MALANG POSCO MEDIA – Awal puasa tahun 2022 dimungkinkan ada perbedaan waktu. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Malang, Dr Musta’in M.Ag. Ditemui di kantornya Rabu (30/3) siang, Musta’in mengatakan kemungkinan ada perbendaan awal puasa. Kemungkinan perbendaan itu karena sampai dengan saat ini belum terlihat hilal.
“Ada kemungkinan perbedaan awal puasa tahun ini. Tapi itu jangan dibuat gaduh karena perbedaan awal puasa itu sudah ada sejak dulu,’’ katanya.
Musta’in mengatakan ada dua metode untuk menentukan 1 Ramadan. Yaitu menggunakan perhitungan secara astronomis (hisab) dan mekanisme pemantauan hilal (rukyatul hilal).
“Nanti akan ada sidang isbat. Sidang isbat ini akan digelar oleh Kementrian Agama (Kemenag) 1 April 2022 mendatang, dengan mempertimbangkan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan mekanisme pemantauan hilal (rukyatul hilal).
Sementara untuk pemantauan hilal di Kabupaten Malang sendiri dikatakan Musta’in akan dilaksanakan 1 April 2022 mendatang.
“Sesuai hasil rapat koordinasi dengan BMKG, bersama Pemerintah Kabupaten Malang, Pengadilan Agama dan unsur terkait lainnya, pemantauan hilal akan dilaksanakan 1 April 2022 mendatang,’’ urainya.
Tapi yang menarik tahun ini dikatakan Musta’in pemantauan hilal wilayah Kabupaten Malang tidak dilakukan di Pantai Ngliyep seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi pemantauan hilal dilaksanakan di atap Kantor Bupati Malang di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen.
“Karena hilal ini tidak bisa dilihat dengan kasatmata maka pemantauannya menggunakan alat teleskop dari BMKG,’’ katanya.
Dia juga menjelaskan saat pemantauan nanti selain Forkopimda, pihaknya juga mengundang tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
“Jadi nanti sama-sama melihat. Begitu hilalnya terlihat maka besoknya puasa. Tapi jika tidak maka lusanya kita kita puasa, itu yang menggunakan mekanisme rukyatul hilal. Tapi kalau yang menggunakan hisab atau penghitungan mengawali puasa lebih dulu, juga tidak masalah. Sesuai dengan keyakinannya,’’ tambah Mustain.
Dia mengatakan tidak perlu masyarakat meributkan sesuatu perbedaan. Sebaliknya, umat muslim dikatakan Musta’in lebih mempersiapkan diri menjalankan ibadah puasa.
“Kita ini harus bersukur, karena masih dipertemukan dengan ramadan tahun ini. Itu sebabnya, marilah kita bersiap, dan memperbanyak ibadah selama bulan ramadan,’’ urainya.
(ira/jon)