Sasti Gotama, dokter sekaligus penulis
Sasti Gotama, perempuan yang berprofesi sebagai dokter sekaligus penulis ini baru saja menerima Sabda Budaya kategori Sastra dari Universitas Brawijaya. Karyanya di bidang sastra sudah mulai diluncurkan sejak tahun 2019.
MALANG POSCO MEDIA – Nama Sasti Gotama tak asing di beberapa komunitas sastra. Perempuan manis berhijab ini adalah salah satu penulis yang karyanya banyak digemari. Tema kesehatan mental, perempuan dan psikologi banyak menarik perhatian dari para pembacanya.
Perempuan asli Malang ini telah memiliki banyak karya. Bermula dari menulis cerpen dan sejenisnya ke berbagai media nasional seperti Jawa Pos, Tempo, Kompas dan lainnya yang bermula di tahun 2019, membuatnya kecanduan terus merangkai kata dalam sastra.
“Awal mula menulis tahun 2019. Kala itu saya menderita penyakit yang sering kambuh, dan proses menulis ini menjadi salah satu katarsis dan pengalihan nyeri. Alhamdulillah ternyata karya saya banyak peminatnya dan sampai sekarang sudah ada beberapa buku yang diterbitkan,” terang Sasti.
Faktanya perempuan satu ini adalah alumni kedokteran Universitas Brawijaya. Ia bahkan juga sempat menjadi seorang dokter di salah satu daerah yang ia tak ingin menyebutkan lokasinya. Tahun 2020, dia berhenti sementara untuk dunia kedokteran karena kala itu sedang pandemi. Dia juga ingin fokus mengurus anak.
“Dulu saya bekerja sebagai dokter ASN. Kemudian tahun 2020 saya memutuskan untuk resign dan memilih menjadi penulis penuh. Karena pas itu pandemi, anak-anak sekolah dari rumah dan butuh pendampingan. Oleh karenanya saya memilih resign,” ucapnya.
Meskipun begitu, masih terbesit dalam hati kecilnya untuk kembali ke dunia medis. Meskipun sekarang sebagai seorang penulis penuh waktu, namun ia akan kembali lagi ke dunia medis di waktu yang tepat.
“STR saya masih hidup sampai sekarang, jadi memang ada keinginan untuk praktik lagi. Masih menunggu waktu yang tepat,” ucapnya sambil tersenyum.
Saat ini ia menjadi kurator dalam sebuah media online, mentor kelas menulis, penerjemah lepas serta editor lepas. Banyak karya yang telah ia tuangkan, begitu juga dengan prestasi yang diraihnya.
Naskah novelnya, “Rahim,” berhasil menarik perhatian juri dalam Sayembara Novel DKJ 2023. Pada tahun 2022, ia terpilih sebagai salah satu dari 10 Emerging Writer di UWRF dan juga memenangkan Hadiah Sastra “Rasa” sebagai juara pertama.
Buku kumpulan cerpennya, “Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam?” menjadi salah satu pilihan Tempo pada 2020, masuk nominasi Penghargaan Sastra dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2021, serta lolos kurasi di London Book Fair 2022.
“Alhamdulillah, ada cukup banyak prestasi yang didapatkan. Salah satunya cerpen saya yang berjudul ‘Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra?’ juga terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik versi Kompas pada 2020,” terangnya.
Pada awal tahun 2024, ia meluncurkan buku kumpulan cerpen terbaru, “Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu,” yang diterbitkan oleh Penerbit Mizan Pustaka dan berhasil lolos kurasi Frankfurt Book Fair 2024. Novel debutnya, “Ingatan Ikan-Ikan,” diterbitkan oleh Penerbit Bentang Pustaka pada Agustus 2024. Pada 5 November lalu, Sasti dianugerahi Sabda Budaya dalam kategori Sastra oleh Universitas Brawijaya.
“Lewat tulisan-tulisan saya yang bertema perempuan dan kesehatan mental, ternyata ada beberapa pembaca yang merasa terbantu dengan tulisan saya. Pengalaman menariknya, tak jarang saya mendapatkan pesan pribadi (DM lewat sosmed) dari pembaca saya yang merasa mengalami kasus serupa dengan yang saya tulis,” paparnya.
Ia juga merasa bersyukur karena tulisannya bisa membawa hal positif kepada banyak orang. Ia selalu menargetkan untuk melampaui apa yang sudah dicapai saat ini. Setidaknya dalam satu tahun, harus bisa menerbitkan dua karya. Sasti juga kerap diundang sebagai pembicara salah satunya dalam event Ubud Writers and Readers Festival 2022 bersama dengan Osman Yousefzada, Olin Monteiro dan lainnya. Ia juga pernah membedah buku karya Kiki Sulistyo dengan judul Musik Akhir Zaman.
“Saya ingin terus berkarya. Melalui tulisan-tulisan yang saya buat, harapannya bisa memberikan sedikit manfaat bagi banyak orang,” tandasnya. (adam malik/van)