spot_img
Sunday, December 22, 2024
spot_img

Atasi Macet, Aliran Uang Kencang

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Butuh Kebijakan Khusus untuk Produk Lokal

MALANG POSCO MEDIA- Besarnya perputaran uang selama libur natal dan tahun baru (nataru) di Malang Raya bukti adanya potensi ekonomi yang bisa dimaksimalkan.Namun pemda harus memberikan kebijakan khusus agar produk lokal dilirik pembeli.

Pakar Ekonomi Universitas Brawijaya (UB) Prof Candra Fajri Ananda menjelaskan, khusus untuk Kota Malang sumber pertumbuhan ekonomi sendiri banyak berasal dari konsumsi atau pengeluaran masyarakat maupun belanja pemerintah. Artinya pertumbuhan ekonomi didongkrak dari kegiatan belanja yang dilakukan masyarakat, entah dalam sektor kuliner, pariwisata, hingga perhotelan.

Karena itu, ketika mengetahui prediksi perputaran uang selama libur nataru  bisa mencapai Rp 3,8 triliun, maka pemda harus bisa membuat atau mendatangkan banyak orang berbelanja di Kota Malang.

“Jadi Kota Malang sebenarnya tinggal memanfaatkan fasilitas yang dimiliki untuk mendorong makin banyak orang untuk berbelanja. Misalnya, seperti di Bali atau Bandung dan lain-lain, itu selalu ada event supaya orang itu datang. Bisa mungkin ada pusat seni, event seperti festival. Maka tahun depan bagaimana itu supaya diusahakan untuk banyak yang datang ke Malang,” tutur Candra.

Agar orang mau datang ke Kota Malang, maka ditegaskan Candra, pemda harus bisa menjaga Kota Malang  menjadi tempat yang nyaman sebagai jujugannya. Ia mencontohkan, dari aspek ekonomi, pemerintah harus menjaga tingkat inflasi. Jangan sampai harga kebutuhan pokok maupun kebutuhan lain naik signifikan. Sebab dikhawatirkan wisatawan enggan datang kembali ke Kota Malang.

“Atau kedua, yang menghambat orang datang itu kalau Malang dikenal macet. Bisa juga karena fasilitas yang tidak nyaman, seperti moda transportasinya. Malang memang belum mengembangkan sebagai wilayah yang pergerakannya itu dengan kendaraan umum atau jalan kaki. Akibatnya tidak heran macet terus,” sebut Candra.

Oleh karenanya, masalah-masalah tersebut harus segera diselesaikan agar wisatawan yang datang bisa nyaman berada di Malang. Begitu juga dengan belanja pemerintah yang dikatakan Candra juga harus berjalan lancar, tidak ‘jor-joran’ dilakukan di akhir tahun saja.

Kesimpulannya, Kota Malang memiliki potensi besar. Apalagi didukung dengan adanya 150 ribu sampai 200 ribuan mahasiswa. Tinggal menyelesaikan beragam masalah yang membuat wisatawan enggan ke Malang.

“Artinya, Malang mungkin memang tidak bisa jadi kota industri, tapi kalau industri wisata bisa. Sehingga yang perlu dilakukan adalah mendorong orang datang ke Malang. Jika itu bisa dilakukan, dan masalah-masalah tadi  diselesaikan, saya yakin pertumbuhan ekonomi Kota Malang bisa di atas nasional. Jika nasional pertumbuhan ekonominya 5 persenan, saya yakin Kota Malang bisa 6 persenan,” urainya.

Sementara itu Wakil Ketua I DPRD Kota Batu, Nurochman menanggapi  perputaran uang di Kota Batu bisa dimaksimalkan untuk warga Kota Batu. Artinya pemerintah harus mendorong agar hotel, resto, toko  oleh-oleh, hingga tempat wisata  memberikan ruang 60 persen untuk produk lokal.

“Agar perputaran uang di Kota Batu bisa dirasakan masyarakat,  ke depan pemerintah melalui kebijakannya  meminta hotel, resto, toko  oleh-oleh, hingga tempat wisata menampung produk lokal. Sehingga masyarakat Kota Batu benar-benar merasakan perputaran uang setiap musim libur. Mengingat uang yang berputar bisa mencapai ratusan miliar,” ujar Cak Nur sapaan akrabnya kepada Malang Posco Media.

Selain itu perangkat daerah seperti Bapenda harus rutin melakukan kunjungan ke hotel, resto, toko  oleh-oleh, hingga tempat wisata. Tujuannya memantau apakah tapping box atau alat perekam data transaksi berfungsi. Harapannya tidak ada kebocoran pajak yang dihasilkan. Karena hasil pajak yang didapat juga akan kembali untuk pembangunan fasilitas umum.

“Selain itu kami masih melihat dan mendapati laporan oknum jukir yang tidak memberikan karcis parkir. Padahal kunjungan wisatawan ke Kota Batu bisa mencapai ratusan ribu saat ini libur nataru. Ini harus menjadi perhatian agar retribusi parkir setiap tahunnya tidak mbleset,” pungkasnya. (ian/eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img