan, sebelum ditutup total kunjungan ke kawasan Wisata Alam Gunung Bromo pada periode 1 September hingga 6 September 2023 mencapai 5.658 wisatawan.
“Untuk wisatawan dalam negeri atau nusantara sebanyak 5.233 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 425 orang,” ujarnya belum lama ini.
Sebelumnya, kebakaran yang terjadi di Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di kawasan Savana Kaldera Tengger Kawasan Wisata Gunung Bromo disebabkan pengunjung yang menyalakan flare. Flare yang dinyalakan oleh pengunjung tersebut kemudian memicu kebakaran di Bukit Teletubbies Wisata Alam Gunung Bromo. Flare itu salah satu properti kebutuhan dokumentasi pre weeding.
Sementara itu karhutla di Gunung Arjuno khususnya di kawasan hutan wilayah Kecamatan Bumiaji Kota Batu belum juga berhasil dipadamkan. Satu titik api yang tersisa yang masuk kawasan Kota Batu berada di Curah Kluntung. Hal itu ditegaskan Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.
“Hingga Minggu (10/9) masih tersisa satu titip api di wilayah Kota Batu. Tepatnya di titik Curah Kluntung. Belum padamnya api di wilayah tersebut karena kendala cuaca angin kencang sehingga membuat api cepat merembet,” jelasnya kepada Malang Posco Media, Minggu (10/9) kemarin.
Dengan kondisi tersebut, tim gabungan terus melakukan upaya pemadaman. Baik pemadaman darat maupun pemadaman udara atau water bombing menggunakan helikopter.
“Hingga Pukul 12.30 WIB, Minggu (10/9) upaya pemadaman darat sudah dilakukan kurang lebih di 41 titik koordinat api Gunung Arjuno wilayah Kota Batu. Sedangkan pemadaman udara atau water boombing telah dilakukan sebanyak 19 kali dengan menggunakan helikopter WB Tipe AS350B3e Reg PK-DAP dan Helikopter Tipe AS332C1 Superpuma,” bebernya.
Pemberangkatan tim gabungan untuk pemantauan water bombing kebakaran hutan dan lahan Gunung Arjuno melalui jalur Brakseng dengan tujuan Curah Kluntung. Terdiri dari Tim 1 berjumlah 10 orang dari unsur Tahura R Soerjo, Perhutani dan BPBD. Tim 2 dengan jumlah personel 23 orang tujuan Pos 2 dari unsur Tahura R Soerjo dan Relawan.
Akibat kebakaran yang terjadi di wilayah Kota Batu sejak 29 Agustus lalu berdampak di empat desa meliputi Sumberbrantas, Tulungrejo, Sumberbrantas dan Giripurno. Empat kawasan daerah tersebut terpantau terdapat titik api yang saat ini masih tersisa satu titik api di Curah Kluntung Desa Sumberbrantas.
“Sementara untuk total luas lahan yang terbakar di wilayah Kota Batu sekitar 916,33 hektare. Sedangkan secara menyeluruh yang berada di wilayah Tahura R. Soerjo seluas 3.910 hektare,” urainya. (tyo/eri/van)