MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Satu lagi medali PON XXI Aceh – Sumut diboyong oleh Atlet Kota Batu untuk Jawa Timur. Setelah Pandu Satrio Perkasa yang meraih medali perak dari Balap Sepeda nomor DHI, pada Rabu (11/9) kemarin giliran Achmad Fachrezi, atlet Selam Kota Batu mempersembahkan medali perunggu dari cabang olahraga Selam nomor 100 Biffin Men untuk Jawa Timur.
Kemenangan ini disambut gegap gempita Kontingen Selam Jawa Timur. Pasalnya Rezi, panggilan akrab arek Kauman Kelurahan Sisir ini masih berusia muda yakni 18 tahun dan merupakan atlet pendatang baru di PON. Apalagi lawan yang harus dihadapi di PON adalah atlet yang tahun lalu meraih juara Sea Games dan satu atlet lagi merupakan atlet Pelatnas.
Meski pendatang baru Rezi bisa mendampingi atlet DKI yang memperoleh medali emas dan atlet Jabar yang meraih medali perak. “Penampilan Rezi sangat bagus sekali, karena yang dapat emas dan perak itu memang atlet pelatnas dan juara Sea Games,” ujar Pelatih Rezi, Nafa Amadea.
Atas prestasi tersebut, kolam Tirta Raya, Banda Aceh menjadi saksi bagaimana Rezi bisa menyaingi para seniornya sekaligus mencatatkan waktu terbaiknya saat final dengan catatan waktu 44.10. Catatan itu menyalip catatan waktu terbaiknya sendiri yakni 45.87.
Rezi bersyukur bisa mempersembahkan medali perunggu di laga perdananya di PON. Hal ini memang sudah menjadi targetnya. “Alhamdulillah sudah sesuai target saya. Salah satunya saya ingin memecahkan best time saya sendiri. Dan Alhamdulillah bisa memecahkannya,” ungkapnya bangga.
Terlebih membuatnya bangga dan terharu ia bisa mendapatkan kesempatan besar, bisa turun di nomor individu. Serta ada banyak tahapan yang dilakukan Rezi. Ia pun tidak menyangka bisa masuk dalam Puslat Selam Provinsi Jatim, sebenarnya saat ini ia sedang mempersiapkan diri mengikuti Porprov Jatim tahun 2025 mewakili Kota Batu.
“Mendadak saya ditelepon pelatih saya sebelum Pra PON lalu. Saya langsung mengiyakan karena salah satu kesempatan besar juga bagi saya. Saya tidak mau menyia- nyiakan kesempatan ini,” paparnya.
Ia pun mengikuti Pra PON, Kejurda hingga Kejurnas. Sebelum berlaga di PON, Rezi mengikuti training center di Australia selama dua bulan. Siswa MAN Kota Batu ini membenarkan bahwa memang ada perasaan senang dan sedih yang berkecamuk.
Porsi latihan yang harus dilahap pun begitu banyak, setiap hari ia harus latihan kolam sebanyak 4 kali selama 6 hari belum latihan darat. “Full rest hanya hari Minggu. Tantangan terbesar memang dari diri saya sendiri. Sering minder, nervous, karena mikir lawan saya atlet Sea Games sekaligus peraih medali emas Sea Games. Alhamdulillah saya dimotivasi senior, pelatih pengurus dan teman sebaya saya. Dikuatkan banyak yang mensupport, mendoakan sehingga saya jadi optimis,” tandasnya.(eri/lim)