Cerita Inspirasi dari Rumah Makan Rakyat (RMR) Malang (1)
Di tengah kehidupan multikultural di Kota Malang, ada sebuah tempat sederhana yang menjadi harapan bagi banyak orang. Yakni Rumah Makan Rakyat (RMR) Malang, terletak di Jalan Terusan Sulfat Nomor 15 B, Pandanwangi Kota Malang.
MALANG POSCO MEDIA-Ini bukan sekadar tempat makan biasa. Di balik piring-piring nasi hangat yang disajikan setiap pagi di luar ramadan, tersimpan cerita panjang tentang perjuangan, gotong royong, dan semangat berbagi yang tak pernah padam.
RMR Malang bermula dari inisiatif Dapur Umat, sebuah program sosial yang digagas oleh Pesantren Bisnis Indonesia (PBI) secara nasional. Salah satunya di Malang. Selain itu juga ada di Kota Batu.
Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020, Dapur Umat hadir sebagai solusi untuk membantu masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan. Di Malang, kegiatan tersebut dimulai dengan memasak dan mendistribusikan makanan ke rumah-rumah warga, masjid, dan panti asuhan. Meski skalanya masih kecil, dampaknya terasa cukup signifikan.
Budi Ardiansyah, salah satu relawan yang kini menjadi Dewan Syuro RMR Malang, mengenang kegiatan Dapur Umat terus berlanjut setiap bulan Ramadan.
“Waktu itu, saya dari komunitas X-Bank, komunitas mantan pegawai keuangan, menawarkan diri menjadi relawan distribusi. Saya membantu mengantarkan makanan ke masjid dan panti asuhan selama sebulan penuh,” ujar Ardi kepada Malang Posco Media, Rabu (19/3) kemarin.
Setelah satu bulan menjadi relawan, Ardi diajak diskusi oleh pengurus PBI. Mereka menyampaikan mimpi besar yakni memiliki rumah makan rakyat yang bisa beroperasi setiap hari, bukan hanya saat Ramadan.
“Kami ingin kegiatan sosial ini tidak berhenti setelah Lebaran. Tapi, kendalanya adalah lokasi. Saat itu, kami kesulitan menemukan tempat yang strategis dan terjangkau,” cerita Ardi.
Dari obrolan tersebut, tanpa ragu, Ardi menawarkan tempat usaha miliknya yang ada di Jalan Sulfat, Pandanwangi. “Alhamdulillah, mereka mau. Tempat ini sebelumnya saya gunakan untuk berjualan siang hingga malam, jadi pagi hari tidak terpakai. Akhirnya, pagi hari kami gunakan untuk kegiatan RMR,” ujarnya.
Kemudian, pada tahun 2022, RMR Malang resmi didirikan. Sekaligus RMR Cabang Batu. Kini, di tahun ketiga beroperasi, RMR Malang dan RMR Batu telah menjadi tempat yang ramai dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan.
RMR Malang waktu pertama launching hanya menyediakan 50 porsi makanan setiap harinya yang dimulai pukul 06.00 hingga 11.00 pagi.
“Waktu pertama launching, masih sedikit yang tahu. Kami bahkan harus mengajak orang- untuk makan di sini,” kenang Ardi.
Namun strategi pemasaran sederhana melalui WhatsApp dan media sosial membawa perubahan signifikan. “Alhamdulillah, di hari kedua, makanan habis sebelum pukul 09.00 pagi,” ujarnya.
Seiring waktu, RMR Malang semakin dikenal. Porsi makanan pun terus bertambah, dari 50 menjadi 75, lalu 100, dan kini mencapai 200 porsi per hari.
Yang menarik, RMR Malang tidak pernah libur. Setiap hari, tanpa terkecuali, mereka menyajikan makanan yang hangat dengan menu sederhana bagi siapa saja yang datang.
“Kami tidak membatasi pelanggan. Dari kalangan atas maupun bawah, semua kami sambut dengan hangat. Makan adalah kebutuhan semua orang,” kata Ardi. (hud/van/bersambung)